Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-34
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Gimana Leon?". Tanya Alvaro tak sabar "Apa Aluna baik-baik aja? Apa terjadi sesuatu yang bahaya sama Aluna?". Cecar Alvaro. Dia panik dan juga khawatir.
Leon tersenyum. Dia merasa gemes melihat wajah Alvaro. Terlihat sekali jika Alvaro begitu mencintai Aluna. Dari caranya. Dari sikapnya. Dari semua yang Alvaro lakukan untuk Aluna.
"Aluna baik-baik aja kok. Asam lambung nya kambuh dan dia juga gak bisa dingin".
Kening Alvaro berkerut heran "Bukannya Aluna hobby makan? Dia juga gak pernah telat makan, kenapa bisa ada Asam lambung?". Tanya Alvaro heran dan tak habis pikir. Jika gadis penyewa itu menderita asam lambung.
"Kamu liat sendiri kan Aluna makannya gimana? Dia tuhh gak boleh makan yang pedas-pedas, yang asam dan yang dingin-dingin. Tapi dia malah hantam aja semua makanan". Leon geleng-geleng kepala jika mengingat Aluna makan "Aku akan resepkan obat untuk Aluna. Hari ini dia udah boleh pulang". Timpal Leon.
"Rawat aja dia. Sampai benar-benar sembuh. Aku gak mau dia kambuh lagi". Imbuh Alvaro.
"Tapi...........".
"Siapkan ruang VVIP untuk Aluna. Biarin dia disini sampai sembuh, biar jadi pelajaran dia agar gak makan sembarangan". Omel Alvaro kesal. Dia tidak habis pikir, Aluna gadis yang kuat makan. Makan saja seperti orang kelaparan yang sesak dihutan dan kenapa bisa asam lambungnya kambuh?
Leon tersenyum lucu. Dia tidak bisa membantah dan hanya mengikuti saja perintah Alvaro.
"Iya. Ntar aku siapin ruang VVIP untuk Aluna". Ujar Leon "Ayo kita liat dia, mungkin dia udah sadar".
Mereka berdua keluar dari ruangan Leon dan pergi keruangan Aluna. Dia masih diruang Pemeriksaan UGD.
Alvaro dan Leon masuk kedalam. Tampak Aluna masih memejamkan matanya dengan setia. Entah gadis itu pingsan atau tidur. Maklum selain hobby makan gadis itu juga jagonya jika masalah tidur.
Alvaro berjalan pelan dan mendekati gadis itu. Tak peduli dengan bajunya yang sedikit basah akibat air hujan. Dia tersenyum simpul menatap wajah Aluna, meski pucat gadis ini tetap saja cantik.
"Cepat halalin biar bisa liat sepuasnya". Goda Leon terkekeh.
Leon salut pada Aluna yang bisa mencairkan gunung es itu. Leon tidak tahu saja jika Aluna dan Alvaro hanya pura-pura pacaran.
"Hooaaaammmmmmm".
Aluna menguap sambil meretak-retakkan tangannya.
Alvaro dan Leon saling melihat heran. Apa tadi Aluna memang tidur?.
"Aduhh, enakkk bangett". Gumam gadis itu sambil memijit-mijit tangannya dia belum sadar ada dua pria yang menatapnya penuh tanda tanya.
"Na".
"Lun".
Aluna mengangkat pandangan "Astaga, Bapak. Kak Leon. Bikin aku pengen lompat dehhh". Gerutu Aluna mengelus dadanya.
"Kamu tidur Lun?". Tanya Leon heran.
"Ehem, iya Kak capek banget. Hujan tadi". Jawab Aluna tanpa dosa.
Nafas Alvaro memburu. Rasanya emosinya sudah sampai ke ubun-ubun. Jangan bilang jika tadi Aluna tidak pingsan dan hanya tidur saja. Jika sampai benar-benar itu, Alvaro akan mengigit Aluna dengan gemes karena sudah dibuat panik oleh gadis itu.
"Kamu ya...........".
"Stttt. Diem Pak. Tadi saya beneran pingsan kok. Cuma sekalian tidur aja hehehe". Ujar Aluna.
Leon menggeleng tak percaya. Aluna benar-benar jahil luar biasa.
"Kamu tahu gak saya dari tadi panik banget liat wajah kamu itu? Masih sempat-sempatnya kamu bercanda". Alvaro menggeleng tak habis pikir.
"Cieeeeee yang panik. Udah mulai jatuh cinta ya Pak sama si Gadis Penyewa ini?". Goda Aluna sambil tersenyum mengejek.
"Kamu............".
