Tiga tahun lalu , Jansen kehilangan ingatannya karena kecelakaan mobil dan diasingkan di rumah keluarga Lawrence . Tiga tahun kemudian , ingatan Jansen pulih kembali karena kecelakaan mobil . Secara kebetulan , ia memperoleh teknik rahasia kultivasi dari leluhur keluarga Scott , dan ahli dalam segala hal . Kemakmuran dan kekayaan , dia menganggapnya sebagai awan asap , dan dalam hidup ini , dia hanya ingin melindungi istrinya untuk seumur hidup !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon King Atlantis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15. Ulang Tahun Ayah Mertua
" Sudahlah ! "
Jansen menyelahi ,
" Hanya sebuah salah paham saja ! "
" Jansen, kamu tidak perlu sungkan terhadapku . Kamu adalah saudaraku , urusanmu adalah urusanku juga . Katakan saja bagaimana kamu ingin mengurus orang ini , kalau kamu tidak mengatakannya , aku akan memutuskannya sendiri ! "
Kata Marcus.
" Benar - benar hanya masalah kecil saja , aku juga tidak rugi . Hanya saja , aku tidak ingin melibatkan gadis dari Aula Bisnis itu . Anggap saja masalah ini sudah selesai ! "
Kata Jansen seraya menggelengkan kepalanya . Tadi dia menggunakan sedikit " jurus " -nya , sendi orang ini pasti akan sakit berhari - hari , anggap saja itu adalah sebuah hukuman kecil .
" Baiklah , kalau memang kamu bilang sudah beres ! "
Marcus menatap Hermawan dengan dingin dan berkata ,
" Masih tidak segera berterima kasih pada Saudara Jansen ? Dan lagi , apakah kamu sudah mendengar perkataannya tadi ? Kalau kamu sampai berulah lagi , aku akan mematahkan kakimu ! "
" Tidak berani , tidak berani ! "
Hermawan hampir bersujud di hadapan Jansen, bagaimanapun juga dia tidak menyangka bahwa bocah jelek ini bisa membuat Tuan Marcus yang begitu hebat memanggilnya " saudara " !
" Hei pelacur , kamu sudah membuatku hampir mati , masih tidak juga memohon maaf ! "
Hermawan menatap Tania lagi , hampir saja dia ingin memukuli perempuan ini hingga mati , perempuan ini hanya membawa masalah baginya !
" Cepat pergi ! "
Jansen malas meladeni mereka . Jansen dan Marcus kemudian saling bertukar nomor telepon , lalu mereka berpisah . Di jalan , Jansen terus berpikir . Setelah itu , dia membuat panggilan telepon kepada istrinya , Elena .
" Halo , siapa ini ? "
" Ini aku , Jansen . Ini adalah nomor teleponku , aku ingin bertanya pesta ulang tahun ayah diselenggarakan di hotel mana ? Mulai jam berapa ? "
Setelah Jansen selesai berbicara , Jansen termenung .
" Di Hotel Vasa , jam 9 ! "
Pada kenyataannya , pesta itu dimulai pada jam 6 , lalu acara resminya dimulai pada jam 7. Kalau Jansen baru datang pada jam 9 maka pestanya sudah akan berakhir .
" Baiklah ! "
Jansen menutup teleponnya .
" Jansen , maaf ! "
Elena bergumam sendiri . Dia sudah membohongi Jansen . Hari ini ini semua teman dekatnya akan datang ke pesta itu , kalau sampai Jansen juga menghadiri pestanya maka Elena akan jadi bahan tertawaan .
Hal ini memang bukan masalah besar bagi Elena , tapi dia takut hal ini malah akan membuat ayahnya tidak senang !
Tentu saja setelah membohongi Jansen , Elena juga sedikit merasa bersalah . Meskipun Keluarga Sabaya tidak puas terhadap Jansen tapi setelah mengenalnya selama satu tahun , Elena merasa di luar fakta bahwa Jansen tidak punya kelebihan apa - apa , tapi sebenarnya Jansen sangat baik , hubungannya dengan Jansen juga tidak buruk . Kalau dipikir - pikir lagi , sebenarnya Jansen juga agak sedikit kasihan .
