NovelToon NovelToon
Duka Dua Garis Merah

Duka Dua Garis Merah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:587.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: alfajry

Pernikahan Brian Zaymusi tetap hangat bersama Zaira Bastany walau mereka belum dikaruniai anak selama 7 tahun pernikahan.

Lalu suatu waktu, Brian diterpa dilema. Masa lalu yang sudah ia kubur harus tergali lantaran ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya yang semakin membuatnya berdebar.

Entah bagaimana, Cinta pertamanya, Rinnada, kembali hadir dengan cinta yang begitu besar menawarkan anak untuk mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah lama Rinnada

Revi tengah berjalan di lorong rumah sakit menuju ruangan Zaira. Dia ingin memastikan keadaan sahabatnya itu sebab tidak ada kabar darinya hingga kekhawatiran menyelimuti hati Revi.

Lalu langkahnya terhenti saat dia melihat seorang wanita berkemeja moka dan rok putih sedang berdiri di depan pintu ruangan Zaira sambil melipat kedua tangannya di dada. Wanita itu tampak menatap pintu itu begitu lekat. Wajahnya seperti harimau yang akan menerkam mangsanya.

Revi melihatnya dari jauh. Memperhatikan gerak-gerik wanita itu. Entah ada masalah apa dia pada pintu ruangan Zaira sampai menatapnya sedemikian kesalnya. Dilihat dari kelakuannya pun, sepertinya dia bukan pasien yang ingin konsultasi.

Revi memicingkan matanya. Dia seperti mengenalinya.

Revi berjalan pelan ke arahnya sambil memperhatikan lagi wajah wanita itu.

"Hai."

Bahu wanita itu tersentak naik mendengar suara  dari sebelah kirinya. Lalu menatap Revi yang sempat membuatnya terkejut.

"Oh, kamu Nada, kan? Putri dokter Winda?" Revi menyapanya dengan ramah. Walau dia melihat goret wajah yang merasa terganggu akan kehadirannya.

"Apa ingin bertemu dokter Zaira?" Tanya Revi lagi.

Rinnada mengubah ekspresinya. "Benar. Tapi sepertinya dia sedang tidak ada. Apakah dia sangat sakit sampai tidak masuk dalam dua hari?" Tanya wanita itu dengan nada suara yang seperti tengah mengejek.

Revi terlihat sedikit memiringkan wajahnya. 'Sakit?' Batin Revi.

"Entahlah, aku juga tidak tahu." Revi menatap curiga pada wanita itu. "Kenapa bisa mengatakan dokter Zaira sedang sangat sakit?"

"Hanya menebak". Jawabnya asal lalu menyunggingkan sebelah senyuman di wajahnya.

"Begitu, ya." Revi menatap wanita yang tengah menggulung rambut depannya dengan jarinya. "Bisa kita mengobrol sebentar, Nada?" Pinta Revi halus. Dia, entah mengapa merasa sedikit ganjil dengan perilaku gadis di hadapannya itu.

Nada melirik jam di tangan kanannya. "Bisa, hanya 5 menit". Ucapnya lalu berjalan menuju kursi tunggu.

*****

Andre terlihat termenung memikirkan apa yang kemarin dia dapat di kota lamanya tinggal. Dia menjalin jari-jarinya di atas meja. Sesekali matanya terpejam mengingat kejadian baru-baru ini yang langsung membuat seseorang berubah.

Kemarin di pagi hari, dia mendatangi rumah Rinnada. Berdiri disana cukup lama. Setelah sekian tahun kejadian kelam menimpa sahabatnya di rumah yang dulunya mewah nan indah dengan tatanan bunga-bunga di halamannya.

Tapi sekarang, rumah itu sudah berganti warna cat temboknya. Bunga-bunga pun sudah tidak ada. Hanya pohon-pohon kecil dan rumput liar di bawahnya.

Andre memencet bel yang warnanya telah pudar. Sesekali dia mengintip ke sela-sela gerbang yang menjulang tinggi.

Seorang wanita muda berambut pendek membuka jendela kecil yang ada di pintu pagar. Setelah melihat Andre yang sedikit menunduk dan tersenyum padanya, dia membuka pengait pagarnya.

"Permisi, Nona". Sapa Andre ramah.

"Iya. Mencari siapa, ya?" Tanya wanita itu karena dia tidak mengenal sosok pria di depannya.

"Ah, maaf. Saya ingin bertanya. Apa benar ini kediaman Nona Rinnada?"

Wanita itu berpikir sejenak. "Bukan".

Bukan? Andre mendesah pelan. Artinya rumah ini sudah ditinggalkan keluarga Rinnada.

"Tapi sepertinya aku pernah mendengar nama itu". Ujar wanita itu lagi.

"Benarkah?"

Wanita itu lalu menengok kiri dan kanan jalan. Dia lalu menunjuk seseorang di sebelah kanan.

"Itu, dia Bu Tini. Coba tanya beliau karena beliau orang lama disini. Dia pasti tahu. Ayo, aku antar." Wanita itu lalu menutup pagarnya. Berjalan ke arah Tini yang sedang duduk bermain dengan kucingnya.

"Bu Tini, selamat pagi." Sapanya pada wanita paruh baya itu.

"Ah, Yuna. Selamat pagi. Tumben sekali pagi-pagi keluar dengan pria tampan". Goda Tini pada Yuna yang terlihat keluar dengan lelaki yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Oh, ini......" Yuna menggantungkan kalimatnya, karena dia tidak tahu nama pria yang ada di sebelahnya.

"Saya Andre, Bu." Sambungnya karena belum sempat berkenalan pada wanita tadi.

"Begini, Bu. Kak Andre ini mencari alamat Rinnada, yang dulu tinggal di rumah saya". Jelas Yuna pada Tini yang alisnya tampak berkerut.

