Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
BERTEMU CALON SUAMI.
hari berlalu begitu cepat. Araa pasrah menerima takdirnya Toh kedepannya seperti apa dia akan tetap menjalani dengan ikhlas dan sabar. begitu pula dengan Aston. walau pria itu terlihat acuh, tapi dia sudah memerintahkah Jack menyiapkan semuanya.
"Tuan apakah anda ingin Fitting baju pengantin bersama nona Araa?. pernikahan anda dilangsungkan 2 hari dari sekarang" tanya Jack
"Urus saja Jack. kamu pasti bisa melakukan segala hal kenapa masalah sepele begini harus bertanya padaku" ucap Aston datar sambil memainkan ponselnya.
"baik tuan. akan saya siapkan sesuai keinginan anda" balas Jack.
"hmm" Aston masih sibuk memainkan ponselnya.
"Tuan. apa anda sedang melihat foto nona Araa?" tanya Jack hati-hati sambil memerhatikan gelagat sang tuan.
"Apaa kau cari Mati!. untuk apa harus gadis itu, diamlah Jack. jangan bersuara jika ingin gajimu utuh bulan ini" Tegas Aston santai lalu melemparkan ponselnya ke meja kerja kemudian dia menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya.
"Maaf Tuan. nona Araa meminta bertemu dengan anda" Ucap Jack lagi.
"kamu benar-benar pengganggu. Atur pertemuan dengannya sore nanti, apa yang di inginkan gadis itu menemuiku" balas Aston menyeringai memikirkan apa yang ada di isi kepalanya saat ini hanya dia yang tau.
**********
Di Universitas xxxxx.
Araa dan Dona sedang duduk santai di kantin sambil menyantap makanan mereka masing-masing.
"Araa kelihatannya kamu sedang banyak pikiran. apa ada sesuatu yang mengganggumu?, ceritakan padaku. jangan memendam semuanya sendiri. aku kan sahabatmu" tanya Dona sambil menguyah makanannya dengan mata menatap serius ke wajah Araa.
"hmmm aku memang ada sedikit masalah Don saat ini" balas Araa juga sama sedang menikmati makanannya.
"ceritakan sekarang!" Ucap Dona kali ini dia menatap Araa serius.
Araa terlihat menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. dia sangat tahu akan ada adegan ini, dia harus mencari alasan dan menyakinkan Dona, tapi takutnya Dona bakal curiga dengan alasannya. mungkin akan terdengar tak masuk akal tapi dia sudah mencari alasan yang pas agar Dona tidak curiga padanya.
"Don 3 hari lagi aku akan pindah ke rumah pamanku. dan sepertinya kita tidak bisa pulang bersama lagi nanti. karena Rumahmu dan rumah pamanku berbeda arah" ucap Araa menunjukkan raut wajah serius. dia harus meyakinkan Dona dan tidak membuatnya curiga.
Araa memang belum bisa jujur sekarang tentang masalah sebenarnya. karena dia ingat jelas di perjanjian kontrak itu tertulis bahwa pernikahannya dengan Aston harus dirahasiakan. itu berarti dia harus menutup mulut agar tidak ada orang yang tahu. termasuk sahabat didepannya ini, walau dia tahu Dona tidak akan menyebarkan hal itu. baginya ini bukan sesuatu yang serius Toh ini juga bukan pernikahan sungguhan.
"Haa!! apa seserius itu?. Ini pasti ulah dua wanita itu lagi, tapi pamanmu yang mana Araa?. aku tidak pernah tahu ternyata kamu punya paman yang pengertian juga" Ucap Dona mengangkat sebelah alisnya.
'Huuuuu kamu selalu polos Dona. teruslah seperti ini agar kedepannya tidak terlalu ribet' batin Araa lega
"kamu memang tidak mengenalnya karena kamu belum melihatnya. tetapi jangan khawatirkan aku, karena pamanku sangat baik. dia tidak tahu apa yang terjadi tapi karena dia memintaku langsung pada Ayah jadi aku menyetujui. sejujurnya aku ingin lepas dari mereka Dona" jawab Araa dengan alasan yang sudah dia susun sedemikian rupa. hanya kalimat terakhir yang memang dia sangat menginginkannya.
"baiklah. asalkan kita masih bisa bertemu setiap hari seperti ini" balas Dona.
"Tentu saja" Araa dengan senyum menggemaskannya.
mereka melanjutkan makannya tetapi beberapa menit kemudian terdengar notifikasi masuk di ponsel Araa. dia membuka dan membaca pesan singkat itu.
'aku akan mencoba kali ini' batinnya
"Don sepertinya aku ada urusan jadi kamu pulang duluan saja. aku harus ke perusahaan ayah, dia memanggilku" Ucap Araa.
"baiklah kau hati-hati ya Raa, Apapun urusanmu semoga kamu bahagia" balasnya,
sejujurnya Dona mempunyai sedikit kecurigaan. sebab sebelumnya urusannya tidak sampai seperti ini, tapi dia harus berfikiran positif ke sahabat di depannya. jika itu menjadi masalah dan apapun keputusannya semoga bisa membuatnya bahagia.
"Ya kau juga Don" ucap Araa.
******
"sayang, apa salahku kenapa kamu tidak membalas pesanku dari kemarin. kamu juga tidak mau menemuiku dan membiarkanku tidak bisa menemuimu" Ucap Reno memeluk Catlin dari belakang sambil mencium aroma tubuh wanita itu.
"beberapa hal membuatku kesal" balasnya singkat.
