pertemuan awal yang sudah ditakdirkan alam dan memiliki satu sama lain, nyatanya mereka banyak perbedaan. baik itu agama maupun latar belakang keluarga.
lalu apa yang akan terjadi jika Archio memilih untuk menikah dengan wanita pilihan keluarganya tanpa sepengetahuan Alana?
penasaran???
yuk baca selengkapnya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanas_muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Atau Menetap
Alana yang baru saja bangun dan hendak menuju kamar mandi tiba-tiba saja meringis kesakitan di area kewanitaannya.
Bagaimana tidak? Mereka melakukan adegan panas dari siang hingga jam 7 malam.
Iya terkekeh karena merasa seperti perempuan pelacur yang melakukan hubungan intim dengan laki-laki yang bukan suaminya.
Namun karena ia terlanjur jatuh cinta dengan Archio, dia rela melepaskan keperawanannya.
Dan dia hampir lupa akan masalah yang dihadapinya.
Tiba-tiba saja bunyi deringan hp, namun bukan berasal dari hpnya.
Matanya langsung tertuju ke arah meja dimana hp Archio berada.
Yah, hp Archio lah yang berdering pertanda ada panggilan masuk.
Langsung saja ia menuju ke meja dan mengambil hp tersebut.
Nomor tidak dikenal? Batin Alana melihat hp itu.
Tepat saat Alana ingin menggeser layar hijau itu, panggilan langsung berakhir.
Saat Alana ingin meletakkan kembali hp itu, deringan di ponsel tersebut berbunyi lagi. Tanpa ba-bi-bu Alana langsung menjawab.
"Halo Ar".. saut suara di seberang sana.
Alana tidak bergeming sama sekali. Ia ingin mendengar lanjutan dari suara tersebut.
"Kamu dimana Ar? Hari ini kamu jadi kan datang ke rumahku? . Tanya perempuan itu dengan nada manja yang menurut Alana sangat menyebalkan.
Yah, yang menelpon Archio adalah seorang gadis namun Alana tidak mengenali suara itu karena suaranya terdengar sedikit menye-menye dan lebay.
Ckkk aku saja tidak pernah selebay itu sama Iyo. Batin Alana sambil mendengus.
"Kamu udah janji sama aku bakal temani aku dan nikah in aku. Aku pegang janji kamu sayang" ujar gadis itu lagi.
Heh perempuan gatel, gak usah gangguin Archio karena ia sudah punya kekasih. Balas Alana dengan sentakan yang keras.
Setelah mengatakannya Alana langsung mematikan panggilan itu sepihak.
Saat ia tengah mengotak-atik hp Archio, tiba-tiba laki-laki itu muncul dari balik pintu dan langsung memeluk tubuh Alana dari belakang.
Kenapa, hm? Tanya Archio.
Itu tadi ada nomor baru nelpon kamu, katanya kamu ada janji buat ketemu dia di rumahnya malam ini. Balas Alana.
Setelah mendengar perkataan Alana, Archio langsung mengeram tertahan.
Ngapain diangkat? Siapa yang nyuruh lu buat mengotak-atik hp gw? Bisa jaga privasi gak sih? Tanya Archio dengan rahang yang mengeras.
Kita emang sahabatan, tapi lu gak boleh seenaknya nge langgar batasan!! Lanjutnya.
"Maaf" cicit Alana.
"Mending lu pulang. Ini belum terlalu larut dan gue gak bisa nganterin lu" balas Archio.
Kenapa emangnya? Apa kamu mau ke rumah wanita itu? Tanya Alana dengan nada sedih. Kamu tau kan kalo aku tuh takut naik taxi malam-malam kek gini. Aku masih trauma Iyo. Lanjutnya dengan suara isakan yang membuat hati Archio teriris sakit bagai ditusuk belati.
Namun apa boleh buat, ia sudah berjanji kepada wanita licik itu bahwa ia bakalan tinggalin Alana saat disuruh untuk memilih.
"Gue gak peduli" pungkasnya.
Bohong bila Archio mengatakan bahwa ia tidak peduli.
