Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azalea melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.
Lima tahun kemudian, kedua putra Azalea secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azalea yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.
Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peringatan Alan, untuk Azalea
Alan keluar dari mobilnya, kaca mata hitam senantiasa bertengger di hidung mancungnya. Membuat, kadar ketampanannya bertambah. Tangannya mengancingkan jasnya yang sempat ia buka. Matanya terfokus pada sebuah toko kue kecil yang ada di hadapannya.
"Benar ini tokonya?" Tanya Alan saat Kendrick datang menghampirinya.
"Benar tuan, nona Azalea bekerja dari pagi sampai siang saja. Ini baru jam sepuluh, nona Azalea pasti masih bekerja." Jawab Kendrick.
Alan mengangguk, dia meletakkan tangan kanannya di dalam sakunya. Kemudian, dia melangkahkan kakinya memasuki toko tersebut.
Saat Alan memasuki toko itu, dia melihat Azalea yang tengah melayani seorang pembeli. Wanita itu mengikat rambutnya dengan asal, bahkan wajahnya terlihat sangat lelah. Namun, hal itu tak mengurangi kadar kecantikannya.
"Bekerja di tempat kecil seperti ini heh?" Batin Alan. Dia melangkah mendekati kasir, dimana Azalea masih melayani pembeli sebelumnya. Setelah selesai, kini giliran Alan yang maju.
"Selamat siang, mau pesan apa?"
Sepertinya Azalea belum menyadari kehadiran Alan, wanita itu masih fokus kepada layar monitor menunggu jawaban sang pembeli.
"Saya ingin pesan, jangan temui putra saya lagi. Apakah bisa? Nyonya Azalea yang terhormat?"
Degh!!
Azalea mengangkat wajahnya, tatapannya kini kembali bertemu dengan Alan. Tubuhnya memegang kaku, di sertai keringat dingin yang tiba-tiba muncul di keningnya.
"M-mas Alan." Gumam Azalea.
"Ya aku, Alan. Ayah dari anakmu, kenapa?" Alan melepaskan kaca matanya, tatapannya masih sama seperti dulu. Menatap Azalea dengan tajam, hingga membuat Azalea tak sanggup bergerak dari tempatnya.
"Ngapain mas Alan kesini? Apa dia tahu kalau aku membawa salah satu putranya? Bagaimana ini? AKu tidak mau Elouise juga ikut dengannya, jika itu terjadi. Aku akan mempertahankan Alexix, aku tidak mau kedua putraku di bawa semua olehnya." Batin Azalea dnegan panik.
Alan bisa melihat ketakutan dari mata Azalea yang terkesan takut menatapnya. Alan pikir, mungkin Azalea menyadari kesalahannya yang mendatangi putranya secara diam-diam.
"Ikut denganku! Jika kamu tidak ingin aku melibatkan bosmu saat ini juga!" Ancam Alan.
Terpaksa, Azalea mengikuti Alan. Pria itu membawanya duduk di sebuah meja, dia mendudukkan dirinya di depan Alan yang menatapnya dengan tajam. Perasaan Azalea tak karuan, kembali bertemu dengan Alan adalah hal yang paling dia takutkan saat kembali ke kota ini.
"Apa tujuanmu menemui putraku?" Tanya Alan dengan tegas.
"Putramu itu juga putraku! Apa salahnya aku menemui putraku?!" Seru Azalea, dia berusaha untuk tidak terlihat lemah di depan Alan. Walaupun, sejak tadi dirinya sudah gemetar ketakutan.
"Huh? Kamu sudah menandatangani surat perjanjian! Dimana ku akan memberikan bayi yang lahir dari rahimmu padaku, sebagai penebusan dirimu! Ingat Azalea, aku menebusmu dari pamanmu! Jika tidak, saat ini kau pasti menjadi istri kesekian dari pria tua berperut buncit itu!" Sentak Alan.
Azalea memejamkan matanya, tubuhnya bergetar. Dirinya kembali mengingat kisah kelamnya sebelum menikahi Alan. Kenyataan pahit dalam hidupnya, kembali membuat dirinya teringat akan kisah pilu nya. Trauma yang Azalea rasakan, kembali pria itu pancing hingga membuat dirinya bergetar ketakutan.
"Paman! Aku tidak mau menikahi teman paman, aku tidak mau!!" Teriak Azalea remaja, yang saat itu umurnya baru beranjak 19 tahun.
PLAK!!
"MULAI BERANI MENANTANG PAMAN KAU RUPANYA! INGAT LEA! ORANG TUAMU MENINGGAL DAN SETELAH MEREKA TIADA PAMAN YANG MENGURUSMU! SETIDAKNYA, BALAS BUDILAH SEDIKIT PADAKU!!"
Azalea hanya bisa menangis, menahan perih atas tamparan yang sang paman berikan di pipinya. Kurang balas budi apalagi dia? Di saat umurnya dua belas tahun, ibu dan ayahnya meninggal karena menjadi korban kecelakaan bis. Semenjak itu, Azalea di perlakukan seperti seorang pembantu. Selalu di caci, di maki. Bahkan selalu di rendahkan. Semua Azalea terima dengan sabar, karena merasa jika sang paman sudah berbaik hati mau menampungnya tinggal di rumah paman nya tersebut.
