Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEPUTUSAN TUAN LESMANA
Dara tersenyum sengit, ia meraih sebotol minuman kemudian menegakknya hingga tandas.
" Hey!! Lindu !!!"
Dara menuding wajah Lindu dalam-dalam.
" Kau memang akan mati karena ulah keluarga mu sendiri"
Semua terhenyak, sekali lagi Dara mengungkapkan sebuah masa depan.
" Dia!!!" Telunjuk Dara bergerak ke samping tepat di depan wajah Dika.
" Anak laki-laki mu, akan membusuk di penjara. Dan dia... " Giliran Dara menuding wajah Anindita, " Berhasil membuat kau terkena penyakit jantung, sebab dia bukan anak kandung mu"
PLAK!!!
Tidak terduga Yunita mengangkat tangan nya menampar wajah Dara, Dara melotot tajam.
" Tante !!"" Pekik Dito, ia bergerak cepat memeriksa wajah sang istri.
" Kamu baik-baik saja? "
Donita sebenarnya muak menyaksikan bagaimana Dito begitu perduli dengan Dara. Namun dirinya memilih diam supaya tidak memancing perhatian Dara.
Dara menjawab dengan gelengan kepala, ia menepis tangan Dito lalu maju mendekati Yunita. Ibu dari Anindita jadi ketakutan, tatapan tajam si Dara berhasil mengintimidasi dirinya.
" Dara !!! Tolong hentikan "
Untung Pak Aji menahan bahu Dara atas perintah Tuan Lesmana.
" Jangan ikut campur !" Balas Dara masih dipenuhi oleh amarah.
" Tolong hormati Tuan Lesmana, ini menyangkut nama baik keluarga besar. Jika kau memiliki dendam pribadi dengan Nyonya Yunita, maka selesaikan di lain tempat "
Dara terdiam, ia mulai berpikir sejenak. Bukan sebab karena menghormati Tuan Lesmana, tapi justru ia yakin takdir akan berjalan sesuai apa yang ia lihat.
Dara menyingkir, dia pergi begitu saja meninggalkan ruang keluarga. Dito menyusul Dara, tanpa perduli dengan rencana pernikahan Anindita.
" Kenapa kau pergi ? Bukankah ini kesempatan kamu untuk membuka semua kebusukan Paman Lindu " Seru Dito sewaktu ia masuk ke dalam kamar Dara.
" Tanpa aku bicara, semua akan terjadi " Jawab Dara tanpa berpaling sedikit pun.
" Tapi kau sudah berjanji padaku " Desak Dito, ia tidak puas akan keputusan Dara.
Perempuan yang tengah berdiri membelakangi nampak menghela nafas panjang.
Dito kesal, ia keluar dari kamar Dara disertai hentakan pintu yang tertutup rapat.
Dara melirik pintu dengan ekor matanya, kemudian kembali menatap keluar jendela.
***
Tuan Lesmana meremas kuat sebuah kertas yang baru saja ia terima dari Pak Aji.
" Tuan, Apa yang harus saya lakukan untuk selanjutnya ?" Pak Aji bertanya, Tuan Lesmana menarik nafas dalam-dalam. Dadanya terasa sesak sekali.
" Jika ucapan Dara semua benar ? Berarti Lindu akan meninggal sebab ini " Tuan Lesmana mencengkram kuat kertas ditangan nya. Kertas itu adalah hasil tes DNA Anindita yang menyatakan jika gadis itu bukanlah anak Lindu. Artinya Anindita bukanlah bagian dari keluarga Lesmana.
" Aji, Kau sudah mengikuti ku sejak lama, sejak aku masih baru merintis perusahaan. Dan kaulah saksi hidup setelah mendiang istriku bagaimana perjuangan ku?"
" Meskipun Lindu melakukan banyak kesalahan, tapi dia adalah anak pertama yang mendatangkan banyak anugerah dalam hidup ku. Aku tidak rela jika dia harus mendahului ku, lebih baik Tuhan mengambil nyawaku "
Pak Aji terhenyak kaget, bersamaan dengan itu suara petir tiba-tiba menggelegar. Semua kaget dan reflek mengangkat wajah ke langit.
