Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SERANGAN BALIK
Pangeran ketiga membuka pintu kamar, dia menatap sosok yang terbungkus selimut di atas tempat tidur dengan tatapan mata yang panas.
"Qin Ruyue! Kau berpura-pura menjadi seorang pemburu, namun pada akhirnya, mangsa akan tetap menjadi mangsa!" ucapnya sambil menutup pintu.
Dia berjalan mendekati tempat tidur dan segera memeluk gadis yang terbaring di sana dengan penuh minat.
"Qin Ruyue! Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa menolak keinginan ku! Saat itu aku menganggapmu sebagai seorang gadis bodoh, namun sepertinya kau menjadi semakin menarik sekarang!" ucap pangeran ketiga sambil memegangi kepalanya yang mulai pusing, dia menggeliat, merasakan panas di seluruh tubuhnya.
Sementara di kamar lain, Qin Ruyue tersenyum sinis, memandangi sosok pria yang pernah menyiksanya di kehidupan pertama.
'Dasar bodoh! Kau pikir trik kecilmu itu bisa membuatku terjatuh dalam perangkap yang sama? Mu Jingxuan! Aku bukanlah Qin Ruyue yang kau kenal dulu, aku memiliki seribu cara untuk menyiksa dan mempermalukanmu perlahan-lahan!'
"Nona!" panggil Li Mei, gadis itu berjalan masuk ke kamar Qin Ruyue sambil membawa nampan berisi makanan.
"Simpan di sana! Li Mei, pergilah ke dapur, panaskan sup ini." ucap Qin Ruyue sambil menyeringai.
Li Mei mengangguk, "Apakah anda ingin mengirim sup ini pada nona kedua?"
Qin Ruyue menggelengkan kepala, "Tidak perlu! Kau simpan saja sup itu di atas meja makan dan segera pergi dari sana."
'Di kehidupan yang lalu, tepat setelah aku terkena obat perangsang, Qin Yanran akan memasuki dapur. Aku ingin melihat, apakah dia tergoda oleh sup itu atau tidak?'
Li Mei bergerak cepat, meskipun gadis pelayan itu tidak memiliki ilmu beladiri, namun otaknya sangat cerdas, apalagi saat ini dia mulai terpengaruh oleh cara berpikir Qin Ruyue, membuat kerja gadis pelayan itu menjadi semakin lincah dan licik.
Wush!
Seseorang memasuki jendela kamar Qin Ruyue, dia duduk sambil meneguk teh yang ada di atas meja.
"Yang mulia? Anda di sini?'' tanya Qin Ruyue sambil mengerutkan dahi, dia merasa sedikit terkejut dengan tingkah pangeran kesembilan yang tidak pernah melewatkan kesenangan.
"Kau sudah mulai menargetkan pangeran ketiga, nona Qin, apakah menurutmu dia tidak akan membalas dendam?" tanya pangeran kesembilan, tatapan matanya terlihat sedikit galak.
Qin Ruyue tersenyum tipis, "Yang mulia, dia berniat untuk menjebak calon istrimu, apakah anda tidak merasa marah?"
"Dari pada menanyakan tentang hatiku, aku lebih tertarik dengan cara kerjamu. Kau benar-benar licik dan kejam. Sangat cocok dengan pangeran ini!" ucapnya sambil menarik pergelangan tangan Qin Ruyue, sehingga membuat tubuh gadis itu langsung berpindah ke pangkuannya.
"Benarkah?" tanya Qin Ruyue sambil mengalungkan tangannya di leher pemuda itu, dia ingin melihat seberapa kuatnya pangeran kesembilan menahan godaan kecantikan.
"Gadis yang berbisa! Ingatlah untuk tetap berhati-hati, orang-orang ku, tidak ada yang berhak untuk menyentuhnya selain aku!" ucap pangeran kesembilan sambil menarik sudut bibirnya ke atas.
"Baiklah, karena yang mulia kebetulan berada di kediaman keluarga Adipati, aku ingin meminta bantuan kecil dari anda." ucap Qin Ruyue.
Pangeran kesembilan mengerutkan dahinya, dia menatap wajah gadis itu dengan tajam. "Itu tergantung pada suasana hatiku, nona Qin. Apa yang kau inginkan?"
Qin Ruyue menunjukkan senyuman iblisnya, "Bagaimana jika anda meminta seseorang untuk menerobos masuk dan berpura-pura menjadi pencuri?"
"Kau ingin semua orang melihat apa yang di lakukan oleh saudara ketigaku?" tanya pangeran ketiga, wajah dinginnya sedikit berkedut.
