Awalnya hidup Matilda utuh dengan keluarga yang harmonis, setelah kejadian tidak mengenakkan yang menimpa Matilda di sekolahnya. membuat kedua orang tua Matilda bercerai, disitulah Matilda berubah menjadi gadis nakal yang selalu buat onar disekolah.
Pindah ke sekolah baru bertemu dengan Apit, seorang mantan sekaligus orang yang membuat orang tua nya bercerai.
bagaimana jadinya kalau mereka bertemu dan menjalin hubungan percintaan nya lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34 - Dapat Restu
"Jangan tersinggung, santai dulu" Kata Frisca
Frisca datang ke rumah sakit, niatnya untuk menjenguk sahabat nya, saat dia datang langsung di amuk oleh Apit yang tidak terima setelah Frisca berani membocorkan rahasia soal pertunangan nya.
"Kenapa lu bongkar rahasia orang Frisca, lu gak tau konsekuensi nya nanti akan seperti apa?" Tanya Matilda.
Frisca memberikan makanan untuk Matilda, kini mendadak sekali ruang inap Matilda dipenuhi oleh berbagai makanan dan buah-buahan.
Matilda terus memperhatikan Frisca, Frisca tersenyum sambil memegang telapak tangan nya. "Selamat ya" Katanya tanpa dosa.
Matilda melepas pegangan itu, seakan sedang kecewa pada sahabatnya.
"Lu ga bakal di keluarkan dari sekolah kok, tanpa kalian tutup-tutupin juga, kalian nikah kan setelah lulus sekolah" Kata Frisca.
"Alasan gue bongkar rahasia ke teman-teman, biar teman lain ikut merasakan kebahagiaan" Sambung Frisca.
Matilda mengerut kening "Hah, bahagia apa yang..."
Ucapan Matilda terhenti setelah Frisca memeluk dan membisiknya.
"Gue sebenernya pacaran sama Regan itu hanya bohongan, hati gue aslinya untuk Apit, setiap momen tanpa Apit bagi gue adalah sebuah penyiksaan" Desis Frisca ke Matilda.
Mata Matilda membelalak — Melerai pelukan nya, lalu menatap Frisca dengan serius.
"Lu ga becanda kan?" Kata Matilda.
Apit menghela nafas, mencoba sabar lalu menimpali obrolan "Dia lagi ga becanda sayang, saat lu dirumah sakit, Gue bawa Firsca ke rooftop sekolah, Frisca malah curhat panjang lebar tentang unek-unek yang dia pendam selama ini"
"HAH" Matilda membeo.
"Padahal niat gue bawa dia kesana bicara empat mata tentang pertunangan kita ke Frisca, karena bagi gue orang yang pertama wajib tau itu Frisca, untuk perihal Pak Feri papah gue yang bilang ke beliau" Kata Apit.
Frisca tersenyum "Lu tenang saja, gue pasti bisa kok hilangkan perasaan gue untuk Apit" Kata Frisca.
Pacaran bertahun-tahun bukan alasan bagi seorang wanita untuk susah move on, kenangan di otaknya seakan menumpuk, kalau saja ada hal sesuatu yang terjadi — pastilah kenangan itu akan teringat, kita ambil contoh jika hujan turun, mereka yang dulu hujan-hujanan bersama pasti akan teringat masa lalunya.
"Gue mau iklas kan kalian, sekaligus sebagai mantan Apit ingin merestui hubungan kalian, dengan begitu pernikahan kalian akan bahagia tanpa mikir yang aneh-aneh." Kata Firsca.
"Gue tau masa lalu lu itu sangat menyakitkan, sampai orang tua lu misahin lu dari Apit" Sambungnya.
Alena dan Diora mendadak membeku melihat drama dadakan yang baru saja terjadi.
"Hey Matilda, bagaimana pernikahan lu di laksanakan di sekolah saja?" Celetuk Alena.
"Lah mana ada bisa gitu paok" Jawab Matilda.
Regan masuk dari balik pintu ruangan rumah sakit untuk meyakinkan kalau dia ingin serius merebut nama di hati Frisca dari Apit.
Meraih pundak Frisca lalu mengucapkan sesuatu "Selamat ya kalian, gue janji untuk lu Matilda, gue bakal gantikan Apit sebagai mantan kekasih hati nya Frisca — Akan buat Frisca bahagia di dunia ini" Katanya.
Pikiran Matilda seketika dibuat runyam oleh kedatangan mereka ke ruangan rawat inap nya.
"Gue mau lanjut istirahat, pusing banget" Kata Matilda yang menidurkan kembali tubuh nya ke ranjang.
"Thanks ya kalian sudah nyempatin waktu untuk jenguk Matilda" Kata Apit.
"Sebagai teman baik Matilda, pasti lah kita semua akan menjenguknya" Jawab Diora.