Dara pun demikian, mendadak ia merasakan dadanya bergemuruh hebat.
Suara petir yang menyambar, membuat Tuan Lesmana teringat sesuatu.
Jika aku memberi tahumu ? Apa balasan yang ku dapatkan ? Apakah kau bersedia memberikan nyawa mu ?
Itu adalah kalimat yang Dara ucapkan, entah kenapa kalimat tersebut seperti terdengar sebagai sebuah kebenaran bagi Tuan Lesmana.
" Aku ingin menemui Dara, tolong panggil dia Aji" Pinta Tuan Lesmana, Pak Aji mengangguk patuh.
****
Dara diam merapatkan bibir nya, namun matanya menatap tajam Tuan Lesmana yang tengah duduk di depannya saat ini.
" Sebenarnya kau siapa?" Tutur Tuan Lesmana datar.
Dara diam tak bergeming.
" Aku yakin kau bukan Dara yang sesungguhnya, Apa yang kamu inginkan ? Katakan lah!!! Aku akan menyanggupi, meskipun kau menginginkan nyawa ku. Asal .. Kau tidak menggangu kedamaian keluarga ku"
Bibir Dara menyeringai tipis.
" Jadi kau sudah tahu bahwa semua ucapan ku itu benar ?"
Menanggapi perkataan Dara yang berbalik tanya , Tuan Lesmana hanya menghela nafas saja.
Dara menarik satu kursi lalu menduduki nya.
" Apa kau tidak merasa bersalah sedikitpun setelah membantai kaum ku?"
Tuan Lesmana mengernyitkan dahi, ia bingung dengan perkataan Dara.
" Tentu kau merasa jika perbuatan mu itu sangat mulia, karena kau sudah melindungi keluarga mu. Tapi kenapa harus kaum ku? Padahal bukan kami yang melukai cucumu"
Tuan Lesmana menggigit bibirnya, pernyataan Dara terdengar mengerikan. Seolah-olah dia datang memang untuk membuat perhitungan. Tapi masalahnya Tuan Lesmana tidak mengerti kearah mana tujuan pembicaraan Dara.
Dilain tempat Dika melemparkan beberapa potong daging ke dalam kandang serigala peliharaan nya. Serigala- serigala itu berebut daging tersebut.
Lindu menghampiri sang anak sembari menyaksikan bagaimana serigala itu menyantap makanan.
" Papa mulai risih dengan Dara, Aku ingin sekali memasukkan dia ke dalam kandang Serigala " Perkataan Lindu dipenuhi oleh ambisi dan amarah.
Dika tersenyum miring.
" Papa tenang saja, Di acara pernikahan Anindita nanti. Perempuan laknat itu hanya akan tinggal nama saja. Tidak akan ada pengampunan untuk nya" Balas Dika bersungguh-sungguh.
Lindu mengangguk sambil tersenyum, ia bangga kepada Dika yang bisa diandalkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Rose diam membeku menatap benda kecil bergaris dua. Bibir nya gemetar menyimpan segala rasa. Antara dia bahagia dan sedih karena Antonio sudah mengabaikan nya sejak saat itu.
Rose tahu, Antonio tidak akan bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada Rose. Namun,,, Rose sangat mencintai Antonio. Dan tidak ingin kehilangan buah cinta mereka.
Dan ketika Rose mengenang ucapan sang Ayah, jika bulan depan Rose dituntut untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Mau tidak mau, Rose harus bersedia. Hati Rose semakin tersakiti.
" Aku harus pergi !! Aku tidak ingin menikah kecuali dengan Antonio. Tidak !!!"
Rose bangkit sembari membuang benda kecil itu ke tong sampah. Lalu ia keluar dari kamar mandi dan membongkar isi lemari. Rose bertekad untuk pergi, namun sebelum dia pergi. ROSE ingin Antonio tahu mengenai calon dedek bayi.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara