Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~13
"Ibu, ada mbak Santi." Keanu nampak ketakutan saat pengasuhnya itu sedang mencarinya.
"Keanu diam dulu ya ibu pakai ini sebentar." Kirana nampak mengambil sebuah krim yang terlihat lengket dan pekat hasil racikannya sendiri, lantas dengan cekatan ia mengoles ke seluruh wajahnya. Beruntung sekali ia memiliki wajah yang tak sensitif hingga tak meninggalkan efek setelahnya.
"Mbak Ira? astaga kemana sih pembantu satu ini ?" teriak Santi lagi dengan tak sabar, namun Kirana sengaja tak membuka pintunya sampai gadis itu merasa bosan dan pergi.
Beberapa saat kemudian tak terdengar lagi suara pengasuh putranya tersebut, kemudian Kirana segera membuka pintunya dengan perlahan lantas mengintip keadaan di luar. Setelah memastikan tak ada siapapun Kirana segera memanggil sang putra.
"Sayang, cepat keluar dan langsung pergi ke kamar ya." ucap Kirana yang langsung di angguki oleh putranya tersebut, bocah kecil itu nampak memeluk wanita itu sejenak setelah itu segera berlalu keluar.
"Maafkan ibu, Nak." gumam Kirana saat tak mampu mengatakan pada semua orang tentang kebenarannya, tapi ia bersyukur putranya mau menerimanya tanpa ada protes sedikit pun.
"Bagus ya jam segini tidur di panggil tidak dengar." cibir Santi tiba-tiba, gadis itu terlihat kecapean setelah berkeliling rumah mencari Keanu.
"Aku nggak tidur Santi, aku lagi di kamar mandi tadi." sahut Kirana beralasan, beruntung kamar pembantu di sana mendapatkan fasilitas kamar mandi di dalam hingga membuatnya memiliki alasan.
"Ck, kamu mau mandi berkali-kali juga tidak akan membuatmu putih." cibir Santi dengan nada hinaan.
"Iya aku tahu itu, aku sakit perut tadi." tukas Kirana tanpa merasa sakit hati dengan perkataan gadis itu.
"Mbak Ira melihat Keanu tidak, dari tadi aku mencarinya ?" tanya Santi kemudian.
"Aku tidak tahu Den Keanu di mana, memang kamu kemana saja sampai tak tahu keberadaannya ?" tanya balik Kirana dengan nada curiga dan itu membuat Santi langsung sewot.
"Bu-bukan urusan Mbak Ira, aku mau kemana pun." sungutnya lalu bergegas pergi dari sana.
"Santi-Santi, kamu pikir aku tidak tahu kamu habis teleponan sama pacarmu sampai melalaikan tugasmu menjaga Keanu." gumam Kirana, tapi menurutmu itu lebih baik agar waktunya dengan sang putra lebih banyak jika pengasuhnya itu sibuk pacaran.
Sementara itu di tempat lain Alexa yang baru turun dari mobilnya nampak melangkah dengan angkuh masuk ke dalam gedung perkantoran milik Kendra yang mungkin sebentar lagi akan menjadi miliknya juga.
Keluarganya bukanlah keluarga kekurangan, bahkan keluarganya juga cukup kaya namun ia yang terlahir sebagai anak perempuan tentu saja hanya akan mendapatkan sebagian kecil harta orang tuanya nanti. Jadi ia harus mencari suami kaya raya agar hidupnya kelak akan terjamin.
"Tunggu !!" Alexa nampak menghentikan langkahnya saat melihat beberapa karyawan tak jauh darinya itu hanya melewatinya tanpa mau menyapa.
"Kalian tidak tahu siapa saya ?" ucap Alexa lagi, ia tersinggung karena merasa di abaikan oleh mereka.
"Saya adalah calon tunangan CEO kalian dan akhir bulan ini kami akan bertunangan." ungkapnya seraya menunjukkan sebuah kartu undangan pertunangan mereka.
"Maafkan kami mbak tadi kami terburu-buru." ucap salah satu dari mereka.
"Mbak-mbak, kamu pikir aku pembantumu ?" sungut Alexa murka.
"Lihat saja nanti setelah aku menjadi istri Kendra ku pastikan kalian akan di pecat dari sini." tegas Alexa lantas segera melangkah menuju lift.
