Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesedihan kiara
" Maaf kak,Ara masih belum paham dengan maksud kakak,Ara merasa pakaian Ara masih wajar, bukankah di dalam sana bahkan ada yang memakai gaun terbuka dan kurang bahan? Lalu dimana letak salah nya baju yang Ara pakai?" tanya Kiara bingung,ia masih berusaha untuk tetap berbicara lembut dan sopan.
" Permisi kak,Ara harus kembali ke dalam" ucap Kiara cepat,sebelum kembali mendengar ucapan pedas dari mulut Aldizar.
Baru dua langkah Kiara berjalan,tangan nya di cekal kuat oleh seseorang,siapa lagi kalau bukan Al,membuat Kiara sedikit meringis merasa cengkraman kuat dari Al.
" Gue peringatkan...jangan pernah Lo berani bongkar ke siapapun tentang pernikahan itu, kalau Lo masih mau tenang kuliah di sini sampai selesai,kecuali memang lo mau pindah atau pergi dari kota ini" ancam Al dengan nada dingin.
Kiara mengangguk seraya berusaha tersenyum tipis menatap wajah tampan Al" Kakak ga perlu khawatir, bahkan Ara tidak keberatan jika Malam ini Kakak ingin mengucapkan kata talak untuk Ara, karena sepertinya itu lebih baik untuk kita" jawab Kiara tenang.
Aldizar mengepalkan kuat tangannya,ia menatap nyalang wajah cantik Kiara yang masih menampilkan senyuman tipis, menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja, apakah Kiara tidak tau siapa dirinya,bahkan hampir semua wanita tak mampu menolak pesonanya.
" Bisa tolong kakak lepaskan tangan Ara?" tanya Kiara pelan, setelah beberapa saat Al hanya menatapnya.
Aldizar langsung melepaskan cekalan tangannya di lengan Kiara,membuat gadis cantik itu tersenyum " terimakasih.. permisi" ucap Kiara sopan,ia bahkan sedikit membungkukkan tubuhnya sebelum meninggalkan Al .
Kiara menghembuskan nafasnya lega, setelah menghirupnya dalam-dalam, mengatur nafasnya yang terasa sesak oleh ucapan Al,dan juga menormalkan detak jantungnya yang begitu berdebar takut Al akan melakukan kekerasan pada nya,atau ada yang memergoki mereka yang tengah terlibat pembicaraan serius.
Kiara kembali menuju kursinya tadi,ternyata Sasa sudah berada di sana,gadis cantik itu sudah selesai dengan dansanya bersama Andre, bahkan mereka terlihat ikut bergabung di meja yang Kiara duduki tadi bersama Moli dan Irwan.
" Dari mana? Kok lama?" tanya Sasa saat Kiara sampai di depan nya.
" Angkat telfon dari ustazah di pesantren dulu" Jawab Kiara apa adanya.
Kiara meminta izin pulang duluan, dengan alasan sedang kurang fit,membuat Sasa mengikutinya.
" Kamu lanjut aja lagi Sa, aku ga papa sendiri,Deket juga kok,ada satpam juga" ucap Kiara yang merasa tidak enak hati pada Sasa.
sahabatnya itu terlihat begitu menikmati acara, sedangkan dirinya bukan tak menikmati,tapi moodnya langsung hilang setelah semua ucapan serta tuduhan pedas Al padanya.
' apa salah ku ya Allah, sehingga dia menganggap ku begitu tidak baik di matanya ' batin Kiara sendu.
" Biar gue yang antar Kiara,Lo lanjut aja" potong Irwan cepat saat Sasa akan bicara.
" Tapi kak aku bisa sendiri kok" tolak Kiara sopan.
" Udah Ra...biar di antar Irwan,kita ga tau di area parkir atau taman itu akan aman atau tidak, karena khusus malam ini gerbang utama kampus di buka,ga papa dia udah jinak kok" ucap Milo menasehati Kiara tapi juga meledek Irwan.
" Ya ampun...kirain gue hewan apa, untung senior" umpat Irwan lucu.
Kiara tersenyum melihat kedekatan mereka, akhirnya ia terpaksa menyetujui saran Moli dan ide Irwan,namun ia meminta pada mereka agar mengantarkan Sasa saat kembali ke asrama nantinya, setelah mengucapkan terimakasih pada yang lain,Kiara pun meninggalkan gedung tersebut bersama Irwan, lagi-lagi kedekatan keduanya terlihat oleh mata Al, sehingga ia tersenyum remeh.
' Dasar munafik ' batin Aldizar sinis dan kembali melanjutkan langkahnya memasuki gedung.
"Sayang...dari mana aja sih?" tanya Melly manja.
" Dari toilet " jawab Al singkat.
"Sayang..kamu kenal sama junior yang pakai dress putih dan pakai hijab tadi? Kok para sahabat kamu keliatan Deket sama tuh cewek?" tanya Melly dengan ekspresi tak suka nya.
" Oh itu, adiknya almarhum Angga,rekan aku mendirikan cafe, mereka ketemu dia saat Angga mengalami kecelakaan" jawab Al santai.
" Oh...pantes sok polos gitu,ga jauh beda dengan Abang nya yang sok suci ga mau pacaran " jawab Melly sinis,ia memang tidak menyukai Angga karena pria tampan itu selalu bersikap cuek padanya dan kedua sahabatnya, padahal salah satu sahabat Melly pernah mengutarakan isi hatinya pada almarhum Angga dan berakhir dengan penolakan oleh pria tampan tersebut.