" Elena , apa yang kamu pikirkan ? Fakta bahwa Jansen menikah dan masuk ke dalam Keluarga Lawrence saja sudah merugikan Jansen . Bagaimanapun juga , pada saat bercerai nanti , aku pasti tidak akan membuatnya rugi ! "
Dengan cepat Elena langsung menghibur dirinya sendiri lagi .
Hotel Vasa merupakan hotel terkenal di Kota Asmenia. Hotel ini terkenal sebagai spesialis untuk menyelenggarakan pernikahan , pesta ulang tahun , pesta seratus hari , pesta perusahaan dan lain - lain . Karena profesionalisme mereka , hotel ini selalu ramai pengunjung . Hari ini pesta akan dimulai pada jam 6.
Maka dari itu , Elena sekeluarga pagi - pagi sudah tiba di hotel untuk mengatur meja . Rekan bisnis dari Zachary , teman dekat dan bahkan kolega dari Zachary juga datang untuk membantu .
" Tuan Zachary , selama ulang tahun ! "
" Paman , semoga Anda panjang umur , bahagia selalu dan bisnisnya lancar terus ! "
Pestanya belum dimulai , kerabat - kerabat dari Keluarga Lawrence sudah mulai mengucapkan selamat ulang tahun . Keluarga Lawrence boleh dikatakan merupakan keluarga yang sudah tinggal lama di Kota Asmenia ini .
Zachary Lawrence merupakan anak kedua , di bawahnya masih ada tiga orang adik laki - laki , selain berprofesi sebagai dosen yang lainnya merupakan petinggi dari perusahaan negara , seluruh anggota keluarga Lawrence memiliki status yang tinggi .
Ibu Elena yang terus menyamput kerabat yang datang mencuri waktu untuk bertanya pada Elena,
" Elena , kerabat yang datang juga sudah hampir lengkap , Jansen ada di mana ? Kenapa masih belum datang ! "
Elena memaksakan senyum di wajahnya dan berkata ,
" Dia harus lembur , baru bisa datang nanti agak malaman ! "
" Benar - benar tidak bisa diandalkan , ini adalah pesta ulang tahun ayah mertuanya ! Lembur apaan ! "
Ibu Elena mengira Jansen sudah kembali bekerja di Perusahaan Cabang Dorcane group . Tapi setelah dia pikir - pikir lagi , tidak mungkin Manajer umum Jeremy menarik Jansen kembali untuk menjadi direktur !
" Zachary, mana menantu laki - lakimu ? "
Sebuah suara tiba - tiba terdengar , suara itu merupakan suara dari Paman Ketiga , James . Dia merupakan dosen di sebuah universitas , muridnya ada banyak . Sekarang ini dia sudah hampir pensiun .
Ibu Jansen seketika merasa canggung .
" Menantu laki - lakimu tidak mungkin tidak hadir , bukan ? "
Melihat Ibu Elena tidak bersuara , istri James juga bertanya - tanya . Sejak awal , dia sudah mendengar gosip mengenai menantu laki - laki yang menikahi Elena itu . Si menantu itu tidak punya rumah juga tidak punya mobil . Setelah menikahi gadis cantik dari Keluarga Lawrence, menantu itu juga jadi pengangguran di rumah selama satu tahun .
Siapa pun yang punya menantu laki - laki yang menikah masuk ke dalam rumah mertua seperti mereka itu benar - benar sial !
" Bibi , Jansen sedang lembur , nanti agak malaman baru datang ! "
Elena sibuk berdalih , jantungnya berdegup kencang . Bibi Ketiga paling suka bergosip , untungnya Jansen tidak datang , kalau tidak dia pasti akan digosipkan .
" Maaf , aku sudah terlambat ! "
Tepat pada saat itu , sebuah suara yang diiringi dengan senyum kecil terdengar di udara . Orang - orang itu menolehkan kepalanya dan melihat Jansen sudah tiba . Dia masih saja mengenakan setelan pakaian olahraganya , terlihat sangat " biasa " .
Tapi , hari ini adalah pesta ulang tahun Zachary , semuanya mengenakan pakaian terbaiknya , mereka . mengenakan jas dan dasi . Si Jansen ini malah tetap berpakaian seperti biasa , tanpa sadar semua orang merasa Jansen tidak berpakaian pada tempatnya !
