Lanjutan My Kindergarten Teacher dan The Five Brothers
Bagaimana jika kamu adalah putri dan cucu pemilik salah satu bank terbesar di Indonesia tapi dikira miskin oleh duda kaya hingga menawarkan menjadi Sugar Daddy nya supaya bisa berdekatan karena pria itu mengalami gynophobia.
Salasika Hadiyanto tidak menyangka jiwa gabutnya membuat dirinya memiliki Sugar Daddy bernama Lingga Xavier Horance. Part konyolnya, anak Xavier, Xander sangat dekat dan mendukung ayahnya tinggal bersama Sasa.
Bagaimana reaksi Dewa dan Sagara Hadiyanto saat tahu cucu dan putrinya memiliki Sugar Daddy akibat salah paham?
Generasi ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biru
Xavier tersenyum saat Sasa setuju dengan permintaan dirinya. Ternyata dia juga matre tapi cewek mana sih yang tidak matre ?
"Besok kamu menemani aku bertemu dengan headmaster sekolah Xander kan?" tanya Xavier.
"Absolutely karena saya kan kryptonite anda bukan?" senyum Sasa. Duh, kalau tinggal bersama ... Kalau papa dan mama main ke Semarang ... Aku ya kudu standby di rumah kontrakan dong ! "Ehem, Mr Horance ...."
"Call me Xavier, Sasa."
"Xavier. Aku ada permintaan." Sasa menatap penuh harap ke Xavier.
"Apa itu?" Apa uangnya kurang segitu?
"Begini. Orang tua aku tahunya aku hanya guru disini dan ini kan tawaran diluar pemikiran mereka. Kalau misal kedua orang tua aku akan datang menjenguk, aku minta aku kembali ke rumah kontrakan ya?"
Xavier memandang wajah cemas Sasa. Bisa dikatakan memang Sasa tidak mau dicap macam-macam oleh orang tuanya.
"Baiklah. Kalau orang tua kamu datang, aku tidak akan ikut campur."
Sasa tersenyum lebar. "Terima kasih Xavier !"
"Kalau sudah kopinya, ayo, aku antar kamu pulang."
***
Sasa mengucapkan terima kasih saat mereka tiba di rumah kontrakan gadis itu. Sesaat sebelum Sasa keluar dari mobil, Xavier menggenggam tangannya.
"Kamu mulai pindah denganku sekitar Minggu depan. Jadi aku minta jangan bawa baju-baju kamu yang lusuh ya !"
Sasa mengerjap-ngerjapkan matanya. Lha padahal daster bolong itu enak lho !
"Baik."
"Soal baju, kita belanja yang baru. Biar kamu Ter upgrade !!"
"Baik Xavier." Dih gini ya rasanya jadi sugar baby yang dibeli ya? Bedanya aku tidak perlu buka sel@ngk@ngan kan! Cosplay kali ini lebih seru daripada cosplay missqueen. Bisa dijadikan novel nih!
"Selamat beristirahat," ucap Xavier.
"Selamat beristirahat dan selamat malam." Sasa pun turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah kontrakannya. Xavier menunggu sampai Sasa selesai mengunci gembok pagar dan masuk ke dalam rumahnya yang menurut Xavier sangat miserable.
Xavier menjalankan mobilnya setelah Sasa masuk ke dalam rumah. Pria itu tersenyum smirk. Seru juga punya mainan baru.
***
"Gue punya mainan baru euy ! Punya sugar Daddy yang bikin dompet gue diabetes karena saking manisnya tuh dolang ... Lumayan tambah celengan di rekening." Sasa melepaskan cardigannya dan gaun Morr yang memang tidak terlihat seperti gaun seharga lima puluh juta. Sasa punya gaun ini hadiah dari sepupunya Kaylee Moretti Ferguson. Itulah enaknya punya saudara yang pewaris brand baju terkenal. Sasa memang punya sepupu yang memegang butik Morr dan Burberry.
"Untung kagak perhatian tuh Sugar Daddy ke baju aku. Bisa batal dapat duit banyak nih gue !" monolog Sasa sambil berganti daster batik yang ada bolong di ujungnya. "Daster itu enak kalau sudah mulai melusuh ! Adem ! Pria bule mana paham kenikmatan surgawi daster unjelas ini."
Sasa membersihkan wajahnya dengan semua peralatan makeup nya namun dirinya tertegun.
"Tunggu, ini semua make up aku, ada Dior, ada Chanel, ada YSL ... Duh ! Kudu ganti melokal deh .... " Sasa menggigit bibir bawahnya. "Eh gampang, kalau duit udah ditransfer, baru bilang beli ini. Tapi aku kudu sedia Wardah, Viva dan Purbasari dong buat jaga-jaga. Wokeh, waktunya shopping besok di toko kosmetik dekat Undip!"