Al tidak menjawab ucapan yang keluar dari mulut Melly,ia tidak terlalu menanggapi hal yang menurutnya tidak penting,dan lagi pula almarhum Angga juga tidak pernah mengatakan apapun padanya tentang Melly atau kedua sahabat gadis cantik itu.
Al tau Angga termasuk tipe laki-laki yang cuek terhadap lawan jenis,tapi tidak pernah berkata atau bertindak kasar, Angga memiliki sikap yang sangat penyabar dan penyayang,juga sangat sopan,itu yang membuat Al dan ke empat sahabat nya menyukai sosok Angga, mereka bahkan mengagumi Angga yang merupakan senior mereka di kampus saat Angga masih kuliah dua tahun lalu, hingga akhirnya sang senior lulus dengan nilai cumlaude.
Dilain tempat..
Kiara terlihat begitu canggung jalan hanya berdua dengan Irwan, padahal pria tampan anak pejabat no satu di kota itu tidak menunjukkan sikap kurang baik atau sikap negatif.
Sedangkan Irwan berusaha untuk menahan debaran jantungnya yang seakan ingin melompat keluar, bersama Kiara apalagi hanya berdua seperti itu membuat Irwan Tremor.
" kamu ada hubungan apa dengan Presma kita?" tanya Irwan tiba-tiba, sebenarnya Irwan sempat melihat saat Kiara dan Al berbicara di luar gedung,hanya saja ia tidak mendengar apa yang mereka bicarakan,tapi di mata Irwan keduanya seperti sedang berdebat.
Deg...
Kiara tersentak kaget dengan pertanyaan Irwan" maksud kakak? " tanya Kiara berusaha agar tidak terlihat terkejut.
" Kamu terlihar mudah berbaur dengan Andre,Aldo,Moli dan putri,tapi dengan Al tidak" ucap Irwan menutupi apa yang sebenarnya sedang ia pikirkan.
" Mereka semua katanya sahabat almarhum Abang aku, dengan yang lain bisa lebih nyaman mungkin karena memang mereka ramah dan juga tidak terlihat ada kekasih bersama mereka,tapi kalau kak Al,aku rasa kakak lebih tau seperti apa dan lagi dia ada kekasihnya di dekatnya,aku ga mau terjadi salah paham " jawab Kiara berusaha mencari alasan yang tepat.
" Oh...kirain kalian terlibat dalam suatu hubungan,aku cuma khawatir aja, Melly itu terlalu posesif pada Al, khawatir nya dia nyakitin kamu, karena dekat dengan Al,maaf tadi aku lihat kalian bicara berdua di luar gedung" ucap Irwan jujur.
Deg..
Kejujuran Irwan membuat Kiara terkesiap,ia refleks melihat wajah tampan Irwan yang berjalan di samping nya,untung remang-remang, hingga Irwan tak bisa melihat wajah pias dan pucat Kiara.
" Ma-maksud kakak? kakak dengar pembicaraan kami?" tanya Kiara gugup.
Irwan menggeleng" Aku ga denger,aku cuma lihat Al cekal tangan kamu saat kamu ingin meninggalkan nya" jawab Irwan jujur.
Huf...
Kiara menghembuskan nafasnya lega" cuma bicara tentang cafe yang katanya ada sedikit saham almarhum Abang aku kak" jawab Kiara.
" Lalu apakah kamu akan menggantikan almarhum mengelola cafe itu?" tanya Irwan serius.
Kiara menggeleng" aku masih belum berminat kak,biar mereka saja,aku ingin lebih fokus pada kuliah ku aja kak,biar cepat selesai,pengen nya bisa lanjut ke luar " jawab Kiara jujur, rasanya ia sangat ingin cepat-cepat meninggalkan kota itu,tapi hatinya juga berat karena Abang tersayang nya dimakamkan di kota itu.
Kiara merasa menyesal telah memutuskan untuk memakamkan jenazah Angga di kota itu, andai saja ia tau Al begitu sangat membencinya dan juga memiliki kekasih,Kiara akan memilih membawa jenazah Angga ke kampung kelahiran mereka dan memakamkannya di sana.
Mungkinkah Kiara terlalu naif? mengira Al akan menerima pernikahan mereka,bahkan ia sudah bertekad akan mencoba menerima pernikahan itu, walaupun sesungguhnya ia juga belum siap dengan status itu,namun Kiara sempat bertekad akan mencoba belajar menjadi istri yang baik untuk Al,namun nyatanya ia salah,Al ternyata tidak bisa menerima nya.
" Sudah sampai di sini aja, terimakasih ya kak udah repot nganterin aku sampai sini" ucap Kiara saat sudah berada di depan pos satpam asrama.
Irwan mengangguk seraya tersenyum tipis " ga perlu sungkan gitu Ra,aku suka kok bisa bantu kamu,kita berteman ya" ucap Irwan sopan,ia tau Kiara tipe wanita yang sulit untuk di dekati,jadi ia tidak ingin buru-buru sehingga membuat Kiara tidak nyaman.
Kiara mengangguk menerima tawaran pertemanan dari Irwan, walaupun sejatinya Kiara tau,tidak ada yang namanya pertemanan murni antara pria dan wanita,tapi ia juga tidak mungkin menolak mentah-mentah niat baik seseorang yang mengatakan ingin berteman dengan nya,selepas apa yang sedang orang tersebut rencanakan itu semua diluar kendali kita,hati orang tidak akan ada yang tau.
" Terimakasih kak udah mau temenan sama aku" ucap Kiara tulus.
Di angguki oleh Irwan, keduanya berpisah,Irwan kembali ke gedung acara, sedangkan Kiara melanjutkan langkahnya memasuki asrama, setelah menyapa satpam,ia menaiki lantai dua menuju kamar nya bersama Sasa.