Aku adalah Dara, aku pernah menjalin hubungan dengan Bastian semasa sekolah, tapi karena tidak direstui, akhirnya hubungan kami kandas.
Akhirnya aku menikah dengan seseorang laki-laki lain, Lima tahun kemudian aku bertemu dengan Bastian kembali, yang ternyata sudah menikah juga.
Pernikahanku yang mengalami KDRT dan tidak bahagia, membuatku dan Bastian menjalin hubungan terlarang setelah Lima Tahun.
Salahkah, aku Mendua ~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Sepuluh
Dara masuk ke rumah dengan perasaan campur aduk. Bahagia karena bisa melihat wajah Bastian lagi. Sedih karena mendengar tuduhan dan ucapan pria itu. Jika ditanya apakah dia telah melupakan sang kekasih, tentu saja jawabnya belum. Di hatinya masih ada tempat untuk pria itu.
Dara lalu masuk ke kamar ibunya. Di sana masih banyak tersimpan barang pemberian dari Bastian. Dia mengambilnya dan membuang apa saja yang di anggap tak penting. Seperti foto-foto mereka berdua.
Tanpa Dara ketahui, Rico lalu menghubungi Bastian. Dia menanyakan nomor pria itu dari mamanya. Mereka akhirnya janjian bertemu di sebuah kafe sore ini.
Bastian yang masih marah dan kecewa dengan kenyataan jika kekasihnya telah menikah, langsung menuju kafe tanpa pulang ke rumah. Dia ingin mencoba menenangkan perasaan yang kacau.
"Dara, aku tak menyangka jika kamu bisa secepat ini melupakan semua kisah kita. Padahal aku begitu berharap jika kisah kita akan berakhir di pelaminan. Tapi semua hanya tinggal impian saja," gumam Bastian pada dirinya sendiri.
Satu jam menunggu, barulah Rico datang. Dia langsung menemui Bastian. Pria itu sepertinya agak lupa.
"Bastian ...," ucap Rico sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Ya, maaf aku lupa namamu. Tapi ingat jika kamu anak desa sebelah," jawab Bastian.
Rico tersenyum menanggapi ucapan pria itu. Memang dia tak pernah satu sekolah. Usia mereka terpaut cukup jauh, mereka juga bukan rekan sepermainan. Wajah jika Bastian tak begitu mengenalnya.
Rico memilih duduk di seberang bangku Bastian. Dia lalu memesan minuman dan satu cemilan. Setelah pesanan datang barulah mereka mulai mengobrol sambil menyantap makanan.
"Apa aku boleh tau maksud kamu mengajak bertemu?" tanya Bastian. Dari tadi dia merasa penasaran karena pria itu mengatakan ingin bertemu dan bicara tentang Dara. Rasa marahnya pada wanita yang sangat dia cintai itu membuatnya penasaran.
"Sebelumnya, kita kenalan dulu. Aku Rico, suaminya Dara!" seru Rico dengan penuh penekanan.
Ucapan Rico itu membuat Bastian terkejut. Tak menyangka jika pria itu adalah suami dari wanita yang sangat dia cintai. Tangannya mengepal menahan rasa marah. Dia tak boleh gegabah.
"Jadi kamu suaminya Dara. Apa maksud kamu mengajakku untuk bertemu?" Bastian mengulang pertanyaannya lagi. Kali ini dia bertanya dengan suara yang sedikit penuh penekanan.
Bukannya menjawab pertanyaan Bastian, pria itu justru tertawa. Jika saja tak mengingat di tempat umum, pasti dia sudah menghajarnya.
"Tenang, Bastian. Tak perlu ngegas. Aku hanya mengenalkan diriku sebagai suami kamu. Semua karena aku melihat tadi kau ke kampus istriku. Aku tak suka milikku di sentuh. Kamu harus menjaga jarak, karena dia sudah menjadi istri orang, bukan kekasihmu saja!" ucap Rico dengan masih tersenyum.
Bastian menarik napas dalam. Semua dilakukan untuk dapat meredakan emosi di dalam dirinya saat ini. Jika saja membunuh itu tak dilarang, pasti dia sudah melakukan pada pria dihadapannya saat ini.
"Jangan takut, aku tak akan menggangu wanita yang telah bersuami. Masih ada banyak wanita lain di dunia ini!" seru Bastian.
"Kamu yakin? Apa kamu benar-benar telah ikhlas melepaskan Dara? Bagaimana rasanya di tinggalkan orang di cintai dan dia memilih orang lain, apakah sakit?" tanya Rico sambil tersenyum mengejek.
"Aku ikhlas melepaskan dia, apa lagi jika dia memang bahagia denganmu. Tapi, ingat kata-kataku ini. Jika aku tau kamu menyakiti hatinya dan dia tak bahagia denganmu, siap-siap aku akan merebutnya kembali!" seru Bastian.
Walau dia sakit hati setelah tahu Dara telah menikah, tapi tak mungkin dia tampakan pada Rico jika dia sakit hati. Semua akan dia simpan saja.
"Jangan munafik, kau kecewa setelah tau dia tak setia seperti yang kau harapkan bukan? Tapi aku puas. Sakit hati adikku akhirnya bisa kau rasakan!" seru Rico.
"Apa maksud ucapanmu?" tanya Bastian tak mengerti dengan ucapan pria dihadapannya saat ini.
"Kau pernah menolak cinta Ratih, hingga dia hampir saja bunuh diri. Semua karena penolakan yang kamu lakukan di depan teman-temannya. Aku bukan mempermasalahkan penolakanmu pada Ratih, tapi caramu itu. Kenapa kau harus menolaknya dan mengatakan semua itu di depan teman-temannya sehingga dia begitu malu!" seru Rico.
Bastian sangat terkejut mendengar penjelasan dari pria itu. Dia baru teringat tentang kejadian saat dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama itu. Dia ingat dengan sengaja membaca surat cinta gadis itu saat dia berkumpul di kantin.
"Apakah ini karma untukku karena pernah menyakiti hati wanita sehingga hari ini aku yang di sakiti sama wanita yang aku cintai?" tanya Bastian pada dirinya sendiri.
sukses selalu mama reni😍😍😍😍😍
aduh maaf Mak Lom smpt ke cono sibuk..mm🙏🙏🙏ntr saya kejar bap deh mak