Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Kau Yakin, Aku Anak Kecil?
Pagi itu Deva terbangun dengan kepala pusing, ia membuka matanya dan tertegun saat wajah Daniel ada di depan matanya.
Hah? Om Daniel? Kenapa aku bersama nya? Bukannya semalam aku di club sama temen-temen?
“Baaaaaaa!!!“
Dari dalam selimut di tengah-tengah antara Deva dan Daniel terbaring menyembul kepala anak kecil berusia 10 tahun.
“Ya ampun, Alvin! Kamu ngagetin kakak!“
Bocah 10 tahun itu tertawa, lalu ditimpali oleh tawa Daniel. Ternyata meskipun Daniel berbaring di ranjang yang sama dengan Deva, pria dewasa itu hanya sedang mengerjai gadis itu.
“Ih! Om! Jadi Om ngerjain aku, yak!“ Deva bangun dari baringan, mengambil bantal lalu memukul-mukul tubuh Daniel.
“Ampun! Ampun!“ Daniel tergelak.
“Aku kaget tau! Ada Om tidur di samping ku!“ Deva masih terus menimpuk Daniel.
“Biar kamu kapok! Coba kalo semalam pas kamu teler, cowok-cowok teman kamu itu yang bawa kamu. Bisa dipastikan, pagi ini kamu udah bukan__“
Daniel menutup kedua telinga putranya agar tak mendengar apa yang akan ia ucapkan, lalu berbisik ke arah Deva. “Bisa jadi kamu udah bukan anak perawan lagi, Mama mu bisa nangis darah!“
“Ck!“ Deva mengerucutkan bibirnya.
Alvin menarik tangan sang Papa dari telinganya, “Papa bilang apa sama Kak Deva, kok Alvin nggak boleh denger!“
Deva menarik kedua pipi tembem anak itu, “Kepo aja, Bocil satu ini! Jadi, Kakak bobok sama Alvin?“
“Iya, pas Papa pulang bawa kakak... Alvin bilang mau jagain kakak. Alvin kan, sayang kakak!“ Bocah itu mengalungkan kedua tangannya di leher Deva, gadis itu menciumi wajah Alvin yang sudah akrab dengannya.
“Ayo mandi, kamu bau muntahan.“ Ujar Daniel menghela nafas berat, ia turun dari ranjang.
“Semalam aku muntah, Om? Hehe, maaf ya...“ Deva cengengesan.
“Om mau bawa kamu pulang, tapi baru juga Om nginjek pedal gas... kamu yang tidur di kursi belakang malah muntah. Om ke belakang niat bersihin, eh malah Om juga kena muntahan kamu! Apes... apes!“ Daniel geleng-geleng kepala.
Deva malah semakin nyengir, ia sudah tidak canggung lagi dengan Daniel. Sejak usia 10 tahun sepantaran Alvin, ia sudah akrab dengan Bos dari Ibunya itu sejak Maura menjadi Assisten Daniel.
Bahkan tempo hari, Daniel dapat menemukan tempat Deva minggat. Itu tempat yang pernah Deva datangi bersama Daniel dan Alvin saat mereka pergi bertiga untuk memancing, tanpa Maura saat itu.
Ya, sedekat itu Daniel dan Deva.
“Tadi Mama mu bawa baju ganti kesini pagi-pagi sekali, dia memeriksa mu sebentar lalu pergi ke perusahaan. Kalo Om kan Bos nya, jadi Om santai.“
“Cih! Sombong mamat sih, Om-ku ini! Sayangnya masih Duda karena nggak laku! Wekkkk...!“ Deva turun dari ranjang dan berlari ke arah kamar mandi.
Daniel bukannya marah, ia malah tertawa. “Kamu salah, Nak! Om bentar lagi bakal jadi Papa barumu!“
Heh?
Lari Deva terhenti, gadis itu memutar badannya. “Om serius?“
“Papa serius?“ Alvin itu nimbrung, mata bocah itu berbinar karena sejak lama ia menginginkan Deva menjadi kakak perempuannya.
“Kalian dukung kami, kan?“
“Yes!“ seru Deva, ia begitu excited. Baginya Daniel pria baik dan cocok dengan ibunya, tak mungkin Daniel akan berselingkuh karena Om nya itu pernah merasakan rasanya dikhianati.
“Mau mau...“ rengek Alvin.
“Kalo begitu, mulai bantu Papa. Kamu juga Deva, bantu Om deketin Mama. Kamu jangan menghabiskan banyak waktu diluar lagi, tapi sering-sering cari tau kegiatan Mama mu apa. Jadi... Om bisa terus berada di samping Mama mu selain di perusahaan tentunya.“
“Oke, tenang aja! Serahkan padaku, Om!“ Deva benar-benar bersemangat.
Ada rasa lega dalam diri Daniel, selain ingin menjalankan misi untuk mendapatkan hati Maura misi lainnya ia ingin Deva kembali menjadi gadis baik.
.
.
Di Perusahaan, Maura sedang bergelut mengerjakan tugasnya. Telepon perusahaan berdering, Maura gegas mengangkat nya.
“Halo, dengan Maura. Assisten Pak Daniel, ada yang bisa dibantu?“
“Pagi, Sweetheart. Tentu saja ada yang harus dibantu, hari ini aku akan ke perusahaan Daddy-ku. Bisakah kamu mengirim nomer ponsel mu, kita bisa melakukan video call. Bantu aku memakai dasiku, kebetulan... aku tinggal sendiri di Apartemen.“
Seseorang mengoceh di seberang telepon, Maura mengerutkan dahinya dalam.
“Maaf, Pak. Sepertinya Anda salah sambung, permisi!“ Maura sudah mau menaruh telepon di tempatnya kembali, namun ucapan laki-laki di dalam sambungan membuatnya merinding disco.
“Baby... sepertinya kamu harus aku ingatkan tentang malam panas kita sebulan lalu. Aku bahkan masih ingat kamu punya tanda di atas b0-kong mu dan juga di perutmu samar-samar ada bekas jahitan. Baby, aku adalah laki-laki ganteng berondong milikmu. Aku tulis pesan padamu, bukan? Semoga kita bisa bertemu lagi dan kita... memang dipertemukan kembali.“
Maura menahan gertakan gerahamnya, “Itu hanya hubungan satu malam, kau pun mengerti itu... anak kecil! Jangan ganggu aku!“
“Kau yakin, aku anak kecil? Padahal kamu berteriak puas malam itu... karena dipuaskan adik besarku!“
“Arrghh! Stop! Dasar pria gila!“
Brak!
Maura menaruh telepon perusahaan di tempatnya dengan keras, dad4 wanita itu naik turun bernafas dengan cepat. “Semoga aku nggak bertemu dia lagi, laki-laki gila! Aku bahkan malu dengan umurku yang berbeda jauh dengan nya, kenapa dia malah menggangguku!“
Maura membenarkan untaian rambutnya ke belakang telinga, ia tak sadar sejak tadi Daniel mendengarkan wanita itu bertelepon.
Ada rasa kecewa menyelusup ke dalam hati Daniel karena mendengar Maura melakukan hubungan satu malam dengan pria lain.
d tunggu karya selanjutnya💜