Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Empat
"Kenalkan ... namaku Mita," ucap wanita itu dengan mengulurkan tangannya.
"Mita ...?" tanya Cecil. Dia bukannya menyambut uluran tangan wanita itu, justru mengajukan pertanyaan, karena nama itu penyebab pertengkarannya tadi malam dengan sang suami.
"Ya, namaku Mita. Apakah kamu pernah mendengar namaku dari seseorang?" tanya Mita dengan senyum manisnya.
Cecil mengakui jika Mita sangatlah manis dan wajahnya tidak membosankan. Apakah itu yang membuat Athalla susah melupakan gadis itu, tanya Cecil dalam hatinya.
"Maaf, aku belum pernah mendengar namamu. Tadi aku terkejut aja karena sedang melamun," ucap Cecil. Dia lalu mengulurkan tangannya. Dan menyebutkan nama.
Cecil ingin tahu apa maksud wanita itu menghampirinya. Pasti ini bukan kebetulan. Dia pasti sengaja menemuinya, pikir Cecil. Entah ada maksud apa dibalik ini. Namun, dia harus pura-pura tak mengenalnya saja.
"Kamu kuliah di kampus ini juga?" tanya Cecil pura-pura tak mengenalnya.
"Bukan, aku sengaja datang untuk bertemu kamu," jawab Mita.
"Bertemu aku ...? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Cecil.
Ternyata dugaannya benar, jika wanita itu sengaja ke kampus untuk menemuinya. Tapi apa tujuan dan maksud dari semua ini.
Mita tampak menarik napas dalam. Dia tak tau harus memulai dari mana. Sebenarnya rasa ingin tahunya tentang Athalla sangatlah besar. Kenapa pria yang begitu mencintainya itu bisa juga menikah dengan wanita salain dirinya.
"Aku tau kamu dari seorang sahabat. Dia mengatakan jika Athalla telah menikah denganmu," jawab Mita dengan suara lembutnya. Siapa pun yang mendengar pasti akan terkesima.
Gadis dihadapannya ini memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga membuat sang suami tak bisa move on dan trauma setelah ditinggalkan. Cecil menarik napas untuk menetralkan perasaannya saat ini. Dia harus bisa menguasai dirinya, jangan sampai terlihat emosi dan cemburu. Bukankah dia adalah pemenangnya, dia adalah istri sah dari Athalla.
"Kamu temannya Athalla?" tanya Cecil masih dengan pura-pura tak mengetahui siapa wanita itu. Jika dia mengetahui mereka bertengkar tadi malam karena dirinya, bisa-bisa Mita akan besar kepala nantinya.
Mita sepertinya mulai sedikit jengah. Mungkin karena dugaannya salah. Dia mengira jika wanita dihadapannya saat ini telah mengetahui siapa dirinya, tapi ternyata salah. Apakah Athalla benar-benar telah melupakan dirinya? Apakah pria itu telah sembuh dari traumanya? Pertanyaan demi pertanyaan bermain di kepalanya.
"Aku mantan kekasihnya. Aku ingin tau siapa wanita yang menjadi istrinya, untuk itu aku ingin berkenalan. Aku pikir Athalla pernah menyebut namaku," jawab Mita.
"Kamu mantannya Athalla. Maaf, aku tak tau. Kami tak pernah bicara siapa saja yang pernah menjadi mantan. Karena sepakat melupakan semua masa lalu. Bukankah kita hidup untuk hari ini dan esok. Tak ada gunanya mengenang masa lalu, biarlah menjadi kenangan yang akan terlupakan," balas Cecil.
Mita tampaknya tak suka dengan jawaban dari Cecil. Dia yakin jika Athalla tak bisa pernah melupakannya. Masih teringat pria itu memohon agar dia tetap berada di sisinya. Hingga tiga bulan yang lalu, dia masih pernah menghubunginya.
Setelah tak pernah dihubungi, Mita merasa ada yang hilang. Dia heran karena pria itu tak lagi ingin tahu kabar darinya. Merasa ada yang kurang setelah Athalla tak lagi mengejarnya.
Dulu Athalla tak bisa lepas darinya. Setiap waktu mereka habiskan bersama. Hanya tidur saja yang memisahkan mereka.
Dimana ada Athalla pasti ada Mita. Pulang dari sekolah, gadis itu akan pulang ke rumah Athalla. Di sana dia menghabiskan waktu hingga malam. Barulah pria itu mengantarnya pulang.
