Sebagai seorang ibu rumah tangga anisa tidak pernah mengatur keungan rumah tangganya. Keuangan semua dipegang oleh ibu mertuanya. Karena Rendra suami Anisa memberikan tanggung jawab keuangan kepada ibunya agar sang ibu tidak salah paham dengan Anisa. Anisa sendiri tidak masalah , yang terpenting tidak ada keributan. Rendra sangat mencintai Anisa, sampai rendra juga mengajari Anisa agar bisa tegas dalam bersikap.
Anehnya keluarga kakaknya rendra selalu menumpang hidup dengan rendra dan ibu mertuapun tidak mempermasalahkannya dengan alasan mereka juga membantu keuangan untuk urusan dapur. Rendra dan Anisa berencana untuk pindah namun belum ada waktu yang pas karena sang ibu selalu melarangnya pinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pov. anisa (pinjam mobil)
💞💞💞💞💞💞💞💞💞
.
.
.
💞💞 HAPPY READING 💞💞
.
Pagi ini aku bangun tidak seperti biasa, setelah sholat subuh aku tidur lagi dan tidak menyiapkan sarapan untuk orang rumah. Aku masih kesal dengan kejadian tadi malam, bahkan akupun mendiamkan mas rendra. Aku kesal karena mas rendra terlalu lemah dihadapan keluarganya. Tapi sebenarnya sikap mas rendra tadi malam sudah bisa membuatku sedikit lega, setidaknya mas renda semalam marah dan mengetahui semua yang selama ini belum dia ketahui.
" Anisa kamu tidak bangun ?" Sapa mas rendra membangunkan ku.
" Aku malas mau ngapa-ngapain mas. Tolong jangan ganggu aku dulu ya, aku masih mau istirahat dulu. Mas apa tidak kekantor?" Tanya ku dengan mata yang masih terpejam.
" Hari ini tanggal merah nis. Ya sudah kamu istirahat saja biar sarapan mas beli saja. Kamu mau sarapan apa ? Dari semalam kamu tidak makan loh, makanan mu yang semalam tidak kamu makan. " Ucap mas rendra dengan lembut.
" Aku mau sarapan yang panas dan pedas mas. Tolong belikan aku soto ayam tempatnya ibu neni ya mas , kuahnya dipisah saja nanti aku panasin lagi saat makan. Jangan lupa belikan untuk ibu juga ya mas, bagas tidak usah. Karena biasanya setiap hari libur dia jogging dan beli sarapan diluar. " Ucapku kepada mas rendra.
" Iya Nis, tadi mas lihat bagaa keluar rumah saat mas tanya bilang kalau mau jogging. Soal yang tadi malam maafin mas ya nis, mas benar - benar tidak tahu jika selama ini ibu dan keluarga mas zainal memperlakukanmu seperti itu." Ucap mas rendra dengan wajah sedih.
" Sudah mas jangan dibahas lagi. Cepat beli sarapannya nanti keburu habis ,karena kalau hari libur begini bu neni tidak masak banyak. Oh iya jam 10 nanti aku mau kerumah ku mas, sudah lama aku tidak kesana. " Ucapku secara tidak langsung aku izin kepada mas rendra.
Mas rendra hanya mengangguk pelan, mungkin dia tahu jika saat ini aku masih marah. Dia keluar kamar dan sayup - sayup terdengar ibu mertuaku menanyakan keberadaan ku kepada mas rendra. Mas rendra beralasan jika aku sedang tidak enak badan mungkin mas rendra tidak mau ibunya terus - terusan menyuruhku ini dan itu.
Sepeninggalan mas rendra aku tidak jadi melanjutkan tidur ku. Aku masuk kamar mandi untuk membersihkan diriku, aku berubah fikiran untuk pergi kerumah ku lebih awal untuk menghindari sindiran - sindiran ibu mertuaku.
" Nis , sarapan dulu yuk itu mas sudah beli soto untuk kamu. " Ucap mas rendra dengan lembut.
" Iya mas " Jawab ku singkat.
Aku dan rendra keluar kamar bersama - sama , terlihat dimeja makan ibu mertuaku sedang menikmati nasi uduk tetap dengan ayam gorengnya. Dia melirikku dengan sinis, tapi aku tak menghiraukannya, aku lebih memilih memanaskan soto ku.
" Enak ya bangun tidur langsung sarapan. Mana pekerjaan rumah masih berantakan dan cucianpun menggunung. " Sindir ibu mertua ku.
" Bu , sudah makan saja dulu. Jangan mengundang keributan lagi. Anisa itu sedang tidak enak badan bu, kalau dia sehat pasti semua sudah dia kerjakan. Bukannya selama ini semua pekerjaan rumah ibu tidak mengerjakannya, semua dikerjakan anisa. " Jawab mas rendra membela ku. Aku menuang kuah soto yang sudah mendidik kedalam magkuk setelah itu aku duduk disamping mas rendra sambil menikmati sarapanku.
Pandangan mata ibu mertuaku masih saja sinis, mana dia duduk tepat didepanku. Beruntung mas rendra tadi sudah menegurnya. Baru saja mau menyuapkan soto kedalam mulut tiba - tiba mbak santi dan kiki datang dengan berteriak.
" Ibu... Ibu.. " Teriak mbak santi mengagetkan kami bertiga yang sedang sarapan.
" Nah kan kalian sedang sarapan, kenapa kalian tidak menunggu ku. Inikan tanggal merah jadi kita bisa sarapan bersama menggantikan makan malam yang semalam tidak kita lakukan bersama-sama. " Ucap mbak santi lalu menarik kursi tepat disamping ibu mertuaku.
