Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12. Tekat Nadia
Nadia terpaku, dia tidak menyangka kalau Kenzo akan menciumnya. Ciuman pertamanya kini diambil oleh Kenzo.
Namun Nadia tidak menyesal, karena ciuman pertamanya diambil oleh suami sahnya.
Sedangkan dengan Rendy, Nadia sangat menjaga dirinya, ketika bersama Rendy Nadia hanya mengizinkan Rendy sekedar menyentuh tangannya saja.
Nadia mendorong dada bidang Kenzo, menyuruhnya keluar, jujur Nadia sangat malu dan tidak nyaman berada didalam kamar mandi dengan Kenzo.
"Mas, keluar, aku mau mandi!" ujar Nadia mendorong Kenzo pintu.
"Sama, aku juga mau mandi, jadi kita bisa mandi bersama." Kenzo sengaja dia ingin menggoda Nadia.
"Mas, aku malu tau?" Nadia segera membuka pintu kamar mandi dan mendorong Kenzo keluar.
"Sayang, tapi..." Kenzo tidak melanjutkan kata-katanya karena Nadia segera menutup pintu dan menguncinya.
Setelah mengunci pintu, Nadia menghela nafas, dan mengusap dadanya, dia sungguh tidak menyangka Kenzo menciumnya.
Nadia tersenyum malu-malu, sambil memegang bibirnya yang tadi dicium oleh Kenzo.
"Sayang, cepat, aku kebelet." Kenzo mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi sehingga membuat Nadia tersadar dari lamunannya.
"Sayang, apa aku gak salah dengar? Dia memanggilku sayang." Gumamnya tersenyum, namun senyuman itu harus berakhir karena Kenzo kembali mengutuk pintu lagi.
"Cepatan dong sayang mandinya!" ujar Kenzo lagi.
"I...iya, sebentar." Jawab Nadia dan langsung menyelesaikan mandinya.
Sedangkan di luar rumah, terdengar berisik, dengan suara seorang wanita paruh baya, yang tidak lain adalah bundanya Nadia yaitu Amira.
Amira datang pagi-pagi sekali karena tadi malam tidak sempat datang.
Amira langsung memberi salam pada Mamanya yang sudah keluar dari dalam rumah.
Dibelakang Amira juga terlihat seorang pemuda tampan yang mengikuti langkah kaki Amira.
"Assalamualaikum, Ma, Pa." Amira memberi salam dan mencium punggung tangan Mama dan Papanya, tidak lupa Amira juga cipika cipiki dengan Mamanya.
Setelah itu pemuda yang mengikuti Amira juga memberi salam pada Nenek Ratih dan Kakek Handoko.
"Assalamualaikum, Nek, Kek." pemuda itu memberi salam pada Nenek dan Kakeknya.
"Waalaikumsalam. Wah cucu Nenek tambah besar dan tampan." Nenek Ratih langsung memeluk Cucu lelakinya yaitu Devan Putra dari Amira dan Ferdy.
Setelah saling peluk memeluk, Nenek Ratih meminta Amira untuk masuk dan juga Devan.
Sementara dikamar, Nadia keluar dari kamar mandi, Nadia tidak mengucapkan sepatah katapun, dia mengabaikan Kenzo dan langsung pergi mengganti baju.
Kenzo melongo melihatnya, dia sudah menelan salivanya melihat Nadia begitu seksi saat memakai jubah mandi.
Ditambah lagi rambut Nadia yang masih sedikit basah. Kenzo benar-benar dimabukkan oleh kecantikan seorang Nadia.
"Sempurna." Gumam Kenzo. Mata Kenzo sedikitpun tidak beralih menatap Nadia.
"Mas, kenapa berdiri disitu, katanya tadi kebelet, sama mandi!" Ucap Nadia saat melihat Kenzo mematung dan terus melihat kearahnya.
"I...iya." Jawab Kenzo gelagapan, dan langsung masuk kekamar mandi, karena sudah tidak tahan melihat Nadia yang cantik sempurna.
Sementara diruang tamu, Nenek Ratih menceritakan pada Amira apa yang terjadi dengan Nadia tadi malam.
Amira tidak terkejut, karena tadi malam Nenek Ratih sudah menelepon dirinya dan memberitahu apa yang terjadi.
"Tapi Ma, apakah pemuda itu orang baik, apakah keluarganya datang tadi malam?" tanya Amira pada Mamanya.
Amira takut kalau yang menjadi suami dadakan Nadia bukan orang baik, dan akan menyakiti Nadia keponakan kesayangannya.