Ia bahkan sangat khawatir dan takut bila terjadi sesuatu sama Alana.
Tapi semua itu demi kebaikan Alana.
Karena emosi Alana langsung pergi begitu saja. Padahal selangkangannya sakit dan ia sedang menahan lapar.
Meski begitu ia tidak ambil pusing dan langsung meninggalkan apartemen Archio.
Shit, lu memang cowok bangsat Archio. Maki Archio pada dirinya sendiri sambil meremas rambutnya.
Kini Alana sedang berada di jalan. Ia tidak memesan grab ataupun taxi karena ia trauma.
Iya Alana punya trauma dengan taxi karena waktu itu ia memesan taxi online di tengah malam dan saat taxi itu datang, ia langsung masuk begitu saja.
Saat sudah didalam langsung saja supir taxi itu mengunci pintu mobil tanpa Alana ketahui. Supir taxi itu membawanya menuju ke arah hutan dan untungnya Alana tidak tertidur.
Saat sampai di hutan Alana pura-pura tertidur, padahal dalam hatinya dia sedang ketakutan sekali.
Tepat saat sopir taxi membuka pintu mobil, Alana langsung menendang tubuh sopir itu dan berlari.
Alana di kejar bahkan bajunya sudah robek tak beraturan karena terkena ranting pohon serta ia sempat jatuh sehingga menimbulkan banyak luka di badannya.
Ternyata Alana ingin di perkosa oleh sopir itu namun usahanya sia-sia, karena Archio datang menolong Alana.
Hal itu membuat Alana menjadi trauma dengan taxi ataupun grab.
Dalam perjalanan perutnya mulai berbunyi pertanda cacing-cacing di perut meminta makanan. Namun ia lupa kalau tas beserta hpnya tertinggal di apartemen Archio.
Langit yang tadinya dihiasi bintang dan bulan menjadi sepi dan tidak ada penerangan yang menerangi jalannya.
Yah, itu pertanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Dan petir tiba-tiba saja berbunyi seolah menyadarkan dirinya.
Akhirnya hujan pun turun dan mengguyur kota Bandung. Malam itu hujan menjadi saksi bisu kesedihan Alana.
Kenapa Tuhan tega memberikan hamba ujian serumit ini?? Kenapa???
Apakah aku tidak pantas bahagia? Teriak Alana disela-sela tangisannya.
Dilain tempat, Archio panik karena melihat hujan yang begitu deras ditambah lagi dengan petir yang begitu besar.
Ia cemas akan keadaan Alana.
Archio mencoba untuk menghubungi Alana namun, ia terkejut karena melihat ponsel gadis itu diatas kasurnya.
Oh, shit. Kenapa kamu begitu bego Alana. Ujar Archio semakin frustasi.
Bagaimana tidak, ia ingin mengetahui keberadaan gadis itu namun tidak bisa karena ponselnya yang ketinggalan di apartemennya.
Karena perasaan cemasnya yang menggebu-gebu, ia langsung mengambil hoodienya dan bergegas untuk mencari Alana.
Namun saat ia ingin pergi, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan dilihatnya adalah nomor baru yang menelepon. Sudah ia duga kalau itu dari perempuan licik yang sedang memorotinya.
Bukan poroti hartanya melainkan dirinya.
Akhirnya ia menjawab telepon itu.
Ada apa? Tanyanya to the point.
Kamu bisa kemari gak? Aku takut sendirian disini. Balas wanita itu.
Hmm. Balasnya segera.
Tut.... Archio langsung memutuskan panggilan itu sepihak.
Archio pun terpaksa pergi ke rumah wanita itu. Catat yah itu terpaksa!!!
Malam semakin larut dan Alana tak tahu harus berbuat apa, karena ia sendiri gak tau sudah berada jalur mana.
Alana dengan wajah yang pucat pasi serta kedinginan karena terguyur hujan, serta belum mengisi perutnya. Dan semuanya menjadi gelap.
Brukkkkk.....
Alana ambruk di pinggir jalan yang begitu sepi.
Dan sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepada Alana.
