SECRET SUGAR DADDY

"Oh... iya," aku hanya menyahutnya sekilas saja karena aku tidak ingin berurusan dengan lelaki itu aku juga tidak ingin tahu kenapa lelaki itu ada di sana.

"Ya sudah kalau begitu Rendy Aku pergi dulu ya aku mau menemui temanku yang mengadakan pesta perkenalan ini dulu," Aku berusaha untuk menghindari lelaki itu dengan cara memberikan alasan yang bisa ia terima agar ia juga mau melepaskanku tapi siapa sangka apa yang menjadi alasanku tersebut menjadi bumerang untukku sendiri.

"hei Kau mau ke mana? katanya kau ingin menemui seseorang yang mengadakan pesta ini kan? orangnya ada di sini," aku menghentikan langkah kakiku ketika Rendy mengatakan sesuatu yang membuatku begitu terkejut aku yang sudah melangkah beberapa langkah itu pun langsung membalikkan tubuhku menghadap ke arah lelaki itu kembali.

"maksud kamu?" aku bertanya karena memang aku tidak tahu maksud ucapan dari lelaki itu.

"Jasmine dia adalah teman kita teman baru kita yang mengadakan pesta ini," tiba-tiba Jessie keluar dari belakangku dan mengatakan bahwa lelaki yang bernama Rendi itu adalah teman baru di kampus yang mengadakan pesta tersebut.

"Akh... astaga aku benar-benar sudah membuat kesalahan," aku menggerutu dalam hati sembari memaksakan senyuman ke arah lelaki itu berada.

"hai senang bertemu denganmu," Aku hanya mengucapkan kata basa-basi pada lelaki itu seolah aku memang dari tadi Tengah mencarinya untuk berkenalan dengannya.

"hai Jasmine senang juga berkenalan denganmu senang bertemu denganmu lagi," sapa balik lelaki itu padaku yang langsung membuat gadis yang ada di sampingku menatapku dengan tatapan tidak mengerti.

"ini pertemuan kedua kalian? Jadi kalian sudah berkenalan sebelumnya?" Jessi pun hanya bisa bertanya karena sebelumnya aku tidak pernah menceritakan apapun pada Gadis itu karena memang bagiku itu tidak penting.

Rendy kemudian mengambil minuman wine yang ada di botol lalu menuangkan isi minuman itu ke dalam gelas lalu memberikannya padaku dan juga pada Jessie. Kamipun menerima minuman itu.

"Hemmmz... lebih tepatnya dia menolakku saat pertama kali bertemu maksudku menolakku untuk mengantarkannya pulang sampai ke rumah karena khawatir kalau sampai suaminya nanti marah saat tahu ia pulang bersama dengan lelaki lain," Rendy berusaha untuk menjelaskan pada Jessie lelaki itu tidak memiliki pemikiran buruk apapun ia hanya mengatakan apa adanya yang ia ketahui dan dia tidak berharap Jessi memiliki pemikiran macam-macam padanya Namun ternyata apa yang Rendy katakan saat itu mampu membuat Jessie benar-benar terkejut parah.

"Hah! kamu bilang apa tadi? suami? kamu bilang suami Jasmine akan marah kalau ada laki-laki yang mengantarkannya pulang? suami yang mana maksud kamu itu? jangankan suami pacar saja Dia tidak punya maksud aku jangankan pacar disentuh lelaki saja dia tidak bisa dia tidak mau dia tidak memberi izin mana mungkin ucapanmu itu benar," tampak Jessi yang saat itu begitu terkejut langsung menyangkal ucapan Rendy di sana. lelaki itu yang begitu terkejut pula tidak terkejutnya dengan apa yang Jessie rasakan saat itu hanya bisa menatap ke arah Jasmine berada namun lelaki itu tidak mendapatkan jawaban apapun dari Jasmine. tapi seketika itu pula Rendy langsung bisa menguasai keadaan ia langsung tahu jika ada sesuatu yang tidak beres dari Jasmine dan mungkin Gadis itu tidak bisa menceritakan kepada Jessie teman baiknya sendiri.

"kau yakin dia tidak pernah terlihat dekat dengan lelaki manapun?" Rendy berusaha untuk mencari informasi dari Jessie dan Jessie dengan mantap menganggukkan kepalanya karena memang selama ini ia tidak pernah melihat Jasmine dekat dengan lelaki manapun.

"tentu saja aku yakin aku adalah teman Jasmine dari masa kuliah awal jadi aku sudah tahu bagaimana dia Sampai detik ini kalau dia dekat dengan lelaki manapun pastinya dia akan menceritakannya padaku tapi sampai detik ini aku menawarinya untuk kencan buta tetapi dia tidak mau Dan ini juga tidak ingin dekat dengan lelaki manapun bisa dipastikan Jasmine tidak memiliki lelaki dekat manapun saat ini. Oh ya Kenapa kau bertanya seperti itu kau ingin mendekati Jasmin?" namun sebelum lelaki itu menjawabnya aku langsung mengajak Jessi untuk segera meninggalkan tempat itu Aku tidak ingin berlama-lama ada di sana bersama dengan Rendy dan juga Jessie karena kedua orang itu terus membahas masalah urusan pribadiku.

"Jadi kau tidak memiliki kekasih apalagi suami lalu kau melakukan semua itu karena apa kau ingin menghindariku kau tidak ingin dekat denganku Aku tidak percaya kalau ada wanita yang tidak mau dekat denganku setahuku setiap wanita yang ingin aku dekati mereka lebih dulu dekat denganku mendekatiku tapi kenapa kau malah berusaha untuk menghindariku dengan cara seperti itu? sepertinya kau jauh lebih menarik dari wanita manapun," saat itu Rendy hanya bisa menatap Jasmine dan juga Jessie yang berjalan pergi meninggalkannya sendirian di sana ia semakin terpancing untuk bisa mendapatkan hati Jasmine ia semakin penasaran dengan gadis itu.

"Jasmine kau bertemu dengan dia di mana Kenapa kau tidak menceritakannya pada aku jadi selama ini kau sudah tahu teman baru kita di kampus itu adalah Rendy?" saat itu aku di berondong banyak pertanyaan oleh Jessi aku pun langsung menjawabnya karena aku tidak mau hal itu semakin berkepanjangan.

"aku hampir tertabrak mobilnya kemarin tapi itu tidak apa-apa lagian aku juga tidak tahu kalau ternyata dia adalah mahasiswa baru di kampus kita dan menurutku itu juga tidak penting Kenapa juga aku harus menceritakannya padamu aku sudah melupakan kejadian itu dan aku tidak tahu kalau dia mengingatku," Aku berusaha menjelaskannya pada Jessie Aku berharap Jessi bisa mengerti dan tidak bertanya atau curiga apapun lagi padaku tapi aku tahu bagaimana wataknya sih ia pastinya tidak akan tinggal diam hanya seperti itu saja.

"Jasmine sepertinya dia menyukaimu atau kau coba saja berkencan dengannya Siapa tahu kalian cocok Dan Lagi Kenapa juga kau harus bilang pada Rendy kalau kau sudah memiliki suami sih ada-ada saja kamu ini kalau kamu ingin menolaknya secara terang-terangan. dan Kenapa juga kau tidak menyukai lelaki Jasmine, jangan-jangan kamu menyukai sesama perempuan ya kau menyukaiku?" tampak Jessie begitu blak-blakan seolah ia tahu bahwa aku tidak akan tersinggung dengan ucapannya tersebut aku pun hanya bisa menampol salah satu lengannya sebagai tanda jika aku bukanlah wanita seperti itu.

"Gila kau Jess! aku masih normal ya aku masih menyukai lelaki tampan," Aku berusaha meyakinkan wanita itu dan aku tahu ia percaya.

"maafkan aku Jessie jika aku harus menyembunyikan kebenaran bahwa ternyata aku sudah berkencan dengan seseorang bisa dibilang itu bukan kencan mungkin kalau dikatakan kencan bisa dikenalkan ke banyak orang tapi kalau aku dan dia bisa dibilang sebagai teman tidur Aku adalah simpanannya Jessi aku tidak bisa untuk memberitahumu sekarang aku juga tidak tahu Sampai kapan aku akan bermain petak umpet dan sembunyi-sembunyi seperti ini," aku menggerutu di dalam hati disela perjalananku hingga tampak disana beberapa orang tengah bersorak sorai terutama banyak para wanita yang bersorak karena kegirangan.

aku pun penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di sana Mereka tampak begitu antusias seolah mereka Tengah menyambut aktor papan atas di tempat itu atau paling tidak public figure yang mereka semua kenali aku pun bertanya pada jessie karena aku tidak tahu susunan acara di tempat itu seperti apa aku berpikir jika si penyelenggara acara mereka mendatangkan aktor papan atas.

"Sebenarnya ada apa Jes Kenapa Mereka tampak begitu senang seperti itu siapa yang datang?" aku bertanya pada Jessie dan Gadis itu pun langsung menjawabnya.

"kau tidak tahu Rendy itu memiliki seorang kakak kau jelas bisa melihat kan kalau wajah Rendy itu begitu tampan dan jelas kakaknya juga pastinya tampan dan kakaknya itu datang mengajak lelaki lainnya dan ya mereka bisa dibilang lebih tampan dari aktor papan atas makanya banyak wanita yang ada di sini bersorak-sorai seperti yang kamu lihat, kenapa juga kamu tidak ikut bersorak sekalian?" tampak Jessie saat itu pun meraih balon panjang kemudian memberikannya padaku untuk dijadikan alat bersorak di sana. aku tidak memiliki pilihan lain selain menerima balon tersebut dan ternyata memang benar 3 orang yang baru saja datang di tempat itu menyegarkan mata bahkan mataku membelalak hampir mencuat dari tempatnya saat aku melihat salah seorang di sana yang begitu familiar untukku.

"Dokter Rafandra Erlangga," bibirku pun mulai mengucapkan namanya dengan lengkap dan jelas.