NovelToon NovelToon
Setengah SETAN

Setengah SETAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Matabatin / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:63.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"

"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"

Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.

SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.

Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 31. Zoya bertemu Jingga.

Zoya sedang duduk di sofa ruang tengah sambil mengusap - usap rambut Mia yang tidur, dia juga ngantuk tapi rasanya tidak pantas jika dia juga tidur.

"Zoy, Mia udah tidur?" Tanya Gani, dan Zoya mengangguk.

Gani memberikan selimut pada Zoya, Zoya lalu bangun perlahan dan menyelimuti Mia dengan selimut yang Gani berikan.

"Makasih, Ni." Ujar Zoya dan Gani tersenyum.

"Tadi mah biar di kamar tamu aja, Zoy." Ujar Gani.

"Nggak usah, gue udah ngrepotin banget." Ujar Zoya.

"Yuk, gue kenalin sama temen gue." Ujar Gani.

"Yang namanya Jingga?" Tanya Zoya dan Gani mengangguk sambil tersenyum.

Zoya dan Gani berjalan keluar, Zoya keheranan mengapa mereka keluar rumah tapi ternyata mereka mengitari samping rumah dan ternyata ada pendopo di rumah pak Yusuf, Zoya baru melihat nya.

Terlihat dari jauh ada pak Yusuf yang sedang menggendong balita laki - laki dengan senyum sumringah.

"Eyang kangen banget loh sama Adam, hehehe.." Ujar pak Yusuf.

"Jingga." Panggil Gani dan Jingga menoleh.

"Jingga, ini Zoya.. yang gue ceritain ke lu tempo hari." Ujar Gani.

Di mata Zoya, Zoya melihat perempuan muda yang sangat cantik. Mata nya indah, rambut panjang nya di kuncir kuda dengan senyum seindah matahari terbit.

Tapi di mata Jingga, Jingga melihat asap hitam yang mengelilingi Zoya, yang artinya Zoya merupakan calon tumbal.

"Hai, gue Jingga." Jingga langsung bangun menyalami Zoya.

Bukan tanpa sebab Jingga menyalami Zoya, itu adalah untuk mengusir asap - asap hitam yang mengelilingi Zoya.

"Zoya. Kayak nya kita pernah ketemu, yah?" Tanya Zoya.

"Iya bener, dia cafe." Sahut Jingga sambil senyum.

"Sini - sini, kita ngobrol.." Ujar Jingga dan Zoya pun mengangguk.

Zoya kemudian bergabung di pendopo itu, Zoya, Jingga, Gani, pak Yusuf dan Adam kecil.

"Gue kurang lebih udah tau tentang masalah yang lu hadapi, Zoya. Dan sepertinya apa yang sedang kamu hadapi ini bukan hal yang mudah." Ujar Jingga.

"Apa lu tau sebener nya ada apa sama keluarga gue?" Tanya Zoya dan Jingga menggeleng.

"Gue belum tau. Tapi setau gue, jika yang ghoib itu datang untuk hutang dan perjanjian, maka pasti sudah terjadi perjanjian antara manusia dan iblis itu sendiri." Ujar Jingga.

"Jadi maksud nya?" Tanya Zoya.

"Ada pesugihan dan penumbalan di sini." Ujar Jingga, dan Zoya terkejut mendengar nya.

"Pe- pesugihan dan penumbalan? Maksud lu.. orang tua gue pake pesugihan?" Tanya Zoya dengan wajah terkejut nya.

"Gue nggak bisa bilang orang tua lu itu pelaku, ntar jatoh nya fitnah. Gue cuma nangkep dari semua yang terjadi sama lu dan keluarga lu, karena akan mustahil orang di datangi iblis tanpa sebab, apalagi iblis itu mengatakan ada hutang yang harus di bayar." Ujar Jingga.

"Dan.. sejujur nya gue punya ciri tersendiri dalam melihat orang yang bakal jadi tumbal atau calon tumbal, biasa nya mereka akan di kelilingi sama asap hitam.. dan elu sekarang di kelilingi asap itu." Ujar Jingga.

"DEG!"

Zoya tentu saja terkejut mendengar nya, dia melihat ke sekeliling nya tapi tentu saja dia tidak melihat nya, Zoya menjadi takut sekarang, apalagi jika mengingat kejadian pagi buta tadi dimana ayah nya hampir membunuh nya dengan kapak.

"Jangan takut, kita punya Allah." Ujar Jingga, melihat Zoya yang ketakutan.

"Jingga, apa lu bisa bantu gue?" Tanya Zoya dan Jingga tersenyum.

"Gue bantu, tapi nggak bisa bantu banyak.. gue sejujur nya udah nggak boleh berurusan sama hal kayak gini karena gue udah punya anak, dan suami gue khawatir terjadi sesuatu sama gue."  Ujar Jingga.

"Ntar malem, om Yusuf akan mencari keberadaan ayah lu." Ujar Jingga, dan Zoya mengangguk.

Tiba - tiba Jingga mendapat sebuah pengelihatan sekilas, Jingga mendapat kilasan - kilasan gambaran ruangan berwarna merah yang Zoya maksudkan. Kilasan nya begitu cepat seperti slide video hingga Jingga kebingungan untuk mencerna.

'Hati - hati, Jingga.. ini bahaya.' Aki tiba - tiba datang memberi Jingga peringatan.

"Sepertinya ini semua ada kaitan nya dengan kamar yang berwarna merah." Ujar Jingga, dan Zoya pun tertegun mendengar nya..

"Lu liat kamar itu!?" Tanya Zoya dengan kaget dan Jingga mengangguk.

"Om.. ini ada kaitan nya sama.." Jingga sedikit berat menyebutkan nya.

"Sekte Iblis?" Ujar pak Yusuf menebak dan Jingga mengangguk.

"Om juga menebak kesana, karena mereka begitu kuat." Ujar pak Yusuf.

"Kita harus cari ayah kamu sampai ketemu, om yakin ayah kamu tahu sesuatu.. yang membuat ini semua terjadi." Ujar pak Yusuf dan Zoya mengangguk.

Tapi dimana mereka bisa menemukan ayah nya Zoya, dia lari begitu saja dengan keadaan kerasukan dan sampai sekarang belum ada kabar apapun dari bude nya Zoya.

"Tunggu, selain lu.. siapa yang dateng sama lu?" Tanya Jingga.

"Gue dateng kesini sama adek gue, dia lagi tidur di ruang tengah." Sahut Zoya.

Jingga bangun dari duduk nya dan masuk kedalam rumah, Zoya dan Gani pun mengikuti Jingga dari belakang dan kini Jingga sudah berdiri di depan Mia yang sedang tidur. Perlahan Jingga jongkok di depan Mia dan dia menyentuh tangan Mia untuk melihat sesuatu.

'Kenapa rasanya hampa? Aku nggak bisa liat apa yang anak ini lalui.' Batin Jingga.

Jingga lalu menyentuh kening Mia dan tiba - tiba, di mata Jingga Mia tiba - tiba membelalak melotot menatap nya dengan tatapan marah dan berkata.

"OJO MELU - MELU!!"

Jingga tau itu bukan Mia, tapi itu adalah sosok yang berada di tubuh Mia. Hanya saja sosok itu menyembunyikan dirinya atau lebih tepat nya sudah menyatu dengan Mia.

'Di sini masalah nya..' Batin Jingga.

Jingga lalu melepas tangan nya dari Mia dan kembali bangun menatap Zoya dan Gani.

"Dia, umur berapa?" Tanya Jingga pada Zoya.

"Tiga bulan lalu dia ulang tahun ke empat belas." Sahut Zoya, dan Jingga mengangguk.

"Yuk keluar lagi, takut adek lu keganggu tidur nya." Ujar Jingga, dan Zoya mengangguk.

Jingga kembali menoleh ke belakang dan Jingga melihat sosok perempuan bergaun merah sedang memeluk Mia dan mengusap usap wajah Mia, dan hal itu hanya Jingga yang bisa melihat nya.