Ada sebuah mobil yang baru saja lewat dengan kecepatan sedang. Saat mobil itu menuju ke arah tempat Alana pingsan, sontak saja ia kaget melihat seorang gadis yang jatuh tergeletak di pinggir jalan.
Saat ia perhatikan lebih dekat lagi ternyata....
Alana! Teriak orang itu. Dan beruntungnya lagi orang itu adalah Putra.
Laki-laki itu baru saja dari apotek buat beli obat untuk ibunya yang sedang sakit.
Putra segera turun dari mobilnya dan bergegas mengangkat Alana dan membawanya masuk.
Putra langsung menancapkan pedal gasnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Ia tidak membawa Alana ke klinik atau pun rumah sakit, melainkan ke rumahnya.
Karena menurutnya ini adalah kesempatan buat ia membalas perbuatan Archio terhadapnya tadi siang.
Setelah sampai ke rumahnya, ia segera membopong tubuh Alana menuju kamarnya.
Namun saat melewati ruang tamu, ia dikejutkan oleh bundanya yang sedang duduk di ruang tengah sambil ngeteh.
Bundanya yang melihat itu sontak terkejut saat Putra membawa seorang anak gadis dan yang membuatnya semakin kaget ialah kondisi gadis itu yang sangat mengenaskan.
Bagaimana tidak, rambut acak-acakan, bibir pucat pasi bak mayat sedang berada di gendongan anaknya.
Ya Tuhan Uta, kamu apakan anak orang sampe segitu? Tanya sang bunda.
Gak aku apa-apain Bun. Ini teman sekolah aku dan aku menemukannya pingsan di jalan, makanya aku langsung anterin ke sini. Jelasnya.
Ya sudah kamu anterin dia gih ke kamar, terus itu jangan lupa minta tolong sama bi Inem buat gantiin pakaiannya. Balas sang bunda.
Tanpa membalas ucapan bundanya, Putra langsung mengantar Alana menuju ke kamar.
Setelah membaringkan tubuh Alana, ia langsung bergegas keluar untuk meminta tolong kepada bi Inem.
Bi, tolong gantiin pakaiannya nanti sekalian sama masakin bubur yah. Kata Putra.
Baik den Putra, balas bi Inem dan langsung bergegas menuju kamar.
Setelah mengganti pakaian, bi Inem langsung bergegas ke dapur untuk membuatkan bubur.
Setelahnya bi Inem pergi menemui majikannya karena ia telah selesai melakukan pekerjaannya.
Misi den, saya sudah menggantikan pakaian temannya aden dan juga sudah saya masak buburnya. Bicara bi Inem.
Oke baik bi, terima kasih. Balas Putra dengan senyuman manisnya.
Kemudian Putra beranjak ke kamar setelahnya.
Saat membuka pintu kamar....
Ceklekkkkkk......
Putra sangat terkejut karena melihat Alana yang sudah sadar namun senang menangis dengan isakan yang tertahan.
Putra langsung bergegas menuju Alana dan langsung merangkul bahu gadis itu yang sedang bergetar.
Udah gapapa Na, nangis aja. Kalo emang nangis bisa buat kamu lebih tenang silahkan.
Jangan nyiksa diri kamu kayak gini. Princess gak boleh terlalu larut dalam kesedihan, nanti cantiknya luntur. Kata Putra panjang lebar.
Tangisan Alana langsung pecah tatkala mendengar kata-kata Putra yang menurutnya sangat menyentuh hati.
Kenapa harus gue Tra? Kenapa!! Apa gue terlalu banyak ngelakuin dosa, sehingga Tuhan nge hukum gue kayak gini? Teriak Alana dengan memukul dada bidang Putra.
Hati Putra meringis melihat gadis itu. Gadis yang ia kenal dengan wajah manis dan periang itu sangat berantakan.
Pasti ini ulah laki-laki brengsek itu. Kalau bukan dia siapa lagi?
Hanya dia satu-satunya orang yang selalu bersama Alana, namun saat ini Alana hanya sendirian dengan kesedihannya.
Dasar laki-laki b*jingan. Desisnya dalam hati.
masih menyimak
salam dari nanas_muda🍍