NovelToon NovelToon
Pria Seksi Itu, Suamiku

Pria Seksi Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!

[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]

---

Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.

---

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 1

“Perbaiki laporan itu dan jika sampai salah perhitungan, maka kepalamu akan dijadikan sebagai bayaran penebusan untuk harga proyek ini!”

Brak!!

Suara pintu dibanting keras membuat seluruh orang di ruangan terlonjak kaget, mereka refleks mengalihkan pandangan pada seorang pria dengan setelan jas kantornya berusaha mengelus dadanya beberapa kali. Masih mempertahankan raut terkejutnya, ia menatap kosong ke depan dan sebuah hembusan napas kasar keluar dari bibirnya.

“Kenrick, kau tidak apa-apa?” tanya Margareth, ketika tatapannya berhenti pada sebuah laporan yang dipegang oleh Kenrick.

Kenrick pasti sehabis melaporkan laporan analisis mengenai perusahaan Grinn yang menawarkan kerja sama dengan mereka beberapa waktu lalu. Dan Kenrick diberikan mandat untuk menyusun proposal singkat mengenai profil perusahaan itu.

“Mr. Damien benar-benar galak,” ujar Kenrick kemudian melempar tubuhnya pada kursi kerjanya kemudian mengacak rambutnya sekali.

“Kurasa mood-nya sedang dalam keadaan yang buruk,” balas Margareth, teringat kembali insiden pagi ini dimana Damien, bosnya itu memarahinya hanya karena warna bajunya yang terlalu mencolok dan berkata kalau warna kuning terangnya itu merusak penglihatannya.

Harlos, sekertaris kepercayaan Damien tiba-tiba berdiri, “Jangan bergosip dan kembali fokus pada pekerjaan kalian,” ujarnya sebelum beranjak masuk ke dalam ruangan Damien sembari menenteng sebuah berkas ditangannya.

Kenrick tak mampu menahan untuk mengeluarkan komentar pedasnya, “Benar-benar identik, tidak heran kenapa Mr. Damien sangat mempercayai pria kaku dan gila kerja itu.”

“Dan tampan,” lanjut Margareth membuat Kenrick langsung menoleh dan kembali melempar tatapan tajamnya ke arah wanita itu.

Harlos merupakan orang kepercayaan Damien dan Kenrick merupakan karyawan magang yang baru diterima sebagai pekerja tetap di perusahaan pria itu. Iri? Tentu saja, semua karyawan di perusahaan ini berlomba-loma untuk menjilat bos besarnya itu.

Naik pangkat? Gaji besar? Tidak, predikat menjadi orang kepercayaan Damien Alaric Blake, pria misterius dengan segala kesempurnaannya itu lebih menggiurkan.

---

“Silahkan masuk,” suara beratnya menginterupsi ruangan hening itu.

Pintu terbuka kemudian, memperlihatkan Harlos yang berjalan ke arahnya dengan raut serius pria itu, seperti biasanya.

“Saya ingin melaporkan masalah mengenai Mr. Walson,” ujar Harlos kemudian menyerahkan sebuah laporan ke atas meja kerja Damien.

Damien menghentikan fokusnya pada layar komputer didepannya, manik birunya bergerak kemudian berhenti pada laporan yang diberikan oleh Harlos.

Seketika ruangan kantor itu dipenuhi oleh aura intimidasinya, dengan ruangan besar yang hanya digunakan Damien seorang. Begitu kita membuka pintu besar pada ruangannya, maka kita akan disuguhkan oleh sebuah meja besar tempat dia bekerja setiap hari disusul sebuah sofa dan meja santai disamping kemudian rak-rak yang berisi berbagai macam buku dan folder.

Jika hanya diberi satu kata untuk mendeskripsikan pria itu, maka tampan adalah jawabannya. Damien memiliki wajah yang tegas dengan rahang kokohnya, kemudian sepasang manik birunya itu selalu berhasil meng-hipnotis siapapun untuk tenggelam dalam lautan pesonanya.

