Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luna vs Byan
BRAAKK
Suara pintu kelas, yang di tendang kasar. Membuat mahasiswa di kelas tersebut terkejut, bahkan para gadis berteriak
"Siapa di sini yang bernama Luna?" tanya Byan angkuh dan sok berkuasa
Ia dan anak buahnya yang lain, mendatangi kelas Luna. Karena keenam anak buahnya, yang di hajar Luna kemarin. Harus rawat inap, dikarenakan luka yang cukup serius.
Luna yang sedang memasukkan alat tulis ke dalam tas, menghentikan kegiatannya. Ia melihat ke arah pintu masuk, lalu menatap kedua saudaranya.
Tanpa orang-orang sadari, mereka bertiga tersenyum tipis. Saking tipisnya, tak ada yang menyadari hal tersebut.
'pucuk dicinta bambang pun tiba' Ghava
'ulam Ghav, ulam' Ali mengkoreksi
'Eh... Udah ganti ternyata' Ghava
'Otakmu' balas Luna
'Pancing mereka ke lapangan Lun, kita bongkar dan permalukan mereka disana.' ucap Ghava
'Siaapp'
"Gue, kenapa?" ucap Luna dingin, Byan mengalihkan tatapannya.
DEG
Saat melihat Luna, jantungnya berdebar kencang.
'Apa-apaan? Nggak mungkin gue suka ma tuh cewek!!!' ucap Byan dalam hati
Ghava dan Ali saling tatap, dan mengangkat salah satu bibirnya.
Keturunan Zandra kan, emang ga ada yang gagal. Tentu saja keempat bersaudara itu, memiliki paras yang bukan kaleng Khong Guan. eaaa
"NGOMONG WOYY!!! NGEDADAK BISU LO!" bentak Luna, menyadarkan Byan
"E.. ehem, gue Byan Adiguna. Anak dari salah satu donatur terbesar di kampus ini, ga ada yang ga kenal gue. Semua orang takut ma gue, dan lu... Lu berani nyentuh anak buah gue, kini mereka masuk rumah sakit." jawab Byan
"Teruss?? Gue harus apa, kalo lu anak dari salah satu pendonor terbesar? Guling-guling? Salto? Kuyang... Ehh.. kayang? Sori, gue ga takut. Kalo lu mau nyusul temen-temen lu di rumah sakit, ayo kita sparing di lapangan." Luna berdiri dan keluar dari bangkunya
Ia melangkahkan kakinya, mendekati Byan dan antek-anteknya.
"Gimana? Kita bertarung, lu bukan pengecut kan?" tantang Luna
'Berani juga nih cewek, gue pasti bakal bikin dia bertekuk lutut dan jadi pemuas gue.' ucap Byan
'DIHHH' mereka bertiga memasang wajah iuuhh
"Kalo gue menang, gue dapet apa?" tanya Byan, membuat Luna mengerutkan dahinya
"Lah?? Heh, tukang gorengan. Udah sok kegantengan, otak lo juga kerendem minyak apa gimana? Pan lu tadi yang nyariin gue, katanya mau bales perlakuan gue ma anak buah lu. Ngapa sekarang malah minta imbalan? Gila lo!!!" ucap Luna, yang mengejutkan semua orang
Byan yang mendengar ucapan Luna, mengepalkan kedua tangannya. Bahkan wajahnya saat ini, sudah merah padam. Ia di permalukan, di depan orang banyak. Masa muka ganteng gini, dibilang tukang gorengan.
"Mau dimana?" tanya Byan, yang sudah terpancing emosinya.
"Lapang, biar semua orang tau. Siapa yang akan menang dan keluar dari kampus ini, GUA APA LO!!!" jawab Luna penuh penekanan
"Cih... Berani lo nantangin gue, ayo!" Luna menoleh ke belakang
'Bawa tas gue' Ali dan Ghava memutar malas bola mata mereka, tetapi tetap melakukan yang diminta Luna.
Semua orang di kelas jurusan Luna, keluar menuju lapangan. Mereka semua penasaran, siapa yang akan menang dan siapa yang akan babak belur.
Mereka belum tau kehebatan Luna, tapi mereka tau siapa Byan. Cemas sebenarnya, apalagi Luna adalah perempuan. Tapi mereka juga tak punya nyali, untuk menghentikan pertarungan tersebut.
Sedangkan Ghava dan Ali, mereka terlihat santai saja. Karena mereka sudah tau, siapa yang akan jadi pemenangnya.
Juara taekwondo? Halahhh... Bukan tandingan Luna, yang menguasai semua ilmu beladiri. Bahkan ia juga bisa menggunakan senjata api jarak dekat dan jauh, belum lagi dengan aneka senjata tajam.