Namun, sampai dirinya usia 19 tahun. Dirinya, malah di jadikan pelunasan hutang sang paman. Dimana sang paman berhutang kepada seorang juragan sawit yang sudah memiliki istri tiga, dengan jumlah hutang yang tidak sedikit. Pamannya, meminta Azalea untuk menikah dengan pria tua itu dengan menjadi istri ke empatnya. Tentu saja, Azalea menolak mentah-mentah.
Di saat Azalea hampir di nikahkan paksa oleh sang paman, disitulah Alan datang sebagai pahlawan untuknya. Alan membayar semua hutang pamannya, agar dia bisa membawa Azalea. Namun, Azalea yang tadinya mengira bahwa Alan lah pahlawan yang semesta kirimkan. Justru, membawa petaka baru dalam kehidupan nya. Dimana, dia harus membayar jasa yang telah Alan keluarkan untuk menebus dirinya dari sang paman.
"Terima kasih karena kamu telah menyelamatkan aku." Ujar Azalea dengan tulus, dan tepat di saat itu. Pertama kalinya Azalea merasakan jatuh cinta yang sebelumnya belum pernah dia rasakan pada pria mana pun.
"Di dunia ini tidak ada yang gratis, sebagai bayarannya. Berikan anak untukku!"
JDEERR!
Bagai di sambar petir, Azalea terdiam dengan tubuh menegang kaku. Dia pikir Alan penyelamatnya, pria yang baik yang menolongnya dari jeratan sang paman. Rupanya, pria itu tak seperti apa yang Azalea pikiran.
"A-aku tidak mau! Aku tidak mau menyerahkan anakku pada mu!" Tolak Azalea.
"Terserah! Jika kamu tidak mau, aku akan mengembalikan mu lagi pada pamanmu. Aku tidak peduli jika nantinya pria tua itu akan kembali datang untuk menikahimu. Kau memang pantas menjadi istri kesekian pria tua itu!"
Azalea merasa, jika memberikan anak pada Alan jauh lebih baik dari pada dirinya tersiksa karena menikahi pilihan pamannya. Setidaknya, setelah memberikan anak pada Alan. Dia bisa bebas, dan tak lagi masuk dalam jeratan pamannya.
"Jika kau setuju, ayo kita menikah. Aku tidak ingin mempunyai anak di luar nikah, anakku harus memiliki status yang jelas nantinya. Setelah kau melahirkan, detik itu juga kita akan berpisah. Aku akan memberikanmu uang sebesar satu miliar untukmu agar kau bisa melanjutkan kehidupanmu nantinya."
Dengan satu kali tarikan nafas, Azalea berkata, "Baiklah, ayo kita menikah! Aku akan memberikan anak padamu."
Alan menyeringai, dia menatap wajah lugu perempuan di hadapannya. Mudah baginya menaklukkan wanita manapun, termasuk Azalea.
"Bagus, aku akan membuat surat perjanjian. Jika kau melanggarnya, kau harus membayar semua hutang yang aku bayarkan pada pamanmu."
Azalea kembali membuka matanya, matanya memerah menahan tangis. Air matanya menggenang di pelupuk matanya, bersiap akan turun. Mengingat bagaimana kisah perjalanan hidupnya dulu, yang sangat menyakitkan.
"Ingat kan?" Tanya Alan dengan seringai di bibirnya, dia menyandarkan tubuhnya sembari bersedekap d4da.
"Mas Alan, aku ...,"
"Tidak ada alasan apapun, kau sudah menyalahi perjanjian kita. Kali ini aku maafkan, tapi jika lain kali ku dapati kamu menemui putraku. Bukan hanya kamu yang aku buat hancur, tapi juga orang-orang di sekelilingmu. Termasuk toko ini, akan ku buat toko ini gulung tikar. Kau pasti mengerti maksudku kan?."
Deghh!!
Air mata Azalea luruh seketika, pemilik toko sudah sangat baik padanya. Bahkan, sesekali gajinya di lebihkan untuk keperluan anaknya. Dia tidak mau orang baik seperti itu menjadi korban karena dirinya. Azalea akhirnya bangkit, lalu memukul meja dengan keras. Hingga membuat pengunjung toko terkejut atas perbuatan yang Azalea lakukan.
BRAK!
"Jangan sekali-kalinya kamu menyentuh orang di sekelilingku mas! Kamu memang kaya dan punya kuasa! tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya! Lebih baik kamu pergi dari sini, PERGILAH!!" Azalea sudah terlanjur emosi dengan sikap Alan. Air matanya mengucur deras, tak mengira jika Alan bisa sejahat ini padanya.
Alan tersenyum tipis, dia berdiri dan memasang kembali kaca matanya. Lalu, dia menepuk jasnya yang tidak kusut itu.
"Terima kasih atas waktunya, nona Azalea. Kalau gitu, saya permisi dulu." Pamit ALan, sembari melempar senyum pada Azalea ayang membuang wajahnya seperti enggan menatapnya.
Di saat Alan berbalik, sebuah suara membuat Alan terdiam dan membeku.
"Azalea ada apa? kenapa kamu menangis? katakan padaku! siapa yang telah membuatmu menangis?!"
Alan menoleh, matanya mendapati Azalea tengah di tangkul oleh seorang pria. Tangan pria itu bahkan menghapus air matanya. Entah mengapa, tangan Alan terkepal kuat. Matanya menyorot tajam ke arah mereka berdua.
"Siapa pria itu, kenapa dia berani sekali merangkul Azalea." Ucapnya dalam hati.