Jangan lupa Follow IG mommy ya sayang 😘
@Mommy_Ar29 😘🤗
Rehan Arya Pranata seorang pengusaha muda dan sukses yang memiliki paras tampan dan menawan namun terkesan angkuh dan dingin. Dia harus menanggung malu saat di hari pernikahanya ia mendapati sang kekasih malah tengah bercumbu mesra dengan sahabatnya.
Jenar gadis cantik nan periang, namun harus menjalani hari-hari yang begitu berat setelah kematian sang ayah, Jenar harus bertahan meski ia selalu di siksa dan dijadikan pembantu oleh sang ibu tiri dan kedua saudaranya.
Demi melarikan diri dari pengejarnya, Jenar masuk ke sebuah rumah besar dan menjadi pembantu tuan tampan.
Apa yang menantinya? Akankah kehidupan menyedihkannya berakhir atau cinta majikannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyambut suami pulang Kerja
Hari yang melelahkan bagi Jenar karena hari pertama kuliah ia langsung mendapatkan hadiah dari salah satu Fans Bian, Jenar menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu, tanpa sadar ia tertidur hingga sore hari.
Jenar terbangun dan melihat jam sudah jam Lima. Jenar segera membersihkan tubuhnya lalu mulai memasak untuk makan malam, sekitar satu jam Jenar berkutak dengan alat alat kesayangan nya (Yakni Panci dan wajan) Jenar menjalan kan kewajiban nya untuk sholat Mahgrib, masih ada waktu satu Jam lagi untuk menunggu Arya pulang dari kantor, Jenar memutuskan untuk belajar sambil menunggu Arya pulang,
Jam Delapan Arya baru sampai rumah, Jenar segera mengambil Tas dan Jas yang di pakai oleh Arya lalu meletakkan di tempat seharus nya,
"Mau Kopi, Teh," tanya Jenar sambil menunggu menyiapkan air untuk mandi sang suami,
"Kopi aja," jawab Arya singkat, sangat terlihat wajah lelah dan letih di wajah Arya, tidak seperti biasanya,
"Apakah hari ini sangat sibuk?" tanya Jenar mengajak Arya mengobrol, Semakin hari hubungan Arya dan Jenar semakin membaik, oh no bukan membaik lebih tepat nya Jenar yang selalu berusaha menjadi ISTRI YANG BAIK, Jenar selalu membuat jarak di antara mereka semakin mengikis,
"Lumayan," jawab Arya sambil memejamkan mata nya di sofa," bagaimana kuliah mu," tanya Arya balik,
"Menyebalkan," jawab Jenar singkat lalu segera masuk kamar mandi untuk melihat air yang mengisi Bathtup, setelah di rasa cukup, Jenar menyuruh Arya untuk segera mandi, lalu makan.
Jenar kembali menghangatkan makanan yang tadi ia masak, agar lebih hangat dan lebih nikmat saat dimakan,
tak lama Arya datang dengan wajah yang lebih segar dari sebelum mandi, Jenar tersenyum manis menyambut Arya lalu mengambilkan nasi serta lauk nya untuk Arya,
"Kamu gak makan?" tanya Arya yang melihat Jenar hanya duduk tidak berniat mengambil makanan,
"Enggak," jawab Jenar," Maaf,"
"Maaf untuk apa," tanya Arya bingung,
"Maaf karena tak menunggu mu untuk makan, tadi pulang kuliah Aku sudah lapar jadi aku makan duluan, dan sekarang sudah tidak lapar lagi," jawab Jenar lirih, merasa tak enak karena makan duluan, "Tapi Jenar tidak memberikan makanan sisaan Jenar kok, tadi Jenar makan indo*ie, jadi makanan ini semua nya baru, bukan sisa Jenar." jawab Jenar tegas,
"Kenapa makan mi instan," tanya Arya,
"Gapapa, udah lama sejak Jenar bekerja di rumah mama, Jenar tak pernah makan mie lagi, jadi aku tadi memakan nya," jawab Jenar,
"Kenapa harus Mie instan, kenapa gak makan nasi?" tanya Arya bingung, padahal Jenar sudah masak,
"Kan mas Arya belum makan, kalau Jenar makan duluan itu berarti mas Arya makan bekas Jenar, dan itu tidak boleh," jawab Jenar, Jenar masih mengingat dulu saat kecil sewaktu Ayah nya masih hidup dan ibu nya masih baik, selalu memberikan nasehat untuk nya, entah pura pura atau tulus tapi Jenar menganggap itu sebagai kebaikan, Dulu sebelum ayah nya pulang dan makan, Jenar dan kedua saudara nya dan juga ibu nya tidak akan ada yang memulai makan karena tak ingin memberikan makanan sisa makan mereka kepada sang Ayah,
Arya sedikit kagum terhadap sikap Jenar, Meskipun umur nya masih terbilang muda dan ia selalu mengatai nya bocah, namun pemikiran nya dewasa dalam hal seperti ini, namun NOL besar bila menyangkut urusan Sensitif.
"Lain kali, makan lah dahulu, aku tidak pasti pulang jam berapa, jangan sampai mama mengira aku tak memberi kamu makan," kata Arya tegas, ia sebenernya senang karena Jenar bisa menghargai nya sebagai suami, namun ia juga tidak tega membiarkan bocah itu untuk menunggu nya pulang hanya untuk makan,
Meskipun Arya tidak mencintai Jenar, namun ia juga masih memiliki hati nurani, dan meskipun Arya terkenal kejam dan dingin, namun sifat baik hati dari orang tua nya sudah melekat dari dalam lubuk hati nya.
Bahagia itu kita yang ciptakan, bukan orang lain,
Dan kebahagiaan Mommy itu kalian semua, Love you buat semua yang sudah meng suport mommy,
Kalian tau mommy selalu jingkrak alay kala melihat komenan kalian, hati mommy bahagia banget udah kaya anak sekolahan dapat surat cinta dari do'i...
sekali lagi makasih, makasih buat kalian semua yang sudah memberikan like dan koment buat mommy, itu adalah penyemangat buat mommy ...
