Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15: Makan di rumah mommy
"Zio...jangan begitu nak, Nona Emma baru saja pulang kerja. Ia pasti kelelahan," ucap Camala merasa tidak enak hati.
"Baik nanny.." jawab Fazio turun dari pangkuan Emma. Namun Emma menahannya.
"Biarkan saja Bibi, aku tidak capek-capek banget kok," ucap Emma menahan Zio agar tidak turun dari pangkuannya. Meskipun sebenarnya hari ini dia cukup lelah, tapi untuk Zio, rasa lelahnya ia hilangkan.
"Apa mommy haus? Zio akan ambilkan minum untuk mommy," ujar Fazio tulus menatap Emma.
"Tidak perlu sayang...," balas Emma memeluk Zio dan mengecup puncak kepalanya. Ia sangat senang dengan Zio yang perhatian padanya.
"Hmmmm.....ada yang udah jadi mommy nih, tapi gak bilang-bilang....sejak kapan hmmm.?" tanya Stella menggoda Emma. Sebenarnya Stella sudah tau ceritanya dari Camala. Tapi ia ingin menggoda sahabatnya itu. Stella sebelumnya terkejut saat Camala beserta suaminya dan Zio datang kerumah mereka dan Zio langsung mencari mommy nya.
"Apaan sih Stell..." ujar Emma merona.
"Aku akan siapkan makan malam dulu, Zio pasti udah lapar," ujar Emma mengalihkan pembicaraan.
"Tidak perlu nak.., kami makan di rumah saja," ujar Ramiro suami Camala.
"Iya nak, tidak usah repot-repot," lanjut Camala.
"Tapi Zio mau makan malam disini Bibi Camala," ujar Fazio.
"Bibi, lagi pula sebentar lagi udah mau malam, kita makan disini saja. Bibi dan Paman tidak perlu sungkan. Anggap saja ini rumah sendiri," timpal Stella.
"Stella benar Bibi, kalau begitu aku ke dapur dulu untuk menyiapkan makan malam kita" ujar Emma.
"Sayang..kamu sama Bibi Camala dulu ya, mommy mau memasak makan malam untuk kita," ucap Emma. Fazio lalu mengangguk dan turun dari pangkuan Emma.
"Apa perlu Bibi bantu nak?" tanya Camala.
"Tidak perlu Bibi, kalian disini saja menemani Zio. Biar Stella saja yang membantu ku," ucap Emma dibalas anggukan oleh Camala. Emma dan Stella lalu pergi ke dapur.
Setelah makan malam selesai, Camala dan suaminya pamit pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"Mommy...Zio pulang dulu ya..." ucap Fazio.
"Iya sayang....besok di sekolah belajar yang baik ya," ujar Emma mengecup kepala Fazio.
"Bye aunty Stella," ujar Fazio melambaikan tangannya. Mereka kemudian pergi.
Tak lama kemudian mereka akhirnya sampai di rumah. Fazio masuk ke dalam rumah dengan wajah cerianya dan melihat kedua kakaknya sedang makan malam ditemani oleh pelayan.
"Zio...kamu darimana saja..." tanya Leoncio sembari mengunyah makanannya. Zio tidak membalas pertanyaan Leon malah naik ke atas kursi dibantu oleh pelayan.
"Tuan muda mau makan apa?" tanya pelayan.
"Zio udah makan bik. Tanya saja pada Bibi Camala kalau tidak percaya" jawab Zio saat melihat wajah tidak percaya pelayan tersebut.
"Kamu makan dimana? kamu bohong kan? ayo makan dulu," ujar Lucio peduli pada adiknya. Pasalnya adiknya itu agak susah diajak makan.
"Zio gak bohong kak, Zio udah makan di rumah mommy," ucap Zio membuat Leon dan Lucio terkejut mendengar kata mommy. Bukankah mereka tidak punya mommy lagi? kenapa Zio bisa berkata seperti itu. Apa mungkin daddy mereka punya pacar dan hanya mengenalkannya pada Zio saja. Pertanyaan pertanyaan itu terlintas dipikiran Leoncio dan Lucio.
"Apa daddy punya kekasih baru dan menyuruhmu untuk memanggilnya mommy," tanya Leon penasaran. Fazio menggelengkan kepalanya.
"Dia bukan pacar daddy, Zio bertemu dengan mommy di mall minggu lalu," jawab Fazio.
"Zio...kamu jangan terlalu mudah percaya dengan orang lain. Kakak yakin dia pasti memanfaatkanmu saja. Kakak tidak mau kamu dekat-dekat dengannya lagi," ujar Leon tegas pada adiknya itu. Banyak wanita yang selalu mendekati daddy mereka karena uang. Di depan daddynya para wanita itu akan berlagak baik pada mereka. Namun nyatanya itu hanya oura-pura saja. Ia takut terjadi sesuatu dengan adiknya. Bagaimana kalau Zio hanya dimanfaatkan saja untuk mendapatkan daddy mereka.
"Tapi mommy Emma orang baik. Pokoknya mommy Emma itu mommy Zio," ujar Zio kesal turun dari kursi dan memanggil Camala untuk menemaninya tidur.
"Aku sudah selesai. Leon main game yuk. Kali ini aku akan mengalahkan mu," ujar Lucio mengajak Leon.
"Bisa tidak memanggilku kakak, aku lahir lebih dulu dari mu," gerutu Leoncio.
"Hei...hanya menit saja. Bukan beda hari tau," pungkas Lucio. Keduanya lalu berjalan menuju ruang bermain.
buat author semangat nulis nya