"Tentu saja, pemandangan yang sangat indah, bagaimana mungkin anda tidak membiarkan orang lain melihatnya? Ini akan sangat menyenangkan!" jawab Qin Ruyue.
"Sesuai keinginan calon istriku!" ucap pangeran kesembilan, dia segera memanggil salah seorang penjaga bayangannya untuk melakukan tugas.
.
.
.
"Ada penyusup! Cepat tangkap!" terdengar suara teriakan para pengawal yang dipekerjakan di kediaman keluarga Adipati, mereka berlarian terpontang-panting untuk mengejar sesosok bayangan hitam yang berkelebat tak jauh dari ruang utama, dia berlari terus hingga ke sebuah paviliun yang biasanya kosong.
"Dimana penyusupnya?" tanya Adipati Zhenbai sambil berdiri, dia baru saja selesai menikmati makan malam, namun dikejutkan oleh teriakan bawahannya.
Nyonya Zhi juga berdiri, dia mengikuti langkah suaminya menuju paviliun kosong.
"Tuan! Hati-hati!" salah seorang pengawal berteriak, dia segera menghadang serangan dari sosok berpakaian hitam yang hampir mengenai majikannya.
"Badjingan! Kau berani menyusup di kediaman Adipati? Tangkap dia!" ucap Adipati Zhenbai, dia segera mengambil pedang dan bersiap untuk membantu bawahannya untuk mengalahkan musuh.
"Aargh! Tuan, pelan-pelan! Ini sakit!"
Saat semua orang memasang mata dan telinga mereka dengan waspada, suara seorang gadis terdengar dari paviliun kosong, mereka saling berpandangan sambil mengerutkan dahi.
"Siapa di sana?" tanya Adipati Zhenbai, wajahnya terlihat kesal karena terlalu banyak kejadian yang aneh akhir-akhir ini.
"Tuan Adipati!" panggil salah seorang pengawal sambil membungkuk.
"Dobrak pintunya!" ucap Adipati Zhenbai dengan marah, dia membangun reputasi baiknya dengan susah payah, namun seseorang berniat untuk mempermalukannya.
Brak!
Pintu terbuka, seorang pengawal menendangnya dengan kuat hingga hampir saja roboh. Saat mereka masuk, terlihat pakaian yang berserakan di atas lantai.
Wajah Adipati Zhenbai semakin menghitam, menatap sosok yang bergumul di dalam selimut sambil sesekali mendesah kecil. "Pisahkan mereka!"
Para pengawal segera menarik paksa selimut yang membungkus kedua orang itu, hingga tubuh polos mereka terlihat oleh semua orang.
"Berani sekali kalian berzina di kediaman Adipati!" teriak Adipati Zhenbai sambil bertolak pinggang, kemarahan meledak dalam tubuhnya.
Bruk!
Tubuh kedua orang itu terjatuh di atas lantai, membuat mata Adipati Zhenbai langsung melotot. "Yang mulia pangeran ketiga? Anda?"
"Keluar!" Raung pangeran ketiga dengan marah, dia sangat kesal karena kesenangannya terganggu oleh kedatangan para pengawal itu.
Adipati Zhenbai melambaikan tangannya, membuat para pengawal itu bergegas untuk pergi. "Kejadian hari ini, kalian harus merahasiakan nya! Jika tidak, awasi saja kepala kalian!"
Pangeran ketiga segera meraih pakaiannya, dia berdiri dengan senyum penuh kemenangan. Namun saat matanya menatap sosok gadis di depannya, membuat amarah di hati pemuda itu langsung meledak.
"Kau? Berani sekali seorang pelayan rendahan menggoda pangeran ini! Dimana nona tertua?" tanya pangeran ketiga sambil menunjuk wajah pucat gadis pelayan itu.
"Ya-yang mulia," ucap pelayan itu dengan lemah, dia terlihat takut dengan reaksi pangeran ketiga yang langsung mencengkram dagunya dengan erat.
"Berani sekali kau menghancurkan rencana pangeran ini! Pengawal! Cambuk dia sampai mati!" ucapnya dengan kejam, dia bahkan tidak mengindahkan ratapan ketakutan gadis itu.
"Yang mulia, selamatkan aku!" ucap gadis pelayan itu sambil memberontak, kedua tangannya nya di tarik oleh para pengawal pangeran ketiga dan langsung di bawa ke halaman untuk mendapatkan hukuman.
Cetar!
Cetar!
Terdengar suara cambuk, memecah kulit, menghancurkan daging, membuat pelayan itu kehilangan nyawanya.