Auranya terkesan tenang namun disaat yang bersamaan, raut tanpa ekspresinya selalu berhasil membuat orang-orang menebak apa isi dibalik otak pintarnya itu.

Lengan kekarnya yang berotot itu dibungkus erat oleh kemeja dan jas kerjanya sebelum bergerak untuk membuka sebuah folder yang diberikan oleh Harlos. Jemarinya yang panjang dan kokoh dengan mudah merobek folder coklat sebagai bungkusan luarnya kemudian mengeluarkan isinya, dimana menampilkan beberapa lembar foto didalamnya.

Hasil foto itu tampak dijepret dengan cepat sebab beberapa dari mereka tampak buram. Damien kembali memusatkan fokusnya, tepat pada lembaran foto terakhir yang menampilkan seorang wanita dengan manik hazelnya tengah duduk berhadapan dengan seorang wanita di sebuah kafe.

Damien masih menatap serius ke arah lembaran foto itu sebelum tangannya bergerak untuk meremasnya, urat tangannya tercetak jelas kala foto itu berakhir dengan keadaan yang mengenaskan di tangannya.

“Buat janji temu dengan Mr. Walson,” perintah Damien dengan nada bicaranya yang serius dan segera diangguki oleh Harlos.

---

Saat bunyi lonceng berdenti sekali, seorang wanita melangkah pelan melewati pintu masuk kafe. Kehadirannya berhasil memancarkan aura yang sulit diabaikan. Surai hitam alaminya yang bergelombang, disusul kulit sehalus porselen dan pipi yang merona alami, seakan dicium lembut oleh mentari pagi. Sepasang manik hazel-nya yang berhasil memikat fokus orang-orang disekitar tanpa membedakan pria dan wanita.

Wanita itu cantik bagi siapapun, tanpa mengenal batasan usia maupun gender.

Amara mendudukkan dirinya pada sebuah kursi disana sebelum manik hazel-nya bergerak tampak tengah mencari seseorang.

Beberapa saat kemudian, lonceng kafe kembali berdenting, membuat Amara segera mengalihkan perhatiannya ke arah pintu dan disana dia menemukan seseorang yang akan dia temui hari ini.

“Apakah kita saling mengenal?” tanya Amara, nada bicaranya lembut dan tidak ada tanda-tanda dia emosi.

Alasan dibalik kedatangannya di kafe juga karena selama beberap minggu belakangan, Amara selalu mendapat pesan berisi nada-nada mengancam. Amara pikir itu hanyalah ulah orang asing yang iseng, tetapi dilihat dari bagaimana si pengancam tahu banyaj perihal privasi hidupnya, ralat tentang Damien, suaminya itu, mau tidak mau Amara harus bertemu dengannya.

Dan ternyata wajah dibalik si pengancam itu adalah seorang wanita.

“Kau tidak perlu mengenalku untuk bisa membenciku,” ujar wanita itu yang masih tidak Amara mengerti arti dibalik ucapannya.

“Siapa namamu?” tanya Amara kembali, tidak terintimidasi dengan nada mencekam ataupun tatapan tajam dari lawan bicaranya, Amara tetap dengan raut santai dan percaya dirinya.

“Ingat baik-baik namaku, karena sehabis ini kita akan sering bertemu,” balas wanita itu kemudian menyerahkan sebuah kartu namanya kepadanya.

Florynn,wanita didepannya ini merupakan seorang florist. Dia mempunyai pekerjaan sesuai dengan namanya. Seorang penjual bunga yang memiliki sebuah toko bunga di sudut jalan.

Amara akui, wajah wanita itu cantik, walau tubuhnya tidak setinggi Amara, dia adalah tipe gadis mungil yang memiliki kesan manja. Dress bunga-bunganya juga menunjang penampilan wanita itu ketika memperkenalkan diri sebagai seseorang yang memusatkan diri pada dunia bunganya itu.