Sedangkan kiki entahlah anak itu tadi ada disamping ibunya tapi sekarang sudah tidak terlihat. Mungkin saja dia ada didepan Tv.
" Maaf mbak hari ini dan seterusnya mbak dan keluarga mbak makan dirumah kalian sendiri. Atau jika kalian ingin makan disini ,mbak juga harus ikut membantu anisa memasak jangan maunya tinggal makan saja. Dan untuk uang makan 75ribu sehari. " Ucap mas rendra yang langsung mendapat pelototan dari ibu mertuaku.
" Mana bisa begitu ndra , santikan sudah memberi ibu uang 500 ribu. Jadi dia tidak perlu keluar uang lagi. " Ucap ibu mertuaku tetap membela menantu kesayangannya itu.
" Iya aneh kamu ini ndra, pasti ketularan anisa si pelit ini." Ucap mbak santi tetap saja menyalahkanku.
Aku tidak perduli dan aku tidak menanggapi pembahasab mereka. Aku tetap menikmati soto ku yang masih mengepul.
" Ya sudah kalau begitu uang 500 ribu itu ibu belanjakan saja bahan makanan khusus untuk mbak santi dan keluarganya makan selama satu bulan. Uang 4 juta dari rendra akan dikelola oleh anisa, agar tidak tercampur dengan uang pemberian mbak santi. " Ucap mas rendra yang pasti akan mendapat penolakan dari ibu mertuaku.
" Tidak bisa begitu dong ndra, aku ini ibu kamu jadi aku berhak mengatur keuangan mu. Anisa tahu apa soal keuangan, yang ada uangmu akan habis untuk dia foya - foya. Ingat ndra surgamu itu ada pada ibumu bukan istrimu." Tolak ibu mertua dengan bahasa andalannya.
" Ohh.. Seperti itu, kalau begitu mulai bulan depan gaji mas zainal juga harus diserahkan sama ibu agar dikelola sama ibu. Jadi biar adil antara aku dan mas zainal." Jawab mas rendra, dalam hati aku bersorak bahagia karena mas rendra bisa bersikap tegas.
Mbak santi dan ibu ratri terlihat saling pandang, mungkin mereka tidak menyangka jika mas rendra bisa bicara yang menyulitkan mereka terutama mbak santi.
" Enak saja.. !! Gaji mas zainal itu sudah menjadi hak ku jadi tidak ada sangkut pautnya sama ibu, gaji - gaji suamiku kenapa ibu yang mau mengelolanya. Yang ada aku tidak akan bisa membeli perhiasan lagi. " Seru mbak santi menolak keras saran mas rendra.
" Iya ndra tidak mungkin ibu mengelola keuangan mas mu, ada santi yang pintar mengelola keuangan mas mu itu. Lihat santi pandai menyimpan uang berupa perhiasan jadi kalau sewaktu - waktu butuh uang bisa dijual itu perhiasan nya. Tidak seperti istrimu, perhiasan saja dia tidak punya." Sinis ibu mertuaku.
" Bagaimana aku mau beli perhiasan sedangkan uang suamiku ibu yang menguasainya." Jawabku tanpa melihat ibu mertuaku.
Ibu mertuaku langsung terdiam, mungkin dia lupa jika selama ini dia yang sudah menguasai keuangan suamiku. Aku hanya kebagian 1 juta itupun selalu habis untuk menambahi uang belanja,uang 1 juta itu ibu mertuaku tidak tahu jika dia tahu pasti akan dia minta juga.
Belum juga selesai soal uang, mbak santi sudah membahas masalah lain. Seenaknya dia mau meminjam mobil untuk pergi jalan - jalan dengan mas zainal. Aku tahu tujuannya meminjam mobil, pasti untuk pamer sama teman - temannya dengan mengakui jika itu mobilnya.
" Oh iya ndra mbak nanti jam 9 pinjam mobil kamu ya ? Mbak mau jalan - jalan sama mas dan anak - anak sekalian nyobain mobil baru kamu. Boleh ya ?" Tanya mbak santi dengan tidak tahu malu.
" Tidak bisa !! Mobil mau aku bawa " Seru ku dengan cepat.
" Heeeii.. Kamu itu siapa ? Itu mobilnya rendra jadi yang lebih berhak memutuskan itu rendra bukan kamu. " Teriak ibu mertuaku.
" Benar kata anisa bu, nanti mobil mau dipakai anisa. " Jawab mas rendra.
" Rendra kamu membiarkan istrimu ini keluar bawa mobil baru kamu ? Memangnya dia bisa menyetir ?" Tanya santi.
" Aku pergi sama mas rendra. Mas kalau sarapannya sudah selesai cepat kamu siap - siap kita pergi dari sekarang saja. " Ucapku lalu bangkit dan mencuci mangkok serta gelas yang baru saja aku pakai.
Setelah selesai mencuci mangkok aku masuk kekamar ku. Masih terdengar perdebatan mbak santi , ibu mertuaku dan mas rendra. Mbak santi masih mengotot ingin meminjam mobilku, bahkan dia mengatur jadwal aku harus pulang sebelum dzuhur dan selepas dzuhur dia yang akan memakai mibilnya, enak saja memangnya dia siapa mengatur seperti itu. Tunggu saja mbak santi sebentar lagi aku akan membuat kamu kejang - kejang.
***********
RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK 🙏🙏❤️❤️
LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN RATE BINTANG 5 NYA YA KAK 🙏🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️
laki laki tak taudiru