NovelToon NovelToon
Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Tukar Pasangan
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayuning dianti

Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perut laras

Rumah yang mempunyai lima kamar utama dan tiga kamar pembantu itu terasa sangat hening.

Biasanya suara pintu kamar Pram penuh dengan ketukan pintu Bu Yati yang melaporkan semua kegiatan istrinya.

Pram yang baru saja selesai mandi dan rambutnya masih basah itu keluar dari kamarnya,

dengan kaos putih dan celana panjang santainya.

Pram berjalan ke ruang tengah,

Sepi..

Lalu berjalan ke dapur..

Sepi juga,

Pram mengerutkan dahinya, ia berjalan ke depan dan kesamping,

Tetap tidak ada orang.

Sampai akhirnya ia berjalan ke garasi,

" pak, kemana semua orang?" tanya Pram pada sopir yang khusus ia siapkan untuk keadaan darurat jika ia sedang tidak dirumah atau di luar kota.

" tadi sewaktu saya ke dapur sepertinya sedang berkumpul di kamar Bu Yati semua pak, Bu Laras juga disana kalau saya tidak salah lihat.." jelas si sopir sembari mengelap mobil minibus berwarna putih yang sengaja Pram beli untuk kebutuhan Laras.

" di kamar Bu Yati?"

" iya pak, sepertinya sedang sibuk berbincang.."

mendengar itu Pram langsung berbalik dan kembali ke dalam rumah,

Karena penasaran ia berjalan ke arah kamar pembantu yang terletak di belakang dapur, sedikit jauh, karena itu rumah begitu hening.

Sayup sayup terdengar suara Laras dan dua pembantu lain tertawa dan berbincang, sepertinya seru sekali.

Pram yang biasanya acuh dengan urusan orang lain itu, kini mulai penasaran, ia terus melangkah ke arah kamar Bu Yati, dan terlihatlah istrinya sedang duduk di atas tempat tidur,

Sementara dua pembantu rumah tangga sedang tersenyum senyum sembari memegangi perut istrinya sekali kali.

" eh! Nendang lagi dia mbak Laras?! Ya ampun aktifnya?!" kata salah satu pembantu.

" wahh pasti sehat sekali kalau lahir nanti?!" sahut salah satu pembantu lainnya.

Laras mengangguk sembari tersenyum lebar, terlihat raut Laras yang begitu senang, tidak ada lagi wajah tertekan seperti yang biasanya Pram lihat.

Atau.. Wajah tertekan itu hanya timbul saat Laras disamping Pram?,

Pram masih diam, sehingga tidak ada yang menyadari kehadirannya yang berdiri tidak jauh dari pintu kamar Bu Yati yang terbuka.

Pram masih ingin melihat ekspresi ekspresi Laras lebih jauh lagi.

" Sudah mempersiapkan nama mbak?" tanya salah satu pembantu,

" belum.. Kata Bu Yati kalau sudah dekat masa masa melahirkan saja..

Tapi sepertinya aku akan menyerahkan soal itu pada mas Pram.." jawab Laras kalem,

" bukankah lebih baik kalau di putuskan berdua soal nama?" sahut Bu Yati,

Laras menatap Bu Yati dan mengulas senyum sedikit getir,

" Bu Yati, setelah melahirkan saya akan pergi, dan mas Pram lah yang akan membesarkan mereka..

Akan lebih baik jika saya Tidak ikut campur.."

Deg...

Pram mundur mendengar jawaban Laras pada bu Yati,

sempat terbersit rasa untuk mempertahankan rumah tangganya dan Laras,

Tapi angan hanyalah sebatas angan, Pram harus Ingat pada apa yang sudah ia janjikan pada Laras.

Tidak hanya Pram yang sedih mendengar itu,

Tapi ketiga pembantu rumah tangga di hadapan Laras, senyum ketiganya seketika menghilang, berganti dengab raut wajah yang sedih.

" Apakah tidak mungkin untuk terus disini mbak?

Memangnya mbak Laras bisa meninggalkan bayi bayi yang masih merah itu?" tanya salah satu pembantu yang usianya masih tiga puluhan itu.

Laras lama terdiam, sembari mengelus perutnya,

" tidak tega, tapi harus pergi.." jawab Laras akhirnya.

" tapi akan kesini untuk menjenguk anak anak bukan?" tanya pembantu itu lagi,

Laras mengangguk, entah anggukan yang sungguh sungguh, entah anggukan yang hanya bertujuan untuk menenangkan orang orang di hadapan Laras.

Bu Yati terdengar menghela nafas,

" doakan saya sehat mbak, saya yang akan membantu mas Pram mengurus anak anak mbak Laras nanti.." ucap Bu Yati dengan mata berkaca kaca,

" lho?! Bu Yati Kok nangis?!" protes salah satu pembantu,

" saya kan jadi terbawa suasana Bu Yati?!" lanjut si pembantu yang paling muda itu.