Alvaro meremes tangannya didepan Aluna saking gemes dan kesalnya dengan gadis tersebut. Ingin dia masukkan Aluna kedalam perutnya, biar tahu rasa gadis ini.
"Aluna".
Yura dan Mira berhambur masuk. Kedua gadis itu tampak panik ketika mendengar Aluna pingsan dan dibawa kerumah sakit. Dibelakang nya ada Rayyan, Bayu dan juga Yandi yang ikut panik.
"Lun, elu baik-baik aja kan? Dimana yang sakit? Bilang sama gue Lun, guee khawatir banget". Cecar Yura memeriksa tubuh Aluna
"Iya Lun dimana yang sakit? Elu sih udah tahu gak bisa kena hujan masih aja main hujan". Omel Mira.
"Na, masih sakit. Ayo bilang sama Kakak". Timpal Rayyan juga panik. Dia bahkan meneliti bagian tubuh Aluna.
"Iya Dek". Sambung Bayu dan Yandi bersamaan.
Aluna tersenyum hangat melihat kekhawatiran diwajah para sahabat nya. Ternyata banyak juga yang peduli padanya.
"Di sini". Aluna menujuk perutnya
"Lun".
"Na".
Mereka semua berhambur mendekati ranjang Aluna. Termasuk Alvaro dan Leon.
"Mana yang sakit? Katakan padaku sayang". Alvaro benar-benar khawatir. Meski tadi dibuat kesal namun melihat Aluna sakit dia tidak bisa menyembunyikan perasaan nya.
"Ha-ha-ha". Tawa Aluna pecah.
Mereka semua tercenggang heran. Kenapa Aluna malah tertawa.
"Kenapa elu tertawa dodol". Yura menoyor kening Aluna gemes "Kita lagi panik, elu malah berubah jadi Kunti". Omel Yura.
"Iya Lun. Elu kebangetan banget sihhh". Sambung Mira geleng-geleng kepala.
"Perut gueee tuhh lapar. Elu semua tahu kan kalau guee lapar itu konsentrasi gue hilang". Sahut Aluna santai.
Alvaro mengendus kesal. Aluna ini benar-benar harus dikasih pelajaran, walau dia sudah lulus kuliah.
"Kamu ini..........". Alvaro mengelitik pinggang Aluna.
"Haha. Pak geli Pak. Geli. Ampun Baginda Raja ampun, hahaha".
Aluna dan Alvaro tertawa berdua. Sedangkan yang lain hanya menyaksikan saja.
.
.
.
.
Aluna dipindahkan ke ruang VVIP. Meski gadis itu mengomel panjang lebar tapi Alvaro sama sekali tak peduli. Aluna harus dirawat sampai benar-benar sembuh. Alvaro tidak mau jika Aluna sakit lagi. Jantungnya bisa bermasalah melihat Aluna seperti tadi.
Sonny memesan makanan untuk mereka. Karena seperti kata Aluna dia belum makan. Yang lain juga ikut sesuai perintah Aluna, termasuk Leon dan Rayyan.
"Kamu gak boleh makan ini". Alvaro mengambil seefood yang dipesan Sonny.
"Yahhh Pak.....". Aluna tidak sempat protes.
"Yang ini gak boleh. Ini juga gak boleh karena terlalu manis. Ini pedas. Ini kayaknya asam. Jangan minum es, bahaya".
"Pak, kenapa gak semua nya aja dilarang makan". Protes Aluna.
"Gak usah protes. Buka mulut kamu". Sergah Alvaro.
"Saya bisa makan sendiri Pak". Tolak Aluna.
"Ohhh kamu mau pakai cara lain?". Alvaro tersenyum devil sambil menaik turunkan alisnya.
Aluna yang tahu secepatnya menurut.
"Iya Pak. Cepat suapin saya". Ucap Aluna gugup. Jangan sampai Supir Taksi Online ini melakukan hal yang macam-macam padanya.
Rayyan hanya makan dalam diam. Hatinya panas. Rayyan bisa melihat hatinya yang runtuh dan hancur. Begitulah rasanya patah hati?
Mira dan Yura hanya saling melihat. Sejauh ini mereka yakin jika Alvaro benar-benar sudah jatuh cinta pada Aluna. Hanya tinggal Aluna nya saja lagi yang bagaimana.
Bayu dan Yandi juga menampilkan wajah tak suka nya. Mereka berdua tidak suka pada Alvaro.
Sedangkan Leon tersenyum gemes melihat dua pasangan itu. Dia jadi rindu kekasih nya saat melihat Aluna dan Alvaro.
Bersambung.......