"Ma, Mama tenang aja, Devan akan menyelidikinya nanti." Ujar Devan ingin mencari tau asal usul suami Nadia.
"Keluarganya datang, sepertinya mereka orang kaya, karena mobil mereka semua mobil mewah, seperti mobil Arkan." Nenek Ratih menceritakan semua apa yang ada dihatinya dan juga apa yang sudah terjadi.
"Itu tidak penting Ma, kalau soal kaya Nadia juga sudah lebih, yang terpenting, lelaki itu menyayangi Nadia dan mencintainya, tidak menyakitinya." Amira tidak mementingkan kekayaan karena dia tau kalau orang tua Nadia tidak kekurangan uang.
"Kalau menurut Mama dan Papa, dia pemuda yang baik dan bertanggung jawab." Ujar Nenek Ratih melihat dari tingkah laku Kenzo kalau dia orang baik.
"Semoga aja begitu Ma, sekarang Nadia mana? Aku ingin bertemu." Ujar Amira lagi.
"Ada dikamar, sebentar lagi keluar, karena belum sarapan." Jawab Nenek Ratih.
Sementara menunggu Nadia keluar, mereka mengobrol dan menceritakan hal-hal lain.
Di kamar, Kenzo sudah selesai mandi, namun Kenzo tidak punya baju ganti.
Kenzo berdiri didepan cermin melihat gambaran dirinya. Dia bingung harus bagaimana.
Nadia yang melihat Kenzo hanya berdiri dan melamun, dia mendekati Kenzo.
"Mas, aku pinjam baju Kakek ya untuk mas pakai, nanti aku akan membelikan baju lain untuk mu." Nadia dengan lembut dan sopan berkata pada Kenzo.
"Tidak usah, aku pinjam Hp kamu aja boleh?" tanya Kenzo, ingin meminjam Hp Nadia untuk menghubungi asistennya agar membawakan baju untuknya.
Nadia meraih Hp yang tadi dia letak ditempat tidur, dan memberikan pada Kenzo.
Kenzo segera menerima dan langsung menekan nomor asistennya.
"Halo bos," Terdengar suara dari seberang telepon saat sudah tersambung.
"Bawakan beberapa pakaian untukku, dan ingat! Pastikan tidak orang melihat dan mengikuti!" tidak Kenzo pada asistennya.
"Siap bos, eh tapi dibawa kemana?" tanya sang asisten hampir lupa dimana bosnya berada sekarang.
"Nanti aku share lokasi." Jawab Kenzo langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Setelah itu, Kenzo mengembalikan telepon Nadia dan berterimakasih padanya.
"Ada yang ingin aku katakan padamu." Ujar Kenzo meminta Nadia duduk disampingnya.
Nadia tidak menolak, dia langsung duduk disamping seperti permintaan Kenzo.
"Mas, mau bilang apa?" tanya Nadia setelah duduk disamping Kenzo.
Kenzo tidak menjawab, dia menatap lekat wajah Nadia, dan kemudian menggenggam tangan Nadia.
"Terimakasih sudah menolongku, sebenarnya aku tidak mau ini terjadi, aku benar-benar minta maaf sudah membuat kamu terjebak dalam pernikahan denganku yang tidak pernah kamu kenal, dan bahkan kamu tidak menginginkan pernikahan ini." Ucap Kenzo menatap sendu pada Nadia.
"Maafkan aku, jika pernikahan ini membuatmu tidak nyaman, kita bisa berpisah, aku tidak mau kamu terkekang dengan semua ini." Ujar Kenzo lagi, merasa dirinya sudah menyulitkan Nadia.
Nadia menggeleng kepala, dia tidak menyalahkan Kenzo, Nadia percaya ini adalah takdir yang direncanakan tuhan untuknya.
"Tidak, aku tidak keberatan, aku percaya ini takdir tuhan untukku. aku sudah menjadi istrimu, mulai sekarang aku akan berusaha menerima semua ini." Nadia tidak pernah berpikir untuk berpisah, dia sudah bertekad untuk membina rumah tangga dengan Kenzo orang yang baru semalam dia kenal.
Kenzo menatap bola mata Nadia, mencari kebenaran, namun mata Nadia menyiratkan ketulusan yang dalam.
"Itu berarti kamu menerimaku sebagai suamimu?" tanya Kenzo tidak percaya kalau Nadia ingin mempertahankan pernikahan dengannya.
Nadia mengangguk yakin, Nadia percaya Kenzo lelaki baik dan bertanggung jawab.
Bersambung
bunda suka ceritanya