Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Calon adik
Yang berdiri di hadapan nya adalah para gadis berwajah dingin semua, tak ada satu pun yang membalas senyum nya Nara. Paati mereka adalah pembunuh bayaran yang Edwin katakan sebelum nya, Nara merinding karena sudah pasti banyak nyawa yang hilang di tangan para gadis cantik ini. Mereka semua berbaris dengan tatapan yang sangat dingin, Tak ada sesikit pun kehangatan yang tersimpan di dalam nya, Nara berusaha berdiri tegak menahan rasa ngilu pada tulang nya yang belum sepenuh nya bersatu kembali. Hanya saja Edwin yang memaksa dia agar tetap kuat dan selalu harus kuat bila ingin balas dendam, Tak ada sedikit pun kata mengeluh dan menyerah dalam kamus mereka.
"Dia adalah calon anggota baru, Nama nya Nara." Edwin membuka suara.
"Baik, Tuan." Serentak deretan gadis itu menjawab.
"Aku ingin salah satu dari kalian untuk membawa nya untuk misi yang akan kalian lakukan nanti malam." Ucap Edwin.
Semua nya masih diam karena membawa pemula untuk sebuah misi sangat lah besar resiko nya, Bila tak ligat dan salah gerakan saja maka nyawa mereka sendiri yang akan jadi taruhan. Apa lagi yang akan di bawa ini belum sehat sepenuh nya, Sudah pasti akan sangat jadi beban, Namun untuk menolak pun mereka tak akan bisa. Sama saja cari mati bila mereka menolak titah nya Edwin, Bos sekaligus orang yang sudah menyelamatkan nyawa mereka sebelum nya. Apa pun yang Edwin katakan pasti akan di turuti walau sangat susah dan resiko kematian nya sangat lah tinggi, Lebih baik mati di tempat kerja dari pada membantah ucapan pimpinan mereka ini.
"Celia! Apa kau keberatan membawa dia?" Edwin memilih pembunuh bayaran nomor satu.
"Tentu saja tidak, Namun saya tak bisa menjamin keselamatan nya." Celia menjawab tegas.
"Tidak menjamin bukan berarti kau bisa melepaskan nya begitu saja, Haru di jaga! Bila memang sudah tak memungkin kan untuk di lindungi, Maka kau baru boleh meninggal kan nya." Tegas Edwin.
"Baik, Tuan!"
Nara ingin menangis karena dia tak tahu tempat apa ini sebenar nya, Apa lagi setelah mendengar bahw Celia tidak menjamin keselamatan nya. Dia memang mau mati, Tapi bukan berarti mati dengan cara yang sangat sadis begini. Nara ingin kematian saat kemarin di hajar oleh Pak Tono itu, Bila sekarang selamat dan sekarang masih harus melewati bahaya lagi, Maka Nara ingin hidup saja.
"Kau berkenalan lah dengan mereka, Tunjukan juga kamar untuk nya, Celia." Suruh Edwin.
"Baik, Tuan."
Sejak tadi Celia hanya menjawab baik tuan saja karena dia memang sangat patuh, Selain dia sangat hebat saat menghabisi mangsa nya. Celia juga sangat patuh pada Edwin yang sudah menyelamatkan nyawa nya, Maka apa pun yang Edwin katakan dia pasti akan berusaha semampu nya untuk melaksanakan. Deretan kamar berjejer panjang karena Edwin memang banyak memiliki gadis pembunuh yang bisa untuk di sewa, Sama sekali kinerja nya tak ada yang di ragukan oleh para penyewa.
"Ini kamar mu, Untuk sekarang istirahat lah dulu. Nanti malam aku akan menjemput mu." Ujar Celia.
"Terima kasih, Kak." Nara berkata sopan.
"Jangan terlalu sopan, Tak ada pembunuh yang sangat sopan begitu." Sergah Celia.
"Maafkan aku." Nara menunduk sopan.