" Jansen , kamu ! "
Elena menatap mata Jansen , bukankah aku sudah bilang jam 9 ? Jansen menunjukkan ekspresi tidak bersalahnya , dia memang tahu kalau pestanya jam 9 , tapi dia tidak ingin terlambat , karena itu dia datang lebih awal .
Ternyata dia melihat seluruh kerabat sudah berkumpul di tempat pesta . Sepertinya Elena sudah membohongi dirinya !
Dengan cepat , Jansen juga sudah mengetahui alasan Elena membohonginya .
" Kenapa begitu terlambat , cepat sapa paman semuanya ! "
Wajah Ibu Elena terlihat sedikit masam , kalau bukan karena ada begitu banyak kerabat di tempat , dia pasti sudah akan menegur Jansen. Jansen menyapa kerabat - kerabat yang hadir lalu kerabat - kerabat itu juga membalas sapaannya dengan sopan , tapi sudut bibir mereka yang terangkat menyiratkan arti lain .
" Menantumu si Jansen ini , benar - benar bodoh ya ! "
Bibi Ketiga diam - diam mencemooh . Semua kerabat juga sudah tahu bahwa Jansen memang kurang pintar .
" Jansen , duduk sini ! "
Elena menarik Jansen dengan tidak bersemangat . Dia tahu bahwa kedatangan Jansen ini akan menyulitkan Keluarga Lawrence dan terlebih lagi akan mempengaruhi suasana hati ayahnya !
" Ini adalah Jansen, kalian juga hadir waktu pesta pernikahannya . Saat itu ada begitu banyak , mungkin dia tidak sempat menyapa semua orang ! "
Pada saat itu , seorang pemuda yang terlihat rapih dan mengenakan kacamata tertawa . Jansen berusaha mengingat - ingat kembali , lalu dia pun berkata sambil tersenyum , Karl Johnson?.
" Betul , betul . "
Pemuda itu menganggukkan kepalanya dengan sopan . Dia adalah menantu laki - laki dari James, dia baru menikah tiga bulan yang lalu . Selain pada saat pesta pernikahannya itu , ini adalah pertama kalinya Karl Johnson menghadiri pesta Keluarga Lawrence .
" Karl, dengar - dengar kamu bekerja sebagai quality control untuk industri makanan ya ! "
Paman Kelima tiba - tiba bertanya . Begitu pertanyaan itu terlontar , para tamu langsung melihat ke arah Karl . Karl belum lama ini menikah dan menjadi menantu Keluarga Lawrence , karena itu semuanya tidak tahu dengan jelas mengenai pekerjaan Karl .
" Adik Kelima , Karl bekerja sebagai Kepala Divisi Quality Control . Bukankah waktu pesta pernikahan kemarin juga sudah bilang ? Kenapa kamu bisa lupa ! "
Bibi Ketiga seketika memotong pembicaraan , dia takut kerabat - kerabat yang lain tidak mengetahui jabatan Karl . Si Bibi Ketiga memang seperti itu tabiatnya , dia suka membanding - bandingkan orang .
Sekarang dia punya menantu yang bisa dibanggakan , tentu saja dia jadi besar kepala .
" Hahaha , waktu itu ada begitu banyak urusan aku jadi lupa . Bagaimana pun juga Karl benar - benar hebat ya , masih muda begini sudah menjabat sebagai kepala divisi ! "
Pujian Paman Kelima ini membuat Bibi Ketiga sekeluarga diam - diam merasa senang . Mereka merasa bahwa di antara kerabat - kerabat ini , gengsi mereka naik menjadi lebih tinggi !
" Paman Kelima , saya hanyalah seorang kepala divisi saja . Tapi di akhir tahun nanti akan ada promosi , saya harap saya bisa naik jabatan ! "
Karl tersenyum sopan . Dia memang perkataannya terlihat sopan tetapi malah menyiratkan kesombongan . Di dalam tatanan masyarakat ini , koneksi sangatlah penting . Kepala Divisi Quality Control bukanlah jabatan yang kecil , maka dari itu , para kerabat semakin segan terhadap Karl .