Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#7
"Phoenix ... Kapan kau akan kembali ke Inggris?" tanya Galy - sang mommy.
"Dalam minggu ini," jawab Phoenix.
"Kau tak ingin pindah kuliah di sini?" tanya Rey - ayah Phoenix.
"Tidak, Dad. Aku melanjutkannya sampai aku lulus gelar masterku. Aku malas jika harus mengurus kepindahanku. Aku di sana saja bersama kak Thea dan kak Jared," jawab Phoenix.
"Thea dan Jared jarang menetap lama di suatu tempat meskipun kalian sama-sama di Inggris. Tak ada yang menjagamu di sana. Jika kau di sini ada Damon yang bisa mengawasimu dan menjagamu," ucap Galy.
"Mom ... Come on ... Aku bukan anak kecil lagi," jawab Phoenix dengan wajah cueknya seperti biasa.
"Kau terlalu cuek dengan dirimu sendiri, Phoenix. Mommy harus selalu meneleponmu hanya untuk mengingatkanmu makan," kata Galy.
"Mom, please. Aku sudah 20 tahun dan bisa menjaga diriku sendiri," ucap Phoenix tersenyum miring.
"Lalu, apa kau jadi mengambil program percepatan kuliah?" tanya sang daddy.
"Hmm ... Aku sudah mengambil program fast track itu dan waktuku tinggal 3 tahun lagi untuk lulus magister. Aku ingin cepat bisa bekerja di perusahaan," jawab Phoenix.
Rey tersenyum melihat kesungguhan Phoenix dalam belajar dan bekerja. Terkadang Phoenix ikut ke perusahaan bersama Damon jika berada di New York.
Dan Phoenix bahkan memulainya menjadi staf biasa agar dia tahu seluk beluk tentang perusahaan. Phoenix tak ingin mendapat hak istimewa hanya karena dia adalah salah satu pewaris perusahaan milik keluarga Robert.
"Nikmati masa mudamu, Sayang. Jangan terlalu memforsir otakmu untuk belajar. Bersenang-senanglah. Kau adalah anak mommy yang paling serius bahkan mengalahkan Dillon," ucap Galy sembari menikmati buah apelnya.
Phoenix hanya mengedikkan bahunya mendengar saran dari sang mommy yang terkesan savage bagi para ibu yang biasanya lebih suka melihat anaknya belajar dan bekerja dengan tekun. Berbeda dengan Galy yang menginginkan anak-anaknya tak terlalu sibuk agar bisa menikmati hidupnya.
Phoenix Riley Robert adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Menjadi anak bungsu membuat dirinya sangat disayang meskipun dengan cara berbeda.
Damon dan Thea lebih suka menggoda Phoenix dengan keusilannya dalam menunjukkan cintanya. Berbeda dengan Dillon yang sedikit mirip dengan Phoenix.
Dillon lebih suka memberikan kata-kata nasihat dan membuat Phoenix lambat laun memiliki sifat yang hampir sama dengan Dillon contohnya sikap tenang dan pemikiran yang panjang serta lumayan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Bedanya, Phoenix tak bisa berbicara lembut dan cenderung ceplas ceplos seperti Damon meskipun tak separah Damon.
Tatapan matanya yang tajam membuatnya terlihat sombong bagi yang belum mengenalnya. Itulah yang membuatnya di segani oleh teman-teman bahkan oleh para senior di kampusnya.
"Kau sudah memutuskan ingin mengelola perusahaan daddy di negara mana?" tanya Rey lagi.
"Aku ingin di Eropa saja. Nanti aku akan memutuskan setelah aku mengunjungi semua perusahaan daddy," jawab Phoenix.
Phoenix memiliki otak yang cemerlang dan dia adalah anggota termuda di keluarganya, yang nantinya lulus kuliah lebih cepat di banding kakak-kakaknya dulu. Itu membuatnya akan bekerja di perusahaan dengan usia yang tergolong masih muda nantinya.
"Ah ya, mommy tak pernah melihatmu memakai jaket coklat itu lagi. Apa sudah rusak? Karena biasanya setiap hari kau selalu memakainya," ucap Galy.
"Aku memberikannya pada seseorang," jawab Phoenix.
"Siapa? Pacarmu?" tanya Galy.
"Mom ... Jangan memulainya lagi," ucap Phoenix, pasalnya Galy selalu saja membahas hal itu karena Phoenix tak pernah mengenalkan seorang gadis pada keluarganya sejak dulu.
Memang sangat sulit mengambil perhatian Phoenix. Dia memiliki kriteria wanita yang nyaris sempurna dan spek yang tinggi. Meskipun dulu dia sempat menyukai kakak iparnya, tetapi itu tak membuat dirinya mencari wanita yang memiliki kesamaan dengan Velvet - sang kakak ipar.
"Lalu kau memberikannya pada siapa?" tanya Galy.
"Pada seseorang yang kutemui di jalan. Dia terlihat kedinginan karena memberikan coatnya pada seorang gelandangan," jawab Phoenix jujur.
"Really? Mommy senang mendengarnya. Setidaknya jaketmu nanti akan terjaga dengan baik oleh orang baik seperti dia. Nanti mommy akan memesan jaket yang sama seperti itu dan mengukir namamu lagi di dalamnya. Jaket itu hanya dibuat khusus untukmu saja, Sayang. Mommy memesannya khusus di designer langganan mommy di Paris," ucap Galy panjang lebar.
"Mommy sudah menceritakan hal itu padaku sebanyak puluhan kali," kata Phoenix tersenyum.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA..❤❤❤
😁😁✌️