"Mungkin untuk kedepan nya Tuan Edwin akan menyuruh mu berlatih dengan ku, Jadi tolong kau jangan terlalu lelet ya." Pinta Celia dan segera pergi.
Nara hanya mengangguk bingung, Kehidupan baru nya akan di mulai dari sini. Tentu nanti akan banyak tantangan yang sangat besar untuk Nara nanti, Namun dia bertekad akan berusaha kuat. Ia ingin melihat bagai mana nanti Tono akan merasakan penderitaan yang sama seperti dia, Hanya Tono orang yang paling dia benci. Sebenar nya kembar juga karena dua bocah itu sangat semena mena kepada diri nya, Hanya tinggal menunggu waktu agar Nara bisa bangkit dan menyikat mereka semua yang sudah sangat keterlaluan kepada diri nya selama ini.
"Akan ku pijak kepala mu, Tono!" Geram Nara sangat penuh dendam.
Perbuatan Tono yang tak punya belas kasih itu lah yang sangat menyakitkan untuk Nara, Walau sesikit saja seharus nya Tono punya rasa iba karena Nara adalah putri nya juga. Tapi perasaan Tono sudah sangat mati untuk Nara, Sehingga sekarang perasaan dendam dan benci kian besar di hati putri kecil nya ini lagi.
...****************...
Lastri menatap suami nya yang pulang membawa gadis muda lagi, Sama seperti dulu ketika membawa Marda dulu dalam keadaan hamil besar. Tak cukup hanya bermain wanita di luar saja, Tono juga membawa selingkuhan nya untuk pulang kerumah.
"Nama nya Vina, Sayang." Tono dengan bangga mengenal kan selingkuhan nya.
Lastri sama sekali tidak menanggapi ucapan suami nya, Rasa sakit wanita ini sudah melewati yang sangat akut sekali. Jangan kan untuk marah atau menampar suami nya, Bahkan untuk menjawab sepatah kata pun dia tidak mau sama sekali, Sudah lelah dari dulu selalu sakit hati dengan hal yang sama, Menunggu perubahan suami pun tak akan bisa terjadi karena itu sudah menjadi hal paling buruk sifat nya Tono yang sangat suka main betina.
"Kenapa Ayah membawa dia pulang?!" Bentak Nayla menggelegar.
"Eh Nayla, Sini kenalan dulu dong sana Tante Vina." Ajak Tono.
"Usia nya saja sama dengan ku, Sudi sekali aku memanggil anjing satu ini dengan sebutan Tante." Geram Nayla.
"Jangan gitu dong, Vina ini sedang mengandung anak Ayah. Siapa tahu nanti akan lahir laki laki, Maka kamu punya adik jagoan." Bujuk Tono.
Braaak.
Nayla mendorong Vina kebelakang sehingga selingkuhan Ayah nya ini meringis sambil memegangi bokong nya yang sangat sakit, Tak hanya sampai di situ saja. Nayla menginjak injak perut Vina sehingga wanita ini sangat kesakitan di buat nya, Tono sangat marah karena Nayla sudah membuat calon istri dan calon bayi nya celaka.
"Nayla!" Bentak Tono.
"Apa? Ayah mau memukul ku seperti Nara juga." Tantang Nayla.
"Aduuuh, Sakit sekali." Vina menangis karena keguguran.
"Kamu sudah membunuh calon adik mu, Vin!" Pekik Tono.
"Bahkan bila perlu akan ku bunuh wanita sialan ini." Teriak Nayla.
Tono membantu Vina agar bisa seera kerumah sakit untuk cek kandungan, Namun rasa nya tak mungkin bila kandungan Vina masih bisa di selamatkan karena darah sudah banyak sekali yang keluar, Nayla sangat puas karena tak ada kata calon adik lagi, Nara saja yang sudah besar sanggup ia musnah kan, Apa lagi yang cuma calon bayi yang masih dalam kandungan.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini