ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 33
" Beresin hamanya!"
" Siap Bos!"
Ryder menyeringai, dia lalu menekan pedal gasnya dalam-dalam dan melajukan mobilnya ke BHP. Tentu saja Ryder sudah tahu apa yang akan Luna lakukan, dan saat ini anak buahnya sudah bergerak untuk melakukan tindakan pencegahan sekaligus efek jera agar tidak ada lagi yang mau melakukan keinginan Luna.
" Yang harusnya di up di media tuh aku sama Ayesha dan Gael, bukannya dia. Laah apaan sih tuh cewe, dah berasa tuan putri aja. Pokoknya, nggak ada yang boleh up muka ku sama wanita lain selain Ayesha."
Tap tap tap
Cekleeek
Ryder seperti mendapatkan udaranya kembali ketika melihat Ayesha. Tadi dia seperti kesulitan bernafas saat bersama dengan Luna, dan sekarang dia merasa sudah bisa mengembalikan paru-parunya yang terasa sesak.
Bayangkan saja, Ryder harus menahan rasa kesal ketika mendengar suara gadis itu yang dibuat-buat dengan nada manja. Ditambah dengan perilaku yang seolah-olah dia adalah gadis yang polos.
Selama ini dia Ryder sudah banyak melihat berbagai orang yang mengenakan topeng untuk berkamuflase, tapi dia tidak pernah melihat topeng seperti Luna. Topeng yang begitu tebal dan bagi Ryder itu sangat menjijikkan.
Meskipun dia bisa bersikap biasa saja ketika bertemu namun percayalah, Ryder sama sekali tidak tahan dengan cara bicara dan tindak tanduk gadis itu. Kelihatan sekali dia dalah seorang wanita yang licik dan culas, dan mungkin dia pun akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang jadi keinginannya.
Namun entah mengapa ketika melihat Ayesha, semua rasa kesal dan jijik itu lenyap. Wajah Ayesha dan Luna sungguh sangat jauh berbeda meskipun mereka saudara satu ayah. Jika tidak salah, Ayesha banyak memiliki kemiripan dengan mendiang ibunya.
Tak
" Aah sudah pulang Pak meeting nya, terus ini apa?"
" Makan siang. Ayo makan siang dulu, tadi aku males makan siang di luar jadi ku bungkus aja. Bisa tolong siapkan?"
Ayesha mengangguk paham, dia melepas kaca mata yang sedari tadi bertengger di wajahnya dan tidak lama dia pun sudah membawa dua piring dari pantry.
Secara cekatan Ayesha memindahkan makanan yang dibawa Ryder itu ke piring. " Nah, silakan Pak.
Ryder mengucapkan terima kasih, keduanya makan bersama tanpa bicara. Ini adalah kali kedua bagi Ryder makan bersama dengan Ayesha. Rasanya lebih menyenangkan, makanan yang masuk ke mulut pun terasa lebih nikmat.
" Sebelumnya maaf Ay kalau pertanyaanku bakalan nyinggung kamu, kamu boleh jawab boleh nggak. Apa kamu bener nggak akan balik ke keluargamu? Apa kamu nggak akan mau mengurusi perusahaan Brahmana?"
Ayesha terdiam sejenak. Dia menghentikan acara makannya yang hanya tinggal sedikit lagi.
Nama Brahmana sampai kapanpun akan melekat pada dirinya karena dia memanglah anak dari Betrand Brahmana. Rasanya ingin sekali dia membuang nama itu, tapi dia tidak sepicik itu untuk melakukannya.
Fakta yang ada, dulu dia pernah hidup dengan bahagia bersama sang ayah. Maka dari itu dia tetap menghormati Betrand meskipun tidak ingin lagi bersinggungan.
" Nggak, aku nggak akan balik ke sana. lagian keberadaanku juga nggak bakalan terlalu dibutuhkan. Biarlah semua itu dimiliki adik tiriku itu. Aku sama sekali nggak ada niat buat rebutan harta. Mau dia miliki sepenuhnya pun aku nggak peduli. Aku cuma mau hidup tenang sama anakku. Aku cuma mau hidup tanpa beban keluarga bersama dengan Gael."
Ryder menatap dengan seksama saat Ayesha berbicara. Tidak ada sedikitpun kebohongan di sana. wanita yang saat ini duduk di depannya itu tidak memiliki ambisi terhadap keluarganya. Dia sungguh-sungguh ingin melepas semua hak yang seharusnya menjadi miliknya.
" Bagus, kalau gitu ini bakalan jadi lebih mudah."
" Eh maksudnya?"
" Ayo menikah Ay, ayo kita membesarkan Gael bersama. Dia juga anakku."
Ohook ohoook ohoook
Ayesha amat sangat terkejut dengan apa yang baru saja terucap dari bibir Ryder. Dia sampai tersedak oleh air putih yang baru saja ditenggaknya.
Ryder menjadi terkejut, dia bangkit dati duduknya dan menghampiri Ayesha. Ia lalu membantu Ayesha untuk menepuk punggungnya.
" Pelan-pelan, nggak ada yang minta."
" Ya! Ohook ohoook bisa- bisanya kamu ohook bicara kayak gitu."
Ryder terkekeh geli. Mata Ayesha yang membulat dan ekspresi marah dari wajah nya itu menurut Ryder malah terlihat cantik. Ya seperto kucing, kucing yang marah ketika diganggu. Begitulah Ayesha di mata Ryder saat ini.
" Jangan sembarangan deh Pak kalau ngomong."
" Aku nggak sembarangan. Ini beneran, aku serius Ay. Aku serius tentang minta kamu jadi istriku."
Degh degh degh
Dada Ayesha lagi-lagi berdegup kencang. Posisi mereka kini seperti tadi pagi, yakni sangat dekat. Saat ibu jari Ryder menyentuh ujung bibir Ayesha untuk mengusap air yang masih tertinggal disana, itu semakin membuat Ayesha seperti kehilangan tubuhnya.
Ini adalah kali pertama Ayesha dekat dengan seorang pria. Untuk peristiwa malam itu tidaklah masuk hitungan.
Kedekatan kali ini adalah atas dasar sadar satu sama lain sehingga Ayesha merasa tubuhnya menegang. Perlakuan Ryder yang baru saja begitu lembut. Tatapan Ryder yang mengatakan bahwa ia ingin menjadikannya sebagai istri juga tulus.
" Apa diam mu berarti adalah jawab iya? Bagus sih, kalau gitu gimana kalau kita nikah seminggu lagi."
Mata Ayesha lagi-lagi membelalak. Dia sungguh tidak habis pikir dengan isi kepala pria yang saat ini masih ada di depannya itu.
" Astaga Pak, jangan jadi semakin ngaco deh."
" Ay ... arghh sial!"
Ryder menarik tubuhnya. Bibir ranum milik Ayesha membuat Ryder kalah. Ia ingin sekali meraupnya saat ini juga. Ia ingin menyesapnya dan memasukkan lidahnya ke sana.
Tapi Ryder tahu itu terllau terburu-buru. Hanya saja dia tadi sudah hampir tidak bisa menahannya. Dan setiap hari bersama seperti ini tentu akan membuat situasi seperti saat ini pasti akan kembali terulang.
" Sialan, niatnya aku yang mau ngerjain dia, tapi kalau kayak gini aku lama-lama kalah juga. Eughhh."
Ryder terburu-buru masuk ke kamar mandi. Dia mencuci wajahnya untuk menenangkan diri.
Sedangkan Ayesha dia merasa bingung melihat Ryder yang tiba-tiba berlari ke kamar mandi. Dia menilai bahwa perilaku Ryder ini sungguh aneh. Namun soal Ryder yang memintanya menikah tadi, Ayesha tampak memikirkannya. " Menikah? Apa harus? Tapi kalau ternyata pria itu sama saja dengan Papa gimana?"
TBC
semangat kakak...
awal baca ini aku...karya yg bagus ko, kisahnya menarik
lanjut baca...