"apakah itu ulahku?" tanya Reno masih diposisi yang sama.
mereka bertemu di salah satu kamar hotel dengan fasilitas cukup mewah. hal ini sudah biasa bagi keduanya. dan bagi Catlin ini bukanlah pertama dirinya bertemu dengan lelaki yang menjadi teman kencannya di tempat seperti ini. kadang juga di beberapa club yang ada di dalam kota.
"hmmmm" jawabnya singkat sambil menikmati gerakan Reno
"Aku merindukanmu sayang" ucapnya tersenyum melihat reaksi Catlin yang mulai terpengaruh oleh pergerakannya.
dan hal-hal yang tak semestinya dilakukan oleh pasangan tidak sah itu. sekali lagi mereka melakukannya entah sudah berapa kali, yang pastinya ini bukan kali pertama.
di sebuah Restaurant bintang lima.
Aston sudah datang lebih dulu bersama Jack sang asisten. Aston duduk di Kursinya dan Jack seperti biasa berdiri di samping Aston, tapi bahkan lewat setengah jam mereka di Ruangan itu. gadis yang meminta menemuinya belum terlihat batang hidungnya. sungguh, sekali dalam hidupnya ada yang berani membuat seorang Aston menunggu.
"Apa dia sedang mempermainkan ku Jack!" tanya Aston dingin menatap pintu ruangan.
"sepertinya nona terlambat karena melewati jalan utama yang kondisinya sedang macet tuan" balas Jack.
Aston menghela nafas panjang lalu kembali ke setelan pabriknya, dingin dan kaku.
sedangkan diluar restaurant Araa memarkirkan motornya. kondisinya sangat berantakan sekarang, keringat membasahi dahinya dengan rambut acak-acakan. pakaiannya terlihat kusut belum lagi dia masih menggunakan baju yang dipakainya saat kuliah tadi.
ilustrasi.
Dia memasuki tempat itu. didalam dia disapa oleh salah satu Greeter yang kemudian bertanya padanya.
"Ada yang bisa saya bantu nona" tanya sang Greeter.
"saya sedang membuat janji bertemu dengan seseorang di tempat ini. sepertinya dia sudah datang lebih dulu" balasnya
"boleh saya tahu nama anda nona?" tanya Greeter itu lagi.
"Saya Araa" balasnya singkat.
"mari saya antarkan, tuan sudah menunggu anda sedari tadi nona" jawabnya Greeter itu ramah kemudian mengantarkan Araa sampai di depan sebuah pintu ruangan VVIP.
"silahkan masuk nona tuan ada di dalam. saya permisi" pamit Greeter itu sambil membungkuk hormat kemudian meninggalkan Araa yang masih berdiri
"baiklah" jawabnya.
dia menatap pintu besar itu lama. hatinya berdegup kencang, bagaimana ini. belum masuk saja nyalinya sudah menciut apalagi jika harus berhadapan dengan lelaki yang kononnya sangat dingin judes dan tidak berperasaan. bisa-bisa dia akan pingsan karena satu ruangan dengannya.
'kau harus berani Araa. ayo buat dia menghentikan nikah-nikahan ini, kau harus bersifat blak-blakan di dalam sana agar dia berfikir dua kali dan menendangmu jauh-jauh. setelah itu dia akan menjadikan kak Catlin istrinya' batin Araa.
tentu saja itu tujuannya meminta bertemu dengan Aston pria yang meminta dirinya untuk menikah sebagai ganti rugi dana yang akan diberikan kepada perusahaan sang Ayah.
dia memencet bell kecil di samping pintu. tak berselang lama terdengar suara dari dalam yang menyuruhnya masuk. dia menarik handle pintu dan membukanya kemudian menutupnya kembali dengan hati-hati.
dia membalikan tubuhnya dan menatap dua sosok di depannya. yang satu berdiri tegap di samping kursi yang diduduki pria yang sedang membelakangi mereka saat ini. sudah dia kenali sosok yang berdiri adalah asisten atau sekertaris Jack yang dia temui beberapa hari lalu dan satunya lagi pasti dia orangnya.
dia melangkah kedepan dan melirik salah satu sofa yang terlihat sudah disiapkan untuknya tepat didepan meja Pria itu.
"silahkan duduk nona" ucap Jack menatap Araa datar.
hening sesaat tidak ada sahutan apapun. Araa demikian, tenggorokannya terasa kering. mulutnya terasa kaku untuk menyapa pria di depannya ini.
"apa yang kau inginkan!" tanya Aston dingin yang mendominasi seperti dinginnya es di Kutub selatan.
akhirnya dia memutuskan bersuara juga. tetapi bukannya menjawab Araa sudah mau pingsan saja melihat dua lelaki di depannya ini.
'ibuu, Bi Ema tolong aku. sepertinya aku tersesat di tempat yang salah' batinnya sambil memainkan kakinya beberapa kali dibawa.
"jika tidak ada. keluar!! jangan membuang waktuku lebih lama hanya untuk hal tidak penting dari jadwalku" Aston bersuara lagi.
"E-eh itu. tuan bisakah anda berbalik?. saya tidak sedang berbicara dengan punggung anda kan" jawab Araa polos.
'tahanlah jika kelepasan mati aku' batin jack berusaha datar tapi tidak dipungkiri wajahnya sudah memerah menahan sesuatu.
dia sudah tahu sifat wanita di depannya ini pada pertemuan mereka beberapa hari lalu.
'shittt' Aston.
bersambung.............
jangan lupa komen dan like'nya ya🥰🕊
selamat datang di karya baru Mommy ji ji. maaf jika beberapa kalimat dan kata terlihat ambigu.