Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 35
Bintang terbangun, kini sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Ia masih memegangi kepalanya yang masih sedikit berat. Bintang tergelak ketika menyadari bahwa ia tidak ada di rumahnya.
"Kau sudah bangun, sayang?" Alesha menghampiri Bintang yang kini sudah berada di atas tempat tidur.
"Al, kenapa Aku masih di sini? Apa yang terjadi?" Bintang berusaha mengingat.
"Tenanglah sayang. Tadi Kau pusing, jadi Aku menyuruh mu untuk istirahat. Apa Kau lupa?" Alesha berpura-pura.
Bintang menggelengkan kepalanya. Iapun teringat dengan dirinya yang menyuruh Via untuk menunggunya. Mereka akan ke rumah sakit bersama. Bintang segera berdiri.
"Kau mau kemana sayang?"
"Aku harus kembali, Via menungguku di rumah," ucap Bintang, ia mulai menampakkan kakinya dan berjalan melewati Alesha. Bintang segera meninggalkan apartemen Alesha.
Sementara Alesha begitu marah. Ia mengepalkan tangannya. Kini Via menjadi ancaman baginya. Namun ia kembali tersenyum menyeringai saat menatap beberapa foto yang ada di ponselnya.
"Aku tidak akan pernah membiarkan Bintang mengacuhkan ku karena mu Via. Kau tidak pantas mendapatkan Bintang, karena Bintang hanya akan menjadi milikku!"
***
Bintang mengendarai mobil dengan begitu cepat. Sesaat sebelumnya, Bintang mendapatkan pesan dari Aya, bahwa Sean dan Divya akan kerumahnya untuk menginap di sana. Sean dan Divya dari rumah sakit untuk menjenguk Eve. Eve kini tengah melahirkan.
Aya juga sempat bertanya mengapa Bintang dan Via tidak datang ke rumah sakit. Bintang mengatakan bahwa Via sedang tidak enak badan. Dan untungnya Aya bisa mengerti.
Bintang bernapas lega karena hal itu. Tapi kini ia harus segera cepat-cepat sampai di rumah. Ia tidak ingin Sean dan Divya tahu bahwa dirinya dan Via tidur di kamar yang terpisah.
30 menit kemudian, mobil Bintang sampai di rumahnya. Bintang memarkirkan mobilnya dan berjalan tergesa menuju ke rumah.
"Kau sudah pulang?" Via menghampirinya. Via ingin menanyakan kemana Bintang pergi sampai tidak jadi untuk ke rumah sakit.
Bintang menarik tangan Via.
"Kemasi barang-barang mu dari kamarmu!" Perintahnya dan melepaskan tangan Via.
Via masih belum mengerti. Ia diam sejenak dan mencerna perintah suaminya. Mungkinkah Bintang ingin mengakhiri kontraknya dan menyuruh Via pergi? Via menatap Bintang sendu.
"Apa Kau mau mengakhiri kontrak kita saat ini juga, Bi? Kau mau Aku pergi sekarang juga?" Via bertanya kepadanya. Menatap Bintang dengan begitu dalam.
"Dasar gadis bodoh, mana mungkin Aku akan mengakhiri kontrak kita." Bintang menyentil kening Via. Membuat sang empunya mengaduh dan mengusap keningnya.
"Sean dan Divya mau menginap disini. Dan Aku tidak ingin mereka curiga dengan pernikahan kita. Bisa-bisa mereka mengadukannya kepada Mama dan Papa. Sekarang cepat bereskan barang-barang mu dan pindahkan ke kamarku." jelas Bintang.
Via terkejut. Kalau Bintang menyuruhnya untuk memindahkan barang-barangnya ke kamar suaminya, apakah mereka akan tidur bersama? Via menjadi gugup karena hal itu.
"A-apa kita akan tidur bersama?" tanyanya ragu.
Bintang menyipitkan matanya menatap Via. Lalu ia pun tersenyum menggoda istrinya. Melihat sikap aneh Via, membuat Bintang yakin bahwa saat ini Via sedang gugup.
"Tentu saja, Sayang. Kita akan tidur di ranjang yang sama," bisik Bintang lembut.
Mendengar kata sayang dari mulut Bintang, membuat Via memerah. Bintang tak pernah memanggilnya dengan kata-kata seperti itu. Via merasa malu, senyum tipis terukir di sudut bibirnya. Ia segera berlari menuju kamarnya.
Via memegangi dadanya. Jantungnya berdetak kencang saat berada di dekat Bintang. Dan itu terus terjadi, Via menjadi tersipu. Lalu ia segera bergegas untuk membereskan barang-barangnya dan membawanya ke kamar Bintang.
***
"Maafkan kami Vi, kami harus merepotkan kalian malam-malam begini. Habisnya, rumah kami jaraknya cukup jauh." ucap Divya.
"Tidak apa-apa, kami senang kalau kalian menginap. Iya kan, Bi?" tanya Via menatap Bintang. Bintang tersenyum menganggukkan kepalanya.
Bintang dan Via menunjukkan kamar yang akan Sean dan Divya tempati malam ini. Dan itu berada di kamar Via sebelumnya. Karena kamar lainnya belum sempat untuk di bersihkan, jadi kamar Via lah yang akan menjadi kamar mereka malam ini.
Karena sudah terlalu larut, mereka segera memasuki kamar masing-masing.
Bintang mulai merebahkan tubuhnya lebih dulu. Sementara Via begitu ragu-ragu untuk tidur bersama Bintang. Ia takut Bintang akan menerkamnya.
Bintang mengerutkan keningnya melihat Via yang berdiri mematung di tempatnya.
"Kenapa Kau diam saja. Apa Kau mau menjadi patung di sana?"
Pertanyaan Bintang membuat Via menjadi semakin gugup. Via mulai berjalan, namun bukan menuju kasur, melainkan sofa kecil yang ada di samping tempat tidur.
"A-aku tidur di sini saja," ucap Via. Walaupun ia begitu ragu, apakah sofa itu akan muat dengannya nanti.
"Tidur di sini,atau Aku akan menyuruhmu untuk keluar dari kamar ku!" Perintah Bintang. Namun Via masih terdiam. Ia masih begitu ragu.
Entah sejak kapan Bintang berdiri di depannya. Tapi kini Bintang sudah mengangkatnya dan menggendongnya.
"Aaaah... Bi, apa yang Kau lakukan!?" Pekiknya. Via benar-benar terkejut.
Bintang meletakkan tubuh Via di atas kasurnya. Lalu iapun mulai menyusulnya. Memeluknya erat agar Via diam menurutinya. Bintang tidak ingin Via bangun dengan badannya yang sakit akibat tidur di sofa kecil itu.
***
Untuk bab selanjutnya, mohon untuk yang belum cukup umur, di skip aja 😅😅