***
Keesokan harinya Sasa sudah menunggu kedatangan Xavier dan Xander yang sudah mengabari bahwa mereka akan datang pukul sebelas. Pagi ini Sasa mengenakan kemeja kotak-kotak kecil bewarna biru putih, celana kantor bewarna biru navy dan sepatu flat juga bewarna biru. Pokoknya hari biru nasional.
Kau terangkan gelap mataku
Kau hilangkan resah hatiku
Kau hidupkan lagi cintaku
Yang telah beku dan membiru
Sasa berdendang reff lagu Biru milik Vina Panduwinata karena judul lagu sama dengan outfitnya bukan karena dia jadi sugar baby Xavier.
Tak lama mobil Lexus hitam itu datang dan Sasa tersenyum manis. Xavier dan Xander turun dari mobil yang disambut Sasa dengan sikap profesional.
"Selamat siang Mr Horance, Xander. Miss Faustine sudah menunggu kalian berdua," sapa Sasa.
"Morning miss Sasa," balas Xander dengan menekankan panggilan 'miss' ke Sasa demi kesopanan. Wajah bocah ganteng itu tampak gembira karena Sasa akan tinggal bersama dengan dia dan papanya.
"Morning Sasa. Kita bisa bertemu dengan miss Faustine sekarang ?" senyum Xavier yang suka dengan gaya Sasa pagi ini. Gadis ini tampak cantik dengan gaya baju seperti itu.
"Mari saya antarkan." Sasa berjalan bersama Xavier yang menggandeng tangan Xander. Sebenarnya dia ingin menggandeng tangan Sasa karena lebih membuatnya tenang tapi dia tidak mau Sasa kena masalah. Xavier tidak melihat sekitarnya dan fokus ke Sasa dan Xander.
"Pagi miss Kinan. Miss Faustine sudah kosong jadwal?" sapa Sasa ramah ke sekretaris kepala sekolah.
"Pagi miss Sasa. Sudah, sekarang jadwal anda." Kinan menatap wajah Xavier yang tampak dingin dan merasa pria bule di depannya sangat sombong. Sangat khas bule berduit yang sombongnya selangit !
"Kita masuk Mr Horance," ucap Sasa sambil mengetuk pintu ruang kepala sekolah.
"Masuk !" ucap Faustine.
Xavier dan Xander pun masuk ke dalam ruang kepala sekolah bersama dengan Sasa. Xander benar-benar menjaga ayahnya dengan terus menggenggam tangannya.
Mereka pun duduk di depan meja Faustine lalu memulai acara wawancara. Selama itu Xavier tidak memandang wajah Faustine dan memilih menatap Sasa sebagai penerjemah karena pria itu memilih memakai bahasa Jerman untuk berbicara.
Sasa cukup dongkol karena dia harus menerjemahkan Xavier tapi tetap dia memasang wajah manis.
"My English is very bad. Also habe ich Frau Sasa gebeten, zu übersetzen ( jadi saya meminta Miss Sasa untuk menerjemahkan )," ucap Xavier sambil menatap Sasa sementara itu Xander berusaha menahan senyumnya karena tahu itu akal-akalan ayahnya supaya tidak terkena shock melihat wanita.
Setelah melakukan pemeriksaan berkas Xander dan diputuskan Xander masuk fifth grade, Xavier menyelesaikan semua administrasi.
"Ich finde die Schulgebühren zu teuer ( aku rasa biaya sekolahnya too pricey )," bisik Xavier saat berada di bagian administrasi ke sisi telinga Sasa.
"Sie wird auch als internationale Schule bezeichnet. Schulen in Indonesien sind teuer! ( namanya juga sekolah internasional. Sekolah di Indonesia itu mahal )" balas Sasa.
"In Norwegen ist alles kostenlos ( semua sekolah negeri di Norwegia gratis )," lanjut Xavier.
"Geben Sie der Regierung von Konoha die Schuld ( salahkan pemerintah negara Konoha )!" cengir Sasa.
"Ist es Naruto ( memangnya Naruto )?" sahut Xander cekikikan melihat Xavier ribut unfaedah dengan Sasa apalagi bagian administrasi tidak paham apa yang mereka bicarakan.
"Ich mag Naruto nicht ( aku tidak suka Naruto ). Ich bevorzuge Jujutsu Kaishen ( aku lebih suka jujutsu kaishen )," sahut Sasa.
Xander mengacungkan tangannya dan langsung bertos ria dengan Sasa.
Xavier menggelengkan kepalanya. Ampun deh!
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 😊 ❤️
yg pnting mas duda bucin sm km,trs anknya jg kn bestie....😁😁😁