"Bagaimana ini ?" ucap salah satu dari beberapa karyawan tersebut setelah Alexa pergi.
"Tenang saja pak Kendra tidak akan memecat kita, meskipun beliau sangat tegas tapi ku rasa beliau orang yang adil." terang yang lainnya.
"Aku tidak menyangka pak Kendra dan bu Kirana telah berpisah padahal bu Kirana baik sekali."
"Benar, padahal pak Kendra sangat mencintai bu Kirana. Mereka adalah pasangan yang sangat romantis, aku selalu meleleh saat melihat pandangan pak Kendra yang penuh cinta pada bu Kirana. Kita-kita seperti sedang mengontrak saja di bumi ini."
"Iya benar, namun sayangnya bu Kirana selingkuh."
Beberapa karyawan tersebut nampak asyik membicarakan atasannya itu dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedari tadi mengawasinya.
"Jika kalian mau makan siang, segera pergi sebelum waktunya habis." tegur seorang pria yang langsung membuat beberapa karyawan tersebut menoleh ke sumber suara.
"Pak Dimas." ucap mereka salah tingkah saat melihat asisten CEOnya tersebut, kemudian mereka segera berlalu pergi dari.
Pria bernama Dimas itu hanya bisa menghela napas panjangnya, sebenarnya pria itu juga seperti mereka. Kurang suka pada hubungan CEOnya dengan kekasihnya itu, wanita itu benar-benar matre dan sangat sombong berbeda sekali dengan mantan nyonyanya yang sangat baik.
Dimas yang selalu mengurusi apapun yang di minta oleh wanita itu tentu saja sangat tahu jika kekasih bosnya itu sangat matre, entah apa yang ada di pikiran CEOnya itu hingga menerima wanita seperti itu.
Apa karena cinta? Dimas kira tidak, CEOnya itu memiliki bahasa cinta berupa sentuhan. Pria itu takkan pernah melepaskan sedikit pun wanitanya dari sisihnya bahkan di tempat umum sekali pun.
Namun sudah satu tahun menjalin hubungan dengan wanita itu Dimas tak pernah sedikitpun melihat mereka bermesraan.
"Sayang, lihat aku bawa apa !!" ucap Alexa setelah membuka pintu ruangan Kendra.
"Segera suruh ke ruangan saya !!" perintah Kendra lantas mematikan panggilannya, entah pria itu sedang menghubungi siapa.
"Memang kamu bawa apa ?" tanya Kendra kemudian seraya menatap ke arah kekasihnya tersebut.
"Undangan pertunangan kita." Alexa langsung menunjukkan sebuah undangan berwarna keemasan yang terlihat sangat mewah itu.
"Kamu tidak memiliki waktu untuk membuat foto jadi aku mengeditnya saja." terang wanita itu lagi seraya menunjukkan foto mereka yang terlihat sedang berpelukan mesra, meskipun hanya editan tapi terlihat seperti aslinya.
Kendra nampak menghela napasnya sejenak, kemudian meletakkan kembali undangan tersebut di atas meja.
"Kamu tidak suka ?" tanya Alexa saat melihat wajah datar pria itu.
"Bagus." Kendra mengangguk kecil.
"Tapi aku sangat sibuk Lexa, jadi sebaiknya kamu pulang." ucap Kendra yang kembali memeriksa tumpukan berkas di hadapannya tersebut.
"Kamu kerja terus kapan ada waktu untukku ?" Alexa nampak cemberut lalu mengambil berkas di tangan Kendra dan wanita itu tiba-tiba menghempaskan bobot tubuhnya di pangkuan pria itu.
"Lexa, apa yang kamu lakukan ?" Kendra nampak terkejut dengan tingkah wanita itu.
"Kamu bisa memeriksa berkas itu sambil memangku ku kan ?" Alexa nampak enggan beranjak, kapan lagi ia bisa menggoda pria dingin dan datar itu. Untung saja kaya jika tidak mungkin kesabaran wanita itu sudah habis.
Tak berapa lama terdengar pintu di ketuk dari luar dan detik selanjutnya langsung di buka. "Pak, saya membawakan berkas-berkas anda yang ketinggalan di rumah." ucap Kirana seraya membawa tumpukan berkas di tangannya tersebut.