Untuk mengisi waktu senggang diawal kuliah, Om Raka menawari Alfath untuk menjadi tutor anak salah satu temannya. Tanpa fikir panjang, Alfath langsung mengiyakan. Dia fikir anak yang akan dia ajar adalah anak kecil, tapi dugaannya salah. Yang menjadi muridnya, adalah siswi kelas 3 SMA.
Namanya Kimmy, gadis kelas 3 SMA yang lumayan badung. Selain malas belajar, dia juga bar-bar. Sudah berkali-kali ganti guru les karena tak kuat dengannya. Apakah hal yang sama juga akan terjadi pada Alfath?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S2 ( Bab 32 )
Mama Nara masih menatap Alfath, menunggu dengan sabar putranya tersebut buka mulut, menjelaskan penyebab kenapa dia membatalkan rencana pernikahan dengan Hana.
"Ada apa ini?" Ayah Septian yang baru pulang dari kafe, merasakan vibes yang kurang mengenakkan. Bagaimana tidak, rasanya sangat aneh melihat Mama Nara menatap Alfath nanum tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Saat istrinya menoleh, dia baru tahu jika wanita itu sedang menangis. "Mah, ada apa?" segera dia mendekati Alfath dan Mama Nara. "Al, ada apa?" karena Mama Nara tak jua menjawab, dia melemparkan pertanyaan yang sama pada Alfath.
"Putramu ini telah mempermalukan kita," sahut Mama Nara dengan tatapan mata masih sama, terkunci pada Alfath.
"Mempermalukan?" Ayah Septian mengerutkan kening.
"Dia mendadak membatalkan rencana pernikahan dengan Hana. Apa namanya itu jika tidak mempermalukan kita."
"Astaghfirullah." Ayah Septian mengusap dada sambil menatap Alfath. Meski awalnya dia tidak setuju dengan perjodohan, namun perbuatan Alfath kali ini tetap tak bisa dibenarkan. Karena Alfath sudah menyetujui perjodohan itu tanpa paksaan. "Kenapa kamu melakukan itu? Kamu lahir dari seorang wanita, dan punya saudara wanita juga, harusnya kamu tidak menyakiti hati wanita."
"Maafkan Al, Yah. Keputusan ini Al ambil juga karena Al tidak mau menyakiti Hana."
"Tidak menyakiti bagaimana?" teriak Mama Nara. "Justru dengan membatalkan rencana pernikahan kalian, kamu telah menyakiti hatinya. Sekarang katakan pada Mama Al, apa yang membuatmu berubah fikiran? Apa yang ada di otak kamu sampai bisa bilang, jika pembatalan ini agar tidak menyakitinya?"
"Al, mencintai wanita lain, Mah," sahut Alfath sambil menunduk.
Mama Nara tertawa sekaligus menangis. Apa-apaan ini, mencintai wanita lain, apa itu mungkin? Sekalipun, dia tak pernah melihat Alfath punya pacar, karena itu, dia berinisiatif menjodohkan dengan anak temannya. Kalau saja Alfath punya pacar, dia juga tidak akan susah-susah mencarikan jodoh. Dia bukan wanita kolot yang masih suka jodoh menjodohkan, namun karena sampai usia 28 tahun Alfath tak pernah sekalipun pacaran, makanya dia merasa harus turun tangan. Beberapa hari yang lalu, semua masih baik-baik saja, mungkinkah secepat itu Alfath jatuh cinta.
"Al, kamu jangan becanda," ujar Ayah Septian. "Jika memang kamu mencintai wanita lain, harusnya kamu tidak menerima perjodohan dengan Hana," dia jadi ikut emosi karena Alfath seperti sedang mempermainkan perasaan wanita. "Kami tidak pernah memaksa kamu untuk menikah dengan siapapun, tapi kamu sendiri yang menyetujui menikah dengan Hana. Baru bulan lalu kamu menyetujuinya, dan sekarang bilang mencintai gadis lain, jangan konyol."
"Al yang salah, Yah. Harusnya Al tidak terburu-buru menyetujui perjodohan dengan Hana saat hati Al masih untuk wanita lain."
"Masih?" Mama Nara mengernyit bingung. "Maksud kamu?" Mungkinkah Alfath pernah punya pacar? batinnya.
"Al sudah lama mencintai wanita itu, Ma. Tapi karena suatu keadaan, kami belum bisa bersama. Wanita itu kini telah kembali, dan Al gak bisa bohong, hati Al untuk dia bukan Hana. Menikah dengan Hana, hanya akan melukai hatinya saja. Hana wanita yang baik, dia berhak untuk bahagia bersama pria yang dia cintai sekaligus mencintainya."
"Siapa wanita itu?" todong Mama Nara. Dia ingin tahu seperti apa wanita yang membuat Alfath sampai rela melepas Hana, wanita yang pasti diidam-idamkan kaum adam untuk dijadikan istri.
"Al akan membawanya kesini untuk diperkenalkan dengan Mama dan Ayah." Dia tak mau menyebutkan nama wanita itu lebih dulu, takut Mamanya makin marah. Mamanya tidak menyukai Kimmy yang dulu, dia harap, penilaiannya akan berubah saat melihat Kimmy yang sekarang.
"Apa kau sangat yakin dengan wanita itu?" tanya Ayah Septian. "Jangan sampai salah, membuang berlian, malah dapatnya kerikil."
"Al sangat yakin, Yah, Al mencintainya. Ayah sendiri yang selalu bilang, menikah adalah ibadah terpanjang, jangan sampai kita salah memilih dan merusak ibadah kita. Seumur hidup itu terlalu lama untuk dihabiskan bersama orang yang tidak kita cintai."
"Ok, Mama setuju dengan apa yang kamu katakan. Tapi jika kamu tahu akan semua itu, kenapa mau menerima perjodohan dengan Hana. Kenapa tidak kamu tolak saja sejak awal?"
"Al fikir, cinta bisa datang seiring waktu. Namun saat cinta Al kembali, Al sangat yakin, jika bersama dialah Al akan bahagia, bukan dengan Hana."
"Kapan kamu akan membawa dia kesini?" tanya Mama Nara. "Mama ingin tahu, seperti apa wanita yang kamu cintai itu. Sepadankah jika kamu melepaskan Hana hanya demi dia."