NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu 2

Pendekar Pedang Kelabu 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Anak Yatim Piatu / Mengubah sejarah / Perperangan
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.

Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.

Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlawanan yang tak berguna

Suara pedang yang beradu memenuhi lembah, memecah keheningan malam. Zhang Wei melompat gesit, menghindari serangan-serangan mematikan yang dilancarkan oleh para Martial Emperor dan Martial Ancestor yang mengepungnya. Meski secara individu mereka bukan tandingannya, kerja sama mereka cukup untuk membuat Zhang Wei sedikit terdesak.

"Anak muda, meskipun kau berbakat, kau tidak bisa melawan kami semua sendirian," kata pemimpin mereka, seorang Martial Ancestor lapisan kedua dengan senyum dingin di wajahnya.

Zhang Wei mendengus, menepis dua serangan yang datang dari arah berlawanan dengan bilah pedangnya. "Banyak bicara untuk seseorang yang hanya berani menyerang dengan keroyokan."

Salah satu Martial Emperor mencoba menyerangnya dari belakang, namun Zhang Wei dengan cepat berbalik dan meluncurkan tebasan horizontal yang nyaris memutus tubuh lawannya. Namun, momen itu dimanfaatkan oleh seorang Martial Ancestor lain untuk menyerang dari sisi kanan. Sebuah gelombang energi meluncur cepat, menghantam perisai energi Zhang Wei dan membuatnya terdorong mundur beberapa langkah.

“Hmph, hanya karena kalian bekerja sama, bukan berarti kalian bisa menang,” kata Zhang Wei, suaranya penuh keyakinan.

Namun, di dalam pikirannya, Lian Xuhuan berbicara. "Jangan remehkan mereka, Wei. Kerja sama mereka cukup baik untuk mengurangi celah kekuatan. Jika kau tidak segera mengakhiri ini, kau akan kehabisan energi."

Zhang Wei mengangguk kecil. Napasnya berat, namun matanya tetap tajam.

Pemimpin kelompok itu, seorang pria dengan rambut panjang berwarna perak dan aura menindas, melangkah maju. Dia memandang Zhang Wei dengan penuh ejekan. "Kau cukup kuat, aku akui itu. Tapi bahkan harimau tidak bisa bertahan lama melawan segerombolan serigala."

Zhang Wei memandangnya dingin. "Serigala? Kalian lebih mirip anjing liar yang hanya berani menggonggong bersama."

Pria itu tertawa dingin, lalu memberi isyarat kepada bawahannya. Para Martial Emperor segera bergerak bersamaan, melancarkan serangan gabungan yang menciptakan badai energi di sekitar Zhang Wei. Pemimpin mereka menambahkan serangannya sendiri, membuat badai itu semakin ganas.

Zhang Wei melompat tinggi, mencoba keluar dari jangkauan serangan, namun salah satu Martial Emperor telah menunggu di atasnya. Sebuah pukulan energi menghantam bahunya, membuatnya jatuh kembali ke tanah.

"Aku harus mengakui," gumam Zhang Wei, menghapus darah di sudut bibirnya, "kerja sama kalian cukup merepotkan."

Namun, di saat itu juga, aura di sekitarnya mulai berubah. Udara menjadi dingin, dan kabut tipis mulai muncul dari pedangnya. Zhang Wei menutup matanya sejenak, mengumpulkan energi dalam-dalam.

“Sekarang!” seru Lian Xuhuan dari dalam pikirannya. “Gunakan bentuk kedua! Tunjukkan pada mereka bahwa kerja sama mereka tidak ada artinya.”

Zhang Wei membuka matanya, yang kini bersinar dengan warna abu-abu kehijauan. "Kalian ingin tahu apa artinya melawan Pendekar Pedang Kelabu? Aku akan tunjukkan."

Pedangnya bergetar, memancarkan aura dingin yang menusuk tulang. Dalam sekejap, bentuknya berubah, dari pedang biasa menjadi bilah panjang yang diliputi kabut tipis berwarna keperakan. Energi yang dilepaskan dari pedang itu membuat para lawannya terpaku sejenak.

“Ini… apa ini?” salah satu Martial Emperor bergumam, suaranya bergetar.

“Kau akan segera tau,” kata Zhang Wei dengan suara dingin. "Dan ini adalah akhir bagi kalian."

Zhang Wei mengarahkan pedangnya ke arah musuh, aura dingin dari Pelahap Embun memenuhi lembah, membuat semua orang merasa seperti menghadapi kematian itu sendiri.

Dengan satu gerakan cepat, Zhang Wei melepaskan energi pedangnya yang kelabu, menyelimuti area pertarungan dalam kabut mematikan. Para Martial Emperor yang sebelumnya menyerangnya bersama-sama mulai kehilangan koordinasi mereka. Teknik tingkat tinggi yang Zhang Wei gunakan—Jaring Ilusi Tanpa Batas—memanipulasi ruang di sekelilingnya, memutuskan koneksi antara anggota kelompok lawannya. Teknik ini merupakan salah satu ajaran Lian Xuhuan yang sangat sulit untuk dikuasai, namun Zhang Wei, dengan bakat luar biasa dan latihan kerasnya, berhasil menguasainya dengan sempurna.