"Rinnada?" Ulangnya lagi.

"Benar, Bu. Apa ibu tahu alamat barunya?" Tanya Andre dengan penuh harap.

"Aku tidak tahu. Karena mereka banyak menyimpan rahasia." Ucapnya sambil berdiri dengan tongkatnya. "Mereka pindah juga tidak memberi kabar. Tahu-tahu rumah itu sudah berganti pemilik."

Andre melemas. Dia sepertinya tidak mendapatkan info apa-apa.

"Baiklah, terima kasih ya, Bu". Andre sedikit membungkukkan badan dan bersiap untuk pamit.

"Tapi, jika ingin bertemu, mungkin bisa singgah sebentar ke kota sebelah" Tini lalu memberi sedikit informasi.

"Sepertinya kau memerlukan informasi. Mereka sudah pindah 8 tahun yang lalu, jika kau menanyakannya sekarang, artinya kau banyak ketinggalan informasi." Ucap Tini lagi.

Dia lalu menarik napas. "Kabarnya, mereka pindah ke kota sebelah. Tak jauh dari sini. Gosip yang beredar, karena salah satu anak gadisnya sempat depresi kemudian meninggal dunia, tetapi ada juga yang bilang bunuh diri."

Andre membulatkan matanya. Dia terkejut mendengar berita dari Tini.

Bunuh diri? Siapa? Rinnadakah, atau Dinnara?

"Apa Ibu tahu siapa nama anaknya yang meninggal itu?" Andre mulai menegang. Pikirannya mulai menjalar dan menebak-nebak siapa yang saat ini bersama Brian.

Bu Tini menaikkan bahunya. "Entahlah. Aku juga tidak tahu. Orang-orang terus menebak karena keluarganya menutup informasi".

Andre menelan ludah. Bukankah ini menyeramkan? Tidak ada yang tahu apakah Rinnada atau Dinnara yang telah mati.

"Kalau kau ingin tahu, lihat saja ke makamnya." Lanjut Tini. Dia melihat raut wajah Andre yang menegang.

"Winda, Ibu anak kembar itu, adalah wanita karir yang perfeksionis. Hampir mirip dengan salah satu dari anaknya." Tini menaikkan bola matanya. Dia tampak berpikir.

"Ah, aku tak tahu yang mana. Sebab mereka sangat mirip". Ucapnya setengah kesal karena tak mampu membedakan anak tetangganya dulu.

Andre tahu yang dimaksud Tini adalah Rinnada.

"Haah.. aku ingat salah satu anak kembarnya itu, yang paling sering merawat tanaman dan ramah kepada tetangga disini. Aku harap, dialah yang masih hidup." Ucap Tini dengan sunggingan senyum di wajahnya.

Mata Tini lalu menerawang jauh. "Winda tidak akan mau ada noda sedikitpun pada keluarganya. Makanya dia pergi dari sini karena tidak mau ada yang tahu apa yang telah terjadi pada keluarga mereka. Karena pada malam itu, salah satu anak gadisnya menjerit dan meraung seperti orang yang ditinggal mati." Lanjut Tini lagi. Dia mengingat-ingat kejadian yang sudah berlalu sangat lama.

"Berita itu juga yang aku dengar dari orang-orang saat pertama pindah". Sambung Yuna pada Andre.

Andre terdiam dan hanya mendengarkan apa yang Tini katakan. Sebab dia sangat membutuhkan informasi, namun setelah mendengarnya, dia malah semakin bingung.

"Tidak ada yang tahu pasti. Karena pada esoknya rumah itu telah kosong. Winda benar-benar pergi tanpa jejak." Tini menggelengkan kepalanya saat mengingat peristiwa itu.

"Dimana makamnya, Bu?" Tanya Andre yang sudah setengah mati penasaran. Dia ingin lihat nama siapa yang tertera pada nisan kuburan itu.

"Di kota sebelah. Pemakaman umum disana cukup luas. Aku kira kau akan sulit menemukannya". Ucap Tini lagi.

BERSAMBUNG.....

1
Cana Galak
Luar biasa
Cana Galak
Lumayan
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
yg menghancurkan rumah tangga mu bkn dinnara atau siapapun itu tpi dirimu, dirimu sendiri yg menghancurkan itu
Gesuriwati Damiri
Biasa
Gesuriwati Damiri
Buruk
Pingkan Tumbuan
kayak muter2 ceritanya
Elok Pratiwi
cerita yg burukkk ... alur cerits yg ga jelas ... apa yg msu diceritakan ....
Ooem Ummiyati
Kecewa
Ooem Ummiyati
Buruk
zahra ou
gila ja sendiri gk usah bawa temen, ntar tk lapori sama pak pur. polisi baik yg suka giring org model kamu buat dsembuhin
zahra ou: biar joged asolole tak dung dung
total 1 replies
zahra ou
mampus lu
cow gk tahu diuntung
Amilia Indriyanti
jangan biarkan kemungkaran terus merajalela.... 💪💪💪💪💪💪
Amilia Indriyanti
aku paling seneng sama perempuan tegas seperti ini
cinta semu
ngebut baca ny ...Sampek lupa piring dari pagi belum di cuci😁😂next thor
cinta semu
Rinnada itu sakit parah loh....benar kata dokter Revi ...😁😂ichhh....serem
cinta semu
pelakor ny ngamuk gaess 😂😁hancur semua barang2...
cinta semu
baru baca dah nyesek Thor...😢apalagi zaira yg baca hasil tulisan di kertas itu ya.... penasaran 🤔🤔
Npy
klw aku..akupun akan mengambil keputusan yg sama sprt Zaira🍀😊
Tri Astuti
hahaha
Tri Astuti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!