.
.
"Udah mau mulai?" tanya Cia, yang baru bergabung, karena kelasnya baru saja bubar.
Tak lupa, ia membawa camilan.
"Baru mau... Et dah, banyak bener jajanan lu?" jawab Ghava, ia terkejut dengan perbekalan Cia.
Ali tak banyak bicara, namun ia mengambil 1 bungkus camilan. Untuk sekarang Cia tak protes, karena semua cemilan. Di bayar menggunakan kartu sakti, milik Ali.
Bahkan Cia juga memberikan salah satu minumannya, mmm.. bukan 1 tapi 2.
"Gue?" tanya Ghava
"Lu mah mau aja, modal atuh." jawab Cia, namun ia tetap memberikan apa yang Ghava minta. Toh, bukan duitnya ini🤣
Kita ke lapangan
"Apa ada peraturan?" tanya Luna, Byan tersenyum meremehkan
"Tak perlu, lu bebas mau serang gue kaya gimana pun. Asal, jangan menangis di akhir nanti." jawab Byan, Luna tersenyum
DEG
'SIAL' lagi-lagi Byan terpesona
"Oke, kita lihat siapa yang akan menangis nanti." Luna memundurkan tubuhnya, begitu juga dengan Byan
Mereka bersiap dan memasang kuda-kuda, semua orang yang menyaksikan harap-harap cemas.
'Aduh... Gue takut Luna terluka'
'Iya, apa dia tidak tau siapa yang dia lawan?'
'kalau pun Luna menang, aku malah khawatir dia akan di keluarkan dari kampus.'
'Gue ga habis pikir ma si Byan, mentang-mentang bapaknya punya jabatan. Dia jadi semena-mena ma semua orang, ada yang bisa kalahin keangkuhan si bubuk rengginang itu ga sih?'
'Mmm.. sekarang aja bilang bubuk rengginang, dulu aja termehek-mehek lu ma dia.'
'itu kan dulu, sebelum gue tau belangnya kaya apa. Sekarang mah ogah, amit-amit dah punya laki modelan dia. Bisa mati duluan gue, sebelum akad.'
'HAHAHAHAHA' para mahasiswi itu pun tertawa
' Yang bisa runtuhin keangkuhan dia mah, cuma keluarga Zandra. Beehhh... Bukan runtuh lagi, ancur... Bubuk malahan.' mereka mengangguk
Cia, Ghava dan Ali yang mendengar kasak kusuk itu, hajya tersenyum.
Luna memposisikan kedua tangannya terentang ke depan, ia menggerakkan kedua nya. Menyuruh Byan maju lebih dulu, Byan yang merasa kesal pun. Langsung melakukan gerakan Momtong Jireugi (Pukulan mengarah ke tengah (ulu hati) ).
Namun dengan mudah, Luna menangkisnya. Bahkan dengan gerakan yang terlihat lembut, namun bertenaga. Sehingga bagian punggung lengan Byan terasa panas, karena gerakan tersebut.
'Asshhh...' Byan mengibaskan lengannya pelan, ia melihat perubahan pada tatapan Luna.
Glek
Jujur saja, tatapan Luna saat ini. Seolah ingin menelan Byan hidup-hidup, tapi ia tak bisa mundur.
"Apa hanya itu saja, yang bisa kamu lakukan?" tanya Luna tersenyum remeh
Byan semakin panas, ia segera berlari ke arah Luna. Byan melakukan gerakan berputar, dan mengeluarkan jurus Dollyo Chagi (Tendangan menggunakan punggung kaki )
Luna yang bisa membaca gerakan Byan, ia mengangkat tangan dan menahan gerakan tersebut menggunakan telapak tangan kanannya.
Dengan gerakan cepat, Luna menggenggam pergelangan kaki Byan. Ia pun mengeratkan pegangan tersebut, dengan sedikit memutarkan tubuhnya. Luna segera melepaskan pegangan tersebut, sehingga membuat Byan terlempar cukup jauh.
Bugh
Aarrgghhtt
"BOSSS" teriak anak buah Byan, mereka segera menghampiri Byan.
Punggung Byan terbentur tiang ring basket, bahkan mereka yang melihatnya serasa ikut merasakan sakitnya.
Luna menegakkan tubuhnya, ia menatap datar Byan.
"Hanya segini saja? Bahkan, kau belum menyentuh ku sedikit pun." ucapnya
"Brengsek, gue pastiin lu keluar kampus hari ini juga." ucap Byan, Luna menyeringai
"Benarkah?
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
ketembak tp kok GK ad yg luka y
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mak gk ada keinginan triplet??
🥰🥰🥰🥰🥰
kasus baru ..kenapa ya