Para Martial Emperor itu kini terlihat kebingungan. Mereka tidak lagi bisa melihat atau merasakan kehadiran satu sama lain. Serangan mereka yang sebelumnya terkoordinasi berubah menjadi serangan membabi buta, menghantam udara kosong atau bahkan sesama mereka. Zhang Wei melangkah maju dengan tenang, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Apa yang terjadi? Bukankah kalian begitu sombong sebelumnya?” tanyanya dengan nada mengejek.

Satu demi satu, Zhang Wei mulai menargetkan musuh-musuhnya. Dalam sekejap, salah satu Martial Emperor yang mencoba menyerangnya dengan jurus mematikan mendapati pedang kelabu itu menembus jantungnya. Zhang Wei menarik pedangnya dengan gerakan halus, membiarkan tubuh musuhnya terjatuh ke tanah tanpa daya.

“Sekarang giliranku,” bisik Zhang Wei dengan dingin.

Melihat rekan mereka mulai tumbang satu per satu, beberapa Martial Emperor mencoba melarikan diri, tetapi Jaring Ilusi Tanpa Batas mencegah mereka melangkah keluar dari area pertempuran. Zhang Wei, seperti serigala yang mengintai mangsanya, melancarkan serangan dengan kecepatan dan presisi yang tidak bisa mereka lawan.

Dalam waktu singkat, hanya tersisa pemimpin kelompok itu, seorang Martial Ancestor lapisan kedua yang terlihat geram dan mulai menunjukkan tanda-tanda kepanikan. “Kau pikir kau bisa melawan aku seorang diri? Jangan sombong hanya karena kau menang melawan bawahanku!” teriaknya.

Zhang Wei tidak menanggapi. Sebagai gantinya, dia mengayunkan pedangnya, mengaktifkan bentuk kedua, Pelahap Embun, sekali lagi. Pedang itu bersinar dengan kilauan abu-abu yang tampak seperti menyerap segala sesuatu di sekitarnya, termasuk energi musuh. Pemimpin itu mencoba melancarkan serangan besar, tetapi energi yang dia kumpulkan terasa tersedot ke arah pedang Zhang Wei, membuat serangannya melemah bahkan sebelum dilancarkan.

“Tidak mungkin…!” Pemimpin itu mundur beberapa langkah, tatapan matanya penuh ketakutan.

Zhang Wei maju perlahan, setiap langkahnya penuh tekanan. “Aku sudah memperingatkan kalian. Tapi kalian memilih untuk tidak mendengarkan,” katanya dengan suara yang penuh ketenangan namun mengandung ancaman.

Ketika jarak di antara mereka semakin dekat, Zhang Wei mengayunkan pedangnya dengan kecepatan luar biasa. Pemimpin itu hanya bisa bertahan dengan sisa energi yang dia miliki, tetapi setiap tebasan Zhang Wei terasa seperti membawa beban dunia. Meskipun dia adalah seorang Martial Ancestor, pemimpin itu mulai menyadari bahwa pemuda di depannya adalah lawan yang tidak bisa dia kalahkan.

Pertarungan itu kini berubah menjadi dominasi sepihak. Zhang Wei, dengan pengalaman dan kecerdasannya, telah sepenuhnya menguasai medan pertempuran. Sang pemimpin hanya bisa menggeram dalam hati, menyesali keputusan bodohnya untuk melawan pemuda yang ternyata jauh lebih berbahaya dari yang dia bayangkan.

Zhang Wei berdiri dengan tenang di tengah ladang kehancuran yang baru saja ia ciptakan. Tubuh pemimpin kelompok itu gemetar, wajahnya memucat. Dia tahu bahwa akhir hidupnya sudah di depan mata, tetapi ketakutan yang lebih besar menghantuinya—kehilangan rahasia tentang siapa yang mengirim mereka.

Zhang Wei mendekat, aura kelabu dari pedangnya masih berdenyut seolah hidup. “Katakan kau dikirim oleh organisasi mana!,” perintahnya dengan nada dingin.

1
Andin D
kurang seru mcnya terlalu naif
harusnya seperti dewa iblis
dewa bagi kawan
iblis bagi musuh
setyo adi
Luar biasa
onong suryadi
siiiip
Sri Hayati
dan karna kelalaian mu makasih akan timbul masalah di kemudian hari
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut Up Thor ✍️💪💪
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut
saniscara patriawuha.
mantapppppp mangggg zhongggg..... gasssss pollllll
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
lanjutkan
saniscara patriawuha.
punya pintu doraemon koq bingung seh mang zhong... tinggal suttt ronoooo sutttt renee.... kelarrrrrr....
saniscara patriawuha.: mang otornya apa mc nya neh yg pelupa..
Adzriel Fristyan S: dia kan pikun pelupa 😂
total 2 replies
saniscara patriawuha.
gassssd pollllll manggg Zhonggggh...
sie ucup
mantap Thor,secangkir kopi buat author,ttp lah ceritanya seperti ini,saya suka saya suka 👍
Khairuddin PBBA
terima kasih
ditunggu up nya Thor
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut Up Thor ✍️💪💪
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
mantap thor
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
lanjutkan
saniscara patriawuha.
gassss pollll manggg zhongggg...
saniscara patriawuha.
labubu jangan jangan itu yang mendongol..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!