Kinan harus menerima pinangan dari lelaki yang tidak ia cintai begitu pula sebaliknya, perjodohan yang ia terima dengan maksud untuk menghindar dari sasaran cinta brutal dari seorang pemuda yang ternyata putra seorang konglomerat.
Bisa kah Kinan memilih salah satu pria di antara mereka, tunangan yang kini menginginkankelanjutan hubungannya menjadi pernikahan sah atau pemuda yang telah mencintainya tanpa syarat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu odah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Syarat
Anto tersenyum penuh arti, ia tahu bagai mana Arkhan begitu gila menyukai Kinan bahkan ia rela menyembunyikan identitasnya hanya demi menjaga perasaan gadis yang di sukainya tapi Anto tahu bahwa Arkhan tak ada di hati Kinan.
"Tapi saya rasa dugaan anda salah Tuan."
"Apa maksudmu?"
"Entahlah ..tapi saya rasa Nyonya Kinan tidak memiliki hati pada Tuan Arkhan, dari sirat matanya, Nyonya Kinan tak memikiki pria yang istimewa di hatinya, jika Tuan tidak percaya maka cobalah kau pertemukan Tuan arkhan dan Nyonya Kinan, di sana kau akan tahu siapa pemilik hati istrimu itu"
Ares menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, apakah ucapan Alfin bisa ia percaya, beberapa hari lagi Kinan akan mulai kembali mengajar, seperti permintaanya yang ingin tetap menjadi seorang guru tapi hatinya merasa berat untuk melepasnya kembali ke kampung halamannya, meski Kinan pasti bersedia untuk menempuh jarak pulang pergi.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul lima sore, Ares pun pulang dengan perasaan yang mengganjal di hatinya,ucapan Alfin alias Anto benar-benar merasuk ke dalam otak dan hatinya.
"Baru pulang kau Mas..?"sapa Kinan sambil meraih jas dan melepas dasi Ares.
"Hmm ada banyak agenda hari ini, tubuhku sangat lelah."
"Aku buatkan minuman hangat agar merilex kan fikiranmu."
Ares mengangguk dan menyandarkan tubuhnya di sofa.
"Minumlah Mas..selagi hangat."
Ares meneguk minuman hangat yang baru pertama ia minum tersebut.
"Apa ini Kin?"tanyanya dengan lidah menjulur dengan bibir menyeringai.
"Ha ha ha...kau kucu sekali Mas, ini teh hangat yang aku campur dengan daun aroma therapy yang aku bawa dari rumah, dan biasa aku minum saat aku merasa lelah, nanti tubuhmu akan hangat dan bagus di tenggorokan."
"Ahhk ..aku tak terlalu menyukainya, maaf."
"Tak apa Mas, mungkin belum terbiasa."
"Ehm Kin...ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."
"Apa itu Mas?."
"Apa benar kau ingin kembali mengajar?"
Kinan mengangguk pasti, meski ia sudah menjadi istri Ares tapi ia selalu merasa kesepian jika tinggal di apartement, ia ingin mengisi kesibukan hari-harinya dengan sedikit menghasilkan uang, meski bersuamikan Ares, seorang CEO muda dan berprestasi, banyak bisnis tersebar di kota-kota Besar tapi Kinan tak mau menjadi seorang istri yang hanya mengandalkan uang pemberian suami, karena ada ibu dan dua adiknya yang juga masih membutuhkan uluran tangannya.
"Ehm sebenarnya tidak harus mengajar si Mas, aku hanya ingin mengisi waktu luangku, dan ada sedikit pemasukan untuk aku beri pada adik-adiku untuk uang saku sekolah."
"Uang saku adik mu?" tanya Ares bingung, setahu dia ..selama ini ia memberi kartu kredit yang bisa Kinan pakai untuk apapun keperluannya, dan Ares tak pernah membatasinya, tapi kenapa sekarang ia masih memikirkan untuk bekerja agar menghasilkan uang lebih untuk di berikan pada adik-adiknya.
"Apa uang di kartu kredit dariku masih belum cukup?" sambung Ares.
"Ehm bukan begitu Mas..aku hanya tak enak saja kalau harus memakai uang darimu untuk kepentingan keluargaku juga."
"Kinan sayang ...aku memberi kartu itu sepenuhnya untuk kebutuhanmu, terserah kau mau gunakan untuk apa aku tak mau tahu, dan sudah ku bilang juga kalau masih kurang katakan padaku maka akan aku kirim berapapun yang kau minta, kau tak perlu harus mencari tambahan lain di luar sana..."Ares meraih dagu Kinan dan menatap intens netra bening sang istri.
"M maaf Mas...aku hanya tak ingin berdiam diri.."cicit Kinan gugup, sungguh ia tak bisa menatap wajah tampan Ares, perasaan yang entah sejak kapan mendiami hatinya hingga selalu berdebar jika suaminya terus menatapnya.
"Eehm bagaimana kalau kau ikut bekerja di perusahaanku....?"
"Ah tidak Mas...aku tak bisa."
"Hanya menge cek data lapangan dan meng inputnya ke komputer, itu saja...nanti aku ajari? Oke?"
"Tapi ...apa aku mampu Mas?"
"Pasti ...kau adalah seorang pengajar dan aku tahu kau pasti mudah menguasai ilmu ekonomi jika kau pelajari dahulu dan aku yang akan mengajarimu, bagaimana..."desak Ares, ia harus bisa membujuk Kinan demi agar ia tak kembali ke desanya.
"T tapi dengan satu syarat..."
"Apapun itu aku setuju, katakan apa syaratnya?"
"Jika kita di kantor maka jangan katakan kalau aku adalah istrimu."
🤭
berdoa saja smg author berbaik hati sama mereka,semangat ares untuk mendapatkan hati kinan