" iya, semoga semua yang disini sehat ya.." Laras mengulas senyum tenang, menahan gemuruh kesedihan di dadanya.

tapi di sembunyikan seperti apapun, kesedihan itu tetap terlihat.

____

Malam itu Pram tidak bisa memejamkan matanya, ia terus saja membolak balikkan tubuhnya di atas tempat tidur yang cukup luas untuk satu orang itu.

Sesungguhnya kamar yang ia tempati adalah kamar utama,

Kamar yang lebih besar dari kamar lainnya, begitu pula dengan tempat tidurnya, karena memang di khususkan untuk pasangan suami istri.

Namun Pram tau, Laras tidak mungkin mau tidur satu kamar dengannya.

Pram melirik jam di dindingnya, waktu sudah tengah malam, tapi matanya masih begitu lebar.

Dengan perasaan resah Pram bangkit, ia merasa perlu untuk mencari udara segar.

Pram berjalan ke arah laci meja di samping tempat tidurnya, mengambil kunci mobilnya.

Setelah itu ia berjalan keluar kamar, di lanjutkan langkahnya melewati ruang tengah yang di dominasi dengan warna coklat muda itu,

dengan santai sandal putihnya menginjak keramik rumahnya yang berwana senada dengan dinding rumahnya.

Namun langkah tenang itu tiba tiba terhenti, Pram menemukan televisi besar di ruang tengah itu menyala,

Namun tidak ia temukan seseorang yang duduk di sofa depan televisi itu.

Pram mendekat ke arah televisi itu,

" drama korea," gumam Pram,

Bukankah Laras yang biasanya menonton drama Korea?

Karena penasaran Pram mendekat dan melihat ada siapa di balik sofa, dan ternyata benar, Laras sedang terbaring disana, rupanya lelap sekali.

Pram jongkok di hadapan Laras,

menatap wajah Laras dengan seksama,

Melihat bulu mata Laras yang lentik, dan bibir yang mungil itu, timbul perasaan yang sudah lama di kubur oleh Pram.

Tangannya terulur membelai rambut Laras yang menutupi dahi,

Entah dari mana muncul keberanian Pram, melihat Laras yang tidak juga bergerak saat dahinya di Sentuh oleh Pram,

Pram menjadi semakin Ingin menyentuh Laras.

Di dekatkan wajahnya ke wajah Laras perlahan, sembari menahan debar di dadanya.

Semakin dekat, dan semakin dekat, Laras masih terlelap, dan akhirnya.. bibir mungil itu di kecup oleh Pram.

Kecupan yang lembut dan hangat,

Kecupan pertama yang Pram lakukan dalam keadaan benar benar sadar dan berdasarkan keinginannya sendiri.

Wajah Pram yang masih begitu dekat dengan wajah Laras di tarik seketika oleh Pram, karena mata Laras yang awalnya terpejam tiba tiba terbuka.

Pram membeku, mata Laras berkedip kedip mengusir kantuk.

dalam hati Pram berharap, Laras tidak menyadari apa yang telah ia lakukan,

sungguh ia begitu kurang ajar, berani beraninya mencium Laras yang jelas jelas membencinya.

Laras menatap Pram yang begitu dekat dengannya, namun tidak seperti yang di bayangkan Pram, bahwa perempuan yang sudah menjadi istrinya itu akan marah dan berlari masuk ke kamar.

keduanya bertukar pandang cukup lama, hingga akhirnya Laras bicara dengan suaranya yang lirih,

" Anakmu bergerak terus mas.. Aku sampai tidak bisa tidur di buatnya.."

Mendengar itu Pram terlihat sedikit kaget,

dengan ragu ragu Pram menjawab,

" apa rasanya sakit?" suara Pram terdengar begitu lembut di telinga Laras.

" Tidak sakit, tapi rasanya tidak nyaman, aku tidak bisa tidur.." Laras rupanya masih sedikit di kuasai kantuk.

Pram yang belum punya pengalaman apapun itu terlihat bingung,

" apa.. Kita perlu ke dokter?" tanya Pram,

Laras menggeleng,

" mungkin saja mereka bisa diam jika kau sentuh.."

Lagi lagi Pram tercengang dengan apa yang di ucapkan Laras.

Bagaimana tidak, perempuan yang selama ini begitu menjaga jarak dengannya Tiba tiba memberinya kesempatan yang bahkan Tidak pernah Pram bayangkan.

" A.. Apa.. Aku boleh menyentuh perutmu ras?" Pram yang selalu tegas dalam mengambil langkah itu malah tampak ragu ragu di hadapan Laras.

Laras mengangguk, masih dengan posisi berbaring,

Melihat anggukan itu Pram memberanikan diri,

Di ulurkan tangannya, dan menyentuh perut Laras pelan.

Satu menit berlalu tidak ada gerakan apapun yang di rasakan oleh Pram, tapi di menit kedua, gerakan muncul tepat di bawah telapak tangan Pram.

