"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Sam mendorong Naura ke dalam kamar menutup pintu itu lalu menguncinya.
Naura tentunya panik ia tegang menoleh ke sana kemari, dan ini pertama kalinya bagi Naura memasukkan pria ke dalam kamar selain Arga dan kakaknya Novan. "Kau!? apa yang kau lakukan?." Kecam Naura dengan suara kecil.
Sam tak langsung menjawab ia memilih diam menatap lekat Naura, menikmati raut wajah tegang itu akan takut ketahuan. "Kau panik?."
"Bukan panik lagi kamu tiba-tiba mendorong masuk ke kamarku bagaimana jik....
"Shuuuuutt!.."
Telunjuk Sam menempel pada bibir Naura menghentikan ucapan wanita cantik itu. "Ini tidak seperti dirimu yang pemberani."
Naura menatap tajam Sam. "Ya karena ini rumahku!."
"Aku masuk saja kau sudah panik apalagi nanti di Singapura." Sengaja Sam dengan senyum meremehkan.
Melihat itu Naura tak terima. "Jangan membuatku kesal jika aku mau melakukannya sekarang akan ku lakukan, hanya saja bukan waktunya, katakan kenapa kau menemuiku?." To the point Naura.
"Hanya ingin bertemu denganmu."
"Itu saja? kita tidak harus bertemu karena nanti di Singapura juga menghabiskan malam, jika tidak ada lagi cepat keluar aku takut papa melihatnya." Timpal Naura.
"Setelah menghabiskan malam?."
"Ya sudah, kesepakatan kita akan berakhir dan aku sangat berharap nanti Tuhan langsung memberikan kepercayaan kepadaku." Balas Naura yang tidak mau gagal dan harus mengulang kembali adegan ranjang.
"Jika kau mengandung anakku berhasil, bagaimana dengan reaksi keluarga kalau melihatnya?." Timpal Sam sengaja.
"Ini urusanku dan aku bisa mengatasinya kau tak usah ikut campur." Balas Naura.
Samuel tersenyum sekilas mendengar jawaban wanita cantik di hadapannya itu. "Dia juga anakku kau berniat memisahkan ayah dengan buah hatinya?."
"Maka karena itu aku sudah menyiapkan uang banyak untuk membeli jasamu agar tidak ada pihak yang dirugikan, uang itu sangat cukup menggantikan anak untuk diserahkan kepadaku. Sudah selesai bukan?." Timpal Naura.
Samuel tak habis pikir dengan jawaban Naura. "Jika aku tak setuju dan menginginkan anak itu juga bagaimana?."
Kali ini Naura terdiam ia mencoba mencerna ucapan yang keluar dari bibir Sam.
Sam tersenyum melihat raut wajah Naura yang tampak kebingungan, tatapan matanya tertuju pada bibir ranum yang tampak lembut dan menggoda itu. "Sebelum aku keluar apa ada lagi sesuatu yang ingin kau katakan?." Tanya Sam dengan tangannya yang mengunci tubuh Naura pada dinding.
"Tidak ada cepatlah keluar!." Balas Naura ia menengadah memberanikan diri membalas tatapan Sam.
Getaran yang tak pernah Naura alami sebelumnya muncul saat manik mereka bertemu. "Mata itu ada apa dengan matanya? apa dia menggunakan pelet untuk mempermainkan ku?." Batin Naura yang tak bisa lepas.
"Naura...." Lirih Sam dengan tangannya yang perlahan melepas kacamata bulat yang dikenakan gadis itu. "Bukan hanya sekedar kesepakatan yang ku inginkan, kau harus tanggung jawab dengan apa yang ku alami pada diriku saat ini. Maka dari itulah aku tidak akan pernah melepaskan mu apalagi membiarkanmu membawa pergi keturunanku."
Naura terdiam.
Samuel tersenyum ia mendekatkan jarak diantara keduanya mendekati telinga Naura lalu berbisik. "Mana dirimu yang pemberani itu kenapa tidak seperti biasanya? apa aku berhasil mengetuk hatimu?." Sengaja Sam memancing.
"No!." Potong Naura.
Wangi tubuh Naura membuat Sam kesusahan bertahan untuk tak menyentuhnya. "Sial! apa aku akan kuat menahan ini? tidak, ini bukan tujuanku." Batin Sam.
Setelah selesai berbisik Sam kembali menatap Naura yang juga menatapnya, canggung yang dirasakan Naura saat ini namun hatinya mengklaim jika Sam menggunakan guna-guna sehingga hatinya terpikat.
"Tadinya aku kesini untuk melakukan adegan ranjang, namun karena sebentar lagi si bibi datang aku harus keluar." Ujar Sam seraya memiringkan wajahnya.
Cup!...
Mata indah Naura terbelalak saat pipinya dikecup dengan lembut cukup lama oleh Sam, setelahnya tanpa berucap Sam keluar dari kamar Naura membiarkan wanita itu berdiri terdiam mematung tanpa gerak.
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.