“Maaf, kau bisa menghubungi sekertarisku jika ingin memberikan kartu namamu,” ujar Amara yang bahkan tidak sampai dua detik menatapi kartu nama yang tergeletak diatas meja itu.

Florynn tampak marah, terlihat dari bagaimana wanita itu menggertakkan giginya dan tangannya terkepal diatas meja, namun sebisa mungkin dia menahan emosinya agr tetapi bisa terlihat elegan.

“Aku menyukai Mr. Damien,” ujar Florynn dalam sekali tarikan napas, dengan nada angkuh dan percaya diri wanita itu.

Amara tampak tidak terusik dengan kalimatnya walaupun faktanya Florynn sangat kurang ajar dengan mengatakan pernyataan seperti itu kepada Amara.

“Terus?” tanya Amara, masih tetap tidak terusik, ia sama sekali tidak memandang Florynn sebagai sebuah ancaman. Baginya, Florynn hanya sebuah stalker gila yang menyukai suaminya yang sempurna sekaligus brengsek itu.

“Ceraikan suamimu,” ujar Florynn lagi yang lebih tidak tahu dirinya.

Amara menaikkan alis kanannya kemudian mengeluarkan tawa remehnya, cenderung merendahkan wanita didepannya itu.

Dan Florynn hanya diam tercengang dengan reaksi dari Amara yang kelewat tenang dalam menanggapi ancamannya.

“Terima kasih,” ujar Amara kemudian bangkit berdiri dari duduknya membuat Florynn langsung melebarkan matanya dan ikut berdiri.

“Kau akan menceraikannya kan?” tanya Florynn, kembali memastikan. Ia ingin sebuah jawaban yang pasti dari Amara.

Amara meraih tasnya kemudian hendak pergi dari sana sebelum berbalik, menatap dalam ke arah Florynn kemudian tersenyum kecil. Senyum yang sangat cantik dan lembut, pipi wanita itu bahkan menggembul lucu.

“Semua orang tahu kita menikah karena perjanjian bisnis, akan kukabulkan permintaanmu,” ujar Amara kemudian melenggang pergi dari sana dengan anggung.

Dia bahkan tidak terpancing emosi sama sekali selama berbicara dengan Florynn. Wanita itu benar-benar terlihat anggun dalam menghadapi situasi seperti ini, seolah hal yang baru saja Florynn katakan sama sekali tidak mengusiknya.

“Akhirnya kau sadar diri juga,” uajr Florynn kembali dengan sedikit mengeraskan suaranya karena takut Amara yang sudah melangkah beberapa langkah didepannya tidak mendengar.

Sebelum benar-benar pergi dari kafe itu, Amara menyempatkan diri untuk berbalik yang terakhir kalinya.

Amara tersenyum sembari menatap ke arah Florynn dan berujar, “Tapi aku tidak menyangka, setelah menghinaku tadi, sekarang kau akan memakai barang bekas dariku,” kemudian Amara pergi dari sana meninggalkan Florynn sendirian yang berdiri mematung.

Apa yang baru saja wanita itu katakan?

Barang bekas?

Wanita itu menyebut Damien sebagai sebuah barang bekas?

Sekalipun iya, Florynn tetap akan menerimanya dengan senang hati. Karena apa? Karena dia adalah Damien Alaric Blake. Dan Florynn mencintainya.

1
Faf Rin
setia
Faf Rin
ceritanya bagus
Wineeeee: Makasih udah berkenan baca kak😊😊😊
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Lya
Hotelnya private buat Damien?
Wineeeee: Makasih kak sebelumnya udah mampirrrr 😁 Bener kak, soalny Damien punya bisnis di bidang perhotelan. Jadi hotel itu punya dia
total 1 replies
Lya
Tapi di bab sebelumnya si Amara kan masak?
Wineeeee: Amara ga pandai masak, Damien yang jagoo /Joyful/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!