Raut wajah Pram sontak berubah, dadanya berdebar bahagia, senyumnya terkembang tanpa ia sadari,

" dia bergerak lagi..!" Pram terlihat begitu terharu,

Bahkan Pram dapat melihat dengan jelas bentuk perut Laras yang berubah karena pergerakan bayi dalam perut Laras.

" Mereka kuat sekali bergerak.." Pram terus mengelus perut Laras, dan Laras hanya diam melihat Pram yang begitu bahagia.

Jelas perempuan itu menatap Pram, namun mulutnya tertutup rapat, entah apa yang sebenarnya di pikirkan Laras, tidak ada yang benar benar tau.

Karena begitu bahagia dengan pergerakan yang di rasakan nya, pram reflek mencium perut Laras, dan menempelkan kepalanya berkali kali ke perut Laras,

Pram bergumam, tapi entah apa yang ia ucapkan, karena suaranya begitu lirih, sepertinya itu adalah doa untuk anak anaknya.

Awalnya Pram tidak sadar, ia terlalu nyaman menyandarkan kepalanya di perut Laras,

Namun matanya sekilas menangkap wajah Laras yang bersemu merah.

Pram langsung tersadar dan menarik kepalanya,

" maafkan aku.. sudah membuatmu tidak nyaman.." ucap Pram lalu menarik tangannya yang berada di atas perut Laras.

" kurasa mereka akan jauh lebih tenang setelah ini.. Jadi kau bisa masuk ke dalam kamar dan tidur.." ucap Pram sembari bangkit.

" kuantar ke kamarmu?"

Laras menggeleng,

" kau mau disini sampai pagi?" keduanya saling menatap,

Diam diam Laras menatap kunci yang berada di tangan kiri Pram,

" mas mau kemana?" tanya Laras,

" aku?" Pram sampai lupa kalau dirinya keluar bertujuan untuk mencari angin segar.

" aku mau mencari angin, aku juga tidak bisa tidur.." jawab Pram,

" aku juga ingin merasakan angin malam yang segar..

Dan pasti enak kalau makan makanan hangat yang berkuah.." Laras menatap Pram,

mendengar itu Pram kembali berjongkok di hadapan Laras,

" mau ikut?" tanya Pram dengan tatapan lembut,

Laras mengangguk, wajahnya begitu pasrah.

1
Yosi Widia
sedih mbak ayuuu..disini sama sama anak tapi tidak diberlakukan secara adil.
Murni Zain
Bikin emosional ini Cokro sm ibu tiri... dekat aku tak amuk mereka.. egois bgtt mereka hanya memikirkan elang.. 😩😠😠
santhy: sabar ya mbak.. 😅
total 1 replies
evi Lusi
makasih upnya mbak Ayu
evi Lusi
sampai g bisa jawab si pram
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini
Abian Arka
orang tua yang egois.. semoga Laras dan Pram bisa melawan mereka tidak diam saja
Chalimah Kuchiki
ngeselin bgt bapaknya mas pram, toxic sekali.
Chalimah Kuchiki
iyaiyaaaalah pake ditanya eyang kakung ini 🤭, biar nyaman
Aningrum
Tipe orang tua yang otoriter Yo kui Pak Cokro dan bojone.
Aningrum
typo
Murni Zain
Awas lho pak Cokro... 👊 klo smpai misahin mereka aku maju.
santhy: wkk... serang mbak
total 1 replies
santhy
trimakasih mbak ayuk.. aku selalu mengapresiasi seberapa banyak mbak ayuk bisa up (aku tidak seperti pak cokro well) 😅
Ayuning dianti: putri2 saya kak..😊
Aningrum: senja dan jingga siapa kak???
total 4 replies
evi Lusi
akhirnya Laras mulai sadar kalo pram mendapat perlakuan tak Adil dari orang tuanya
evi Lusi
makasih banyak mbak Ayu meski sibuk masih sempat up
Chalimah Kuchiki
tenang mas pram. aku selalu disisimu untuk memberika kekuatan 💪
Miko Celsy exs mika saja
trimakasih mba ayu,,,,semoga selalu sehat meskpiun dengan kesibukan sehari2
Ayuning dianti: amin kak..
total 1 replies
Abian Arka
kok dikit amat bacanya... atau ak yg cepat bacanya
Ayuning dianti: maafkan..😭
Aningrum: Lha kok Podo aku,,,
aku yo mbatin ngunu kui,,,
total 3 replies
Isda Wardati K
cerita mb Ayu selalu bagus dan selalu dinantikan up nya
Ayuning dianti: terimakasih kak...
total 1 replies
Chalimah Kuchiki
akhirnya penantian cintanya terbalas mas pram... selamat yaa,
Abian Arka
aku ikut senang Pram...akhiry
Murni Zain
bagus cerita ya'... ttg perjuangan dlm biduk rumah tangga. ❤❤❤
Ayuning dianti: terimakasih kak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!