"JANGAN IKUT CAMPUR, ATAU KAMU DAN ORANG - ORANG TERDEKATMU AKAN MATI." Ucap perempuan bergaun merah itu, pada Jingga.

'Kenapa kamu menyakiti keluarga anak ini, apa mereka punya salah?' Tanya Jingga dari batin nya.

"KAMU TIDAK PERLU TAU!! ITU ADALAH BAYARAN ATAS APA YANG SUDAH MEREKA NIKMATI!"

Jingga kembali menoleh ke depan dan melanjutkan jalan nya ketika pundak nya di sentuh Gani.

"Kenapa, Ngga?" Tanya Gani.

"Nggak apa - apa, yuk balik ke om." Ujar Jingga.

Tapi.. Zoya yakin ada sesuatu yang Jingga tahu, Entah mengapa Zoya merasa Jingga bisa memecahkan teka - teki yang terjadi saat ini.

Terbukti, saat mereka sudah kembali menemui pak Yusuf, Tatapan Jingga seolah menceritakan pada pak Yusuf apa yang di lihat nya, Zoya pun melihat pak Yusuf tampak mengangguk tanpa sebab.

"Gani, tolong kamu dan Zoya cari bahan buat ayah. Kebetulan stok ayah habis, kamu carikan di toko yang biasa ayah datangi ya, nak." Ujar pak Yusuf.

'Bawa Zoya pergi nak, adiknya akan di ruqyah.' Ucap pak Yusuf lewat batin pada Gani.

Gani yang mendapat pesan itu pun sedikit heran mengapa Zoya tidak di perbolehkan melihat Mia di ruqyah, tapi Gani tetap mengangguk dan mengiyakan.

"Iya, ayah." Ujar Gani.

"Zoy, yuk.." Ajak Gani dan Zoya mengangguk.

"Titip Mia ya, om." Ucap Zoya, dan pak Yusuf pun mengangguk.

"Iya nak, kalian hati - hati di jalan." Ujar pak Yusuf.

Zoya pun pergi dengan Gani, mereka menggunakan mobil karena langit terlihat mendung. Dan setelah di dalam mobil, Zoya pun bertanya pada Gani.

"Gue rasa Jingga udah tau sesuatu, Ni." Ujar Zoya pada Gani dan Gani menoleh menatap Zoya..

...BERSAMBUNG....

1
Hary Nengsih
pnya anak tapi bukan anak nya
tundra mahkota
streesss nih suaminya
Heri Wibowo
lanjut kakak
neni nuraeni
lagi seru" nu eeeh bersmbung
wardah
y ampuun smakin deg2an
Hidayah Hanan
makin seru ya kak😘😘
Riska Salahudin
ya ampun deg deg an aku
(**𝖄𝖎 𝖃𝖎'𝖆𝖓**)
satu persatu jadi korban.. siapa sbnrnya yg mengganggu mereka.
Hary Nengsih
waspada
wasiah miska nartim
jreng...jreng...jreng hati ku jreeeeeeeng
🫡Ust_cing🌚off✈︎
done mampir, semangat ya
🫡Ust_cing🌚off✈︎
kenapa nggak bilang dulu ke pihak polis untuk menyewa rumah itu
🫡Ust_cing🌚off✈︎
ya klo di sewa ada yang pembunuhan
🫡Ust_cing🌚off✈︎
waduh mungkin kayak ada sesuatu terjadi nanti
🫡Ust_cing🌚off✈︎
lah berati ditinggal oleh kakek?
🫡Ust_cing🌚off✈︎
tapi apakan nanti jika udah besar akan tau?
🫡Ust_cing🌚off✈︎
astaga
🫡Ust_cing🌚off✈︎
dibunuh dan dijadikan setan lalu akan balas dendam
✎𒆜❦☆Î'𝖆𝖒 𝕽𝖆𝖙𝖓ª☆❦𒆜 ✍
Makasihhh sudah mampir kak..
🫡Ust_cing🌚off✈︎
siapa lagi itu?
/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!