GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
Gavin mengecup tepat di bibir ranum Redyna, yang berhasil membuat sang empu nya langsung bertemu merah. Redyna melihat ke sekeliling untuk memastikan apa yang dilakukan oleh suami nya dilihat orang lain atau tidak.
kemudian Redyna menghela nafas lega saat tidak ada para tamu undangan yang tengah memperhatikan mereka berdua.
"Mas malu ih!" ujar Redyna pelan bahkan hampir berbisik,tapi Gavin masih dapat mendengar nya.
"Nggak apa-apa,kamu 'kan istri mas,"ucap Gavin dengan tersenyum tipis. Ingat pria itu akan kembali pada mode dimana Redyna mengenal nya untuk pertama kali jika sedang berada dihadapan banyak orang.
Redyna memberengut mendengar nya, tangan nya memukul pelan dada Gavin." Tapi kan tetap aja mas, untung aja nggak ada yang lihat."
Bukan nya membalas, Gavin malah menatap Redyna dalam dan tanpa ekspresi yang membuat istrinya itu kembali salah tingkah sekaligus merinding dengan tatapan yang Gavin berikan.
"Kenapa?" tanya Redyna yang sudah jengah ditatap oleh Gavin seperti itu.
Tidak tahukah Gavin, jika Redyna harus segera mengistirahatkan tubuh nya yang lelah dan pegal ini pada kasur empuk?
Tadi Gavin menyuruh nya untuk beristirahat lebih dulu, tapi kini ia malah ditahan oleh suami nya, sebenarnya apa mau nya Gavin?
Dilihat nya Gavin menggeleng kan kepala seraya berkata," kamu istirahat aja, nggak usah nungguin mas." Redyna mengangguk, lalu pergi meninggalkan Gavin yang kini mendekati kolega bisnis nya dan mengajak mereka berbincang-bincang. Mungkin tepatnya, Gavin hanya ingin berbasa-basi.
Redyna telah sampai disalah satu kamar hotel yang akan ditempati nya dengan Gavin untuk malam ini. Saat membuka pintu kamar, Redyna dibuat takjub dengan dekorasi kamar yang indah itu, tampak mewah dan romantis, melebihi kamar pengantin pada umumnya.
Jelas saja dekorasi kamar nya terlihat lebih mewah dari yang lain, yang punya hotel nya saja suami nya.
Redyna mulai membuka gaun yang kini dipakai nya, untung saja gaun nya mudah dibuka, coba kalau tidak, siapa nanti yang akan membantu nya? Bahkan dikamar ini pun hanya dirinya seorang.
Setelah gaun nya selesai dibuka, kini Redyna berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, dan sedikit membutuhkan berendam di air hangat.
Lima belas menit kemudian Redyna keluar dengan memakai baju tidur lengkap. Berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambut nya dengan hairdryer, setelah itu Redyna langsung merebahkan tubuhnya di ranjang dan perlahan matanya mulai tertutup menyambut alam mimpi.
Ceklek
Gavin memasuki kamar dengan wajah lelah. Tadi setelah iya berbincang-bincang sedikit dengan kolega bisnis nya, Gavin langsung memutuskan untuk menyusul sang istri, lagi pula kini yang tersisa hanya keluarga besarnya saja, jadi tidak masalah bukan jika ditinggal begitu saja?
Saat melihat istri nya sudah tertidur dengan nyenyak nya, Gavin tersenyum kemudian berjalan mendekati Redyna, dikecup nya surai hitam milik sang istri, lalu mengelus dengan sayang. Setelah itu Gavin beranjak menuju kamar mandi.
Tidak butuh waktu lama, kini Gavin tampak lebih segar hanya dengan memakai celana piyamanya saja. Kebiasaan Gavin ketika ingin tidur selalu bertelanjang d**a, untung tidak telanjang bulat, bisa gawat nantinya.
Gavin mulai merebahkan tubuhnya disamping istri kecil nya, membalikkan tubuh Redyna agar menghadap nya yang sebelumnya membelakangi nya itu. Menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik sang istri, lalu Gavin mulai menelusuri wajah itu.
Pandangan nya berhenti tepat pada bibir ranum merah alami yang begitu membuat nya candu. Perlahan pria itu mengikis jarak antara dirinya dan Redyna, kini bibir Gavin tepat menempel diatas bibir Redyna yang terkatup rapat.
Setelah lama hanya menempel, Gavin mulai menggerakkan bibirnya, melumat bibir Redyna lembut
cukup lama Gavin melakukan nya, akhirnya ia memilih untuk menyudahi saja, walaupun belum merasa puas. Gavin sadar bahwa istri nya butuh istirahat yang cukup, setelah tadi meladeni para tamu yang tidak ada habisnya.
Hari ini kamu selamat sayang. Tapi nggak untuk besok, batin Gavin dengan seringai mesum nya menatap Redyna.
"Semoga mimpi indah, sayang." Bisik Gavin dengan mengecup bibir Redyna kembali, lalu merengkuh istrinya posesif dan ikut memejamkan matanya.
.
.
.
.
Selamat membaca dan semoga suka...