Saat mereka kuliah, Athalla sempat meminta Mita untuk menjadi istrinya. Namun, gadis itu menolak dan meminta menundanya hingga mereka wisuda.
Namun, sebelum mimpi itu terwujud, Mita pergi meninggalkannya. Gadis itu pindah ke luar kota. Athalla sempat menyusulnya, tapi Mita tetap tak ingin kembali. Sampai hari ini, dia tak tahu apa alasan Mita pergi darinya.
Mita adalah obat bagi Athalla. Saat dirinya terpuruk karena kehilangan kasih sayang Papanya, dia mengenal wanita itu. Gadis itu bisa mengobati lukanya karena kehilangan sosok sang ayah.
Mita selalu bisa menghiburnya. Gadis itu selalu bisa membuat dia tertawa. Sehingga Athalla begitu mencintainya.
"Kami telah putus sejak tiga tahun lalu. Saat itu aku telah wisuda, dan Athalla masih kuliah karena dia sedikit telat. Hingga tiga bulan lalu kami masih sering berkomunikasi walau tak pernah bertemu lagi. Itu juga karena memang aku yang tak menginginkan," jawab Mita.
"Cukup lama sudah kalian berpisah. Terus tujuan kamu menemui aku, untuk apa?" tanya Cecil.
Cecil tidak bisa lagi berbasa-basi mendengar ucapan Mita tadi. Seolah-olah suaminya Athalla tak bisa move on dan masih mengharapkan dirinya. Dia tak akan mundur jika bukan atas permintaan pria itu. Bukankah Athalla adalah miliknya saat ini dan dia berhak mempertahankannya.
"Aku hanya ingin berkenalan saja, tak ada niat lain," jawab Mita dengan nada sedikit ketus. Sepertinya tak suka dengan pertanyaan Cecil.
"Emang tak ada niat lain'kan? Aku dan Athalla telah menikah. Aku harap kamu tak mengganggu rumah tanggaku!" seru Cecil.
Mita tersenyum mendengar ucapan Cecil. Jika tadi senyumnya terlihat sangat indah, saat ini terlihat begitu mengerikan. Seperti ada nada mengejek dari bibirnya.
"Kenapa kamu berkata begitu? Apa kamu takut jika Athalla kembali padaku?" tanya Mita.
"Aku tak takut. Aku yakin Athalla menikah karena dia sangat mencintaiku. Dia yang meminta aku menjadi istrinya. Yang aku takutkan kamu yang belum move on bukannya suamiku!" seru Cecil.
Wajah Mita tampak memerah mendengar ucapan wanita itu. Dia tak yakin jika pria itu meminta Cecil menjadi istrinya.
"Apa kamu yakin jika dia mencintaimu? Kamu tak tau seberapa dekatnya kami dulu. Kami seperti amplop dan perangko, selalu menempel. Di mana ada aku pasti ada Athalla. Tiga bulan lalu saja dia masih meminta aku kembali. Apa kamu yakin secepat itu dia bisa melupakan aku?" tanya Mita dengan percaya diri.
Cecil tersenyum miris mendengar ucapan wanita itu. Jika dia memang masih mencintai Athalla kenapa tak kembali padanya. Kenapa jual mahal? Saat pria itu telah melepaskannya, dia justru mengusik dan mengejarnya. Jadi apa tujuan dia selama ini menolak Athalla jika masih menginginkan dirinya.
"Tiga bulan ...? Dalam satu hari saja perasaan seseorang itu bisa berubah. Apa lagi dalam waktu tiga bulan. Tuhan itu maha membolak-balikkan hati. Dalam sekejab saja rasa cinta dan suka bisa berbeda. Jangan terlalu yakin, nanti takutnya kamu kecewa setelah tau kenyataan tak sesuai dengan harapan!" ujar Cecil dengan penuh penekanan.
Tak akan dia biarkan Mita merasa menang. Akan dia coba pertahankan pernikahannya dan jika pada akhirnya Athalla memilih wanita itu juga, dia akan rela melepaskan setelah dia lelah berjuang.
tp gmn kl emg dh sifat dy begitu..
ya tergantung qt aja sbgai istri yg menyikapinya...
ya qt jg hrs ekstra lbh sabar mnghdapinya...