Judul: The Fatalis
Nazzares, pemuda dengan mata merah yang dilahirkan untuk memburu raksha, memegang pedang abhiseka sebagai simbol takdirnya. Bersama istrinya, Kandita, yang telah bersamanya sejak usia 15 tahun, mereka menghadapi dunia yang penuh perang, pengkhianatan, dan rahasia yang tak terungkap. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada takdir yang penuh kejutan dan plot twist yang mengubah segalanya.
The Fatalis adalah kisah aksi, intrik, dan pengorbanan yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertarungan sengit diatas awan
Ditengah perjalanan keluarga zares diudara. Mereka, kini sudah separuh perjalanan menuju trowulan. Dengan bermodalkan kompas yang diberikan gurunya harpii terus terbang dengan kecepatannya diatas awan.
Dimalam yang indah berteman kan cahaya bulan yang terang zares dan harpii menikmati perjalanan. Sementara itu, kandhita tertidur pulas didalam kereta.
zares duduk diatas punggung harpii yang besar. Dalam keheningan nya zares merasakan sesuatu yang aneh.
"Kau merasakanya harpii?" Tanya zares.
"Rawww" harpii juga merasakan keberadaan sesuatu yang aneh akan mendekat.
Zares menggunakan observasinya, memejamkan mata, dan mulai melakukan observasi.
"Mereka semua terbang, itu raksha, mereka berjumlah 12 raksha, dengan satu raksha bertekanan energi mistis yang kuat" Setelah zarres mengobservasinya.
"Rawwww" rauman harpii yang terdengar cemas.
"Kau mengenal mereka?" Jawab nazzares.
"Raauwww" dengan suara lirih dan mengerutkan alisnya. Harpii sedikit takut.
"Baik aku mengerti sepertinya yang mengejar mu pada saat itu, bukan Fatalis ataupun orang-orang dari kerajaan" Ucap nazzares yang telah berdiri menghadap ke belakang diatas kereta.
Zares pun menanamkan energi mistisnya ke harpii, kandhita dan kereta, agar lebih kuat menahan serangan dan guncangan.
"Aku sudah menanamkan teknik ku kedalam dirimu, apapun yang terjadi kau hanya perlu terbang saja oke" Ucap zares yang memberi isyarat ke harpii.
"Raauuwwww" jawab harpii dengan mempercepat terbangnya.
Lalu gerombolan raksha dengan bentuk kepala botak kuping yang panjang serta memiliki sayap yang langsung menyatu dengan tubuhnya itu, sedang terbang mendekat.
Namun, sang pemimpin raksha itu merasakan keberadaan kuat.
"Hei pasukan bodoh fokuskan kalian untuk menyerang singa itu. Dan aku akan meladeni manusia itu" ucap sang pemimpin.
"kkkhhjraaaww" jawab para pasukanya.
Mereka yang sudah dekat dengan kereta zares bersiap melancarkan serangan. Saat sang pemimpin memperhatikan target didepan yang sedang berdiri di atas kereta. tersadar kalau targetnya menghilang. Menengok kiri dan kanan sang pemimpin raksha itu dikejutkan dengan....
"Apa?? Kau mencari ku?" Ucap zares yang sudah jongkok diatas mahkluk itu.
"Sialan kau bocaaaa.... Aaaakkkkhh" Sebelum raksha itu selesai mengucapkan sesuatu, zares menusuk raksha dari belakang sampai tembus ke mulutnya.
"Apa..? Apa yang kau ucapkan?" Ucap zares dengan meledek.
Lalu zares memegang sayap kanan mahkluk itu dan memotongnya "slashh" Menendangnya kebawah. "Blamm"
zares melanjutkan mengejar yang lainya. Saat sudah berada pada jangkaunya zarres mengarahkan telapak tanganya ke salah satu raksha itu dan menghentikan kepakan sayapnya. Disaat dia akan jatuh zares menebasnya dan jatuh kebawah. "Slaaaassshhh"
Disaat zares ingin melanjutkanya lagi tiba tiba sang pimpinan raksha tadi telah kembali dan sudah meregenerasi semua lukanya. Lalu, mencengkram kaki zares dan melemparkanya kebawah dengan sangat keras. Yang membuat zares kesusahan untuk berhenti. "Wooosh"
"Hey kalian semua tetap kejarlah singa itu! biar aku urus manusia sialan itu". Ucap sang raksha. Raksha itu terbang dengan sangat cepat dengan kedua sayapnya ke arah nazzares. Wooossshhh..
pertempuran antara zares dan raksha sangat sengit bertukar tebasan dan pukulan dalam keadaan terjun bebas ke bawah dengan kecepatan tinggi.
Bluukk Duaarr blukk
Dia menyadari ketika, bertarung denganya bahwa dia adalah manusia yang menghadapi zubrel karena gaya bertarung dan kekuatanya mirip dengan apa yang diceritakan temanya itu.
Dalam sengitnya pertarungan mereka berdua. zares, mendapatkan momen untuk menebas kedua sayap mahkluk itu, tanpa pikir panjang zaress langsung menebasnya "slassh" lalu menebas separuh kepala sang raksha dari bagian mata dan melemparkanya kebawah "sraaakk" dengan sangat keras.
zares dalam terbangnya naik keatas awan mencoba berteleport namun..
"kenapa aku tidak bisa melakukan teleport? sial!" zares lalu menyadari bahwa tekniknya belum bisa digunakan dengan target atau obyek dalam kondisi bergerak.
"Siiaaalll, kenapa aku tidak berpikir sejauh itu" ucap zares kesal kenapa dia tidak terus mengembangkan tekniknya.
zares terbang dengan kecepatan yang tidak terbayangkan menuju harpii dan kandhita. Disisi lain harpii terus terbang dengan kecepatan penuh namun raksha itu bisa menyusulnya. kini, raksha itu terlihat seperti gumpalan kabut yang terbang diantara kereta harpii. Mencoba menyerang namun harpii terus bertahan.
kandhita yang sedang tidur pun terbangun. "Guncangan apa itu?" Lalu dia melihat dibelakangnya ada sejumlah raksha yang mengejarnya.
"Sayang, sayang.." panggil kandhita mencari suaminya. Namun dia menyadari bahwa kini menyisahkan harpii dan dirinya saja. Dia hanya bisa diam dan takut menahan goncangan yang terjadi.
"Nazzares" teriak kandhita yang keras.
Suara gemuruh membelah angin dan terlihat awan yang terbelah disepanjang lintasan terbang zarres. Dengan sangat cepat zares menerjang dan menebas satu persatu makhluk itu hingga tak tersisa.
"Slaasshh wooosh slaassh wooosh"
Beberapa saat kemudian setelah pertarungan..
kandhita memeluk zares di tempat kemudi menyandarkan kepalanya di dada suaminya itu. Duduk bersama, menikmati pemandangan bulan yang sangat besar terlihat dan memncarkan cahayanya dengan sangat terang di atas awan.
"Indah sekali sayang, pemandangan ini" Ucap kandhita.
"Yaaa" jawab zares
Suasana yang begitu romantis dalam kepakan sayap hitam sang singa mistis menuju pagi yang akan datang.
keesokan harinya..
"Sayang itu pintu gerbang Trowulan bukan?" ucap kandhita ke sang suami.
"Ya, kita sudah dekat" jawab zarres.
"Aku sudah mengirimkan surat untuk kakaku, dan mereka membalas akan menunggunya di pintu masuk" ucap kandhita ke suaminya.
"Benarkah? baiklah" jawab zares.
"Hei harpii turunlah" ucap zares ke harpii.
"Kenapa suamiku" tanya kandhita.
"Mulai dari sini kita akan berjalan kaki, akan bahaya jika ada yang melihat harpii, belum memiliki fatalis nya!" Jawab zares.
Harpii pun bisa beristirahat dipangkuan kandhita. Lalu zares menarik kereta kuda itu dengan satu tanganya dengan mudah bak sedang memegang anjing peliharaan-nya hanya dengan kekuatan fisiknya saja. melewati tanjakan dan turunan jalan menuju gerbang ibukota javadhipa trowulan.
"Hei.. lihat itu dia menarik kereta kuda dengan satu tanganya saja" orang disepanjang jalan melihatnya dengan heran. Setelah beberapa saat nazzares sampai didepan pintu gerbang.
sementara itu di tempat latihan istana..
"Persiapan akademi militer majapahit sudah selesai! Apa yang akan kau lakukan" komandan druvh ke ahtreya.
"Entahlah, aku ditugaskan untuk menjadi pendidik tahun ini" jawab ahtreya
"Heii bukankah bagus bisa mengajar di devisi Fatalis" jawab druvh.
"Ya mungkin ini baik untuku, aku juga bisa melihat perkembangan dari anak anak tanpa nama belakang sepertimu" jawab ahtreya.
"Hei kau mengejekku" jawab druvh
"Santai lah. Aku traktir minum" ucap ahtreya mengajak sang orc untuk minum.
"Baiklah aku akan mengajak Eden dan juga Supritno" jawab komandan druvh.
Pembukaan akademi akan dimulai dalam tujuh hari lagi sudah banyak pendaftar ke berbagai devisi. Devisi Fatalis adalah peserta dengan jumlah paling sedikit karena jumlahnya yang bergantung pada garis keturunan. Dan diantara mereka banyak dari kalangan yang terpecah dari bangsawan atau klan. (Tanpa nama belakang)
Bersambung...
yuk mampir juga dinovelku jika berkenan