"Matilda lu nanti makan ya buahnya buat kesembuhan lu" Kata Alena.
Tak lama mereka berlima mengobrol tentang penyakit yang di alami Matilda, Matilda sendiri menjadi pendengar yang baik setelah berpura-pura tidur.
Karena waktu sudah mulai petang, mereka semua berpamitan, posisi Matilda saat itu masih berpura-pura tidur. Menghela nafas samar lalu tidur beneran.
Apit kembali ke ranjang Matilda, melihat Matilda yang sudah terlelap, dia meninggalkan Matilda sebentar untuk mengantarkan kepulangan teman-temannya.
Berselang cukup lama Pak Burhan datang karena beliau sendiri sudah pulang kerja.
"Matilda" Kata Pak Burhan.
Baru saja tertidur sekitar lima menit, Matilda kembali membuka matanya melihat Pak Burhan datang.
"Bagaimana keadaan kamu sekarang nak, masih sakit?" Kata Pak Burhan.
"Sudah mendingan pah" Jawab Matilda.
"Papah bawa kamu cemilan kesukaan, dimakan dulu ya" Kata Pak Burhan.
Matilda menolak — mendorong makan itu pelan "Matilda lagi ga dibolehin makan manis dulu sama dokter" Kata Matilda.
"Kata mamah kamu, kamu sakit tipes, kamu salah makan ya atau kamu kurang istirahat?" Tanya Pak Burhan.
"Matilda gak tau, yang namanya penyakit ya datang kapan saja sih pah" Jawab Matilda.
"Pah gimana hari pertama kerja di Om Erik?" Sambung Matilda bertanya.
"Berjalan dengan baik, oh iya kamu cepat lulus ya nak, biar cepat kerja bareng papah di perusahaan Pak Erik" Kata Pak Burhan.
"Lah emang bisa seperti itu, ini Matilda sekolah di SMA pah bukan di SMK kejurusan, rata-rata anak SMA kalau lulus langsung ke lanjut ke perguruan tinggi" Kata Matilda.
"Enggak ngaruh, apa lagi kamu kan mau jadi menantu nya Pak Erik" Goda Pak Burhan.
"Kalau itu di izinin sama Apit" Kata Matilda.
"Oh iya tadi papah ketemu Apit di loby rumah sakit sama Frisca dan teman-teman nya, mereka habis jenguk kamu ya?" Tanya Pak Burhan.
Matilda mengangguk sambil menunjuk makanan yang dibawa teman-teman nya "Lihat tuh lemari kecil disana, mendadak penuh sama makanan" Katanya.
"Bersyukur kamu punya teman yang baik, ternyata papah bawa kamu kembali ke Jakarta Selatan tidak sia-sia" Jawab Pak Burhan.
Matilda mengangguk, sekaligus mengucapkan rasa terima kasih nya telah membawa nya ke kota ini.
"Untuk tunangan Matilda dengan Apit semoga lancar sampai hari H, Amin..." Kata Pak Burhan.
"Amin pah..." Jawab Matilda.
**
Disana, Apit sedang berjalan menuju ke ruangan Matilda, tapi dengan ke-tidak hati-hatian nya, dia bertubrukan dengan seseorang siswi satu sekolahan nya. Apit melihat dan terbelalak ketika tahu siapa dia
"Kamu orang yang gesit nolongin Matilda saat pingsan di lapangan itu kan" Kata Apit
Ya, dia adalah Dea Aulia, seorang gadis sekaligus petugas PMR yang menggendong Matilda untuk menaruhnya di atas tandu lipat saat di lapangan sekolah.
"Sedang apa kamu disini?" Sambung Apit.
"Kepo banget sih" Ketus Dea. "Yang jelas untuk menjenguk saudara saya kesini" Jawabnya.
"Tunggu" Apit mencegah untuk mengucapkan terima kasih padanya. Selain membuang waktu, Dea merasa tak nyaman kalau mendadak di ganggu oleh seseorang yang tidak dia kenal.
"Lepasin tangan gue, lu siapa sih sok kenal banget" Kata Dea.
"Ya elah, gue mau ngucapin terima kasih karena lu sudah nolongin orang yang sangat berharga di hidup gue" Kata Apit.
"Lebay" Jawab Dea.
"Nama lu siapa?" Tanya Apit mengulurkan tangan.
"Dea" Jawab Dea sambil menyilangkan kedua tangan di dada.
Apit kembalikan posisi tangan nya seperti semula "Nama gue Apit" Katanya.
Dea berdecak sebal — melenggang pergi tanpa berpamitan untuk masuk kedalam lift menuju ke salah satu ruangan kamar rumah sakit.
Apit mengikuti nya dari belakang, sialnya pintu lift sudah tertutup rapat, mengharuskan dia menunggunya sampai pintu lift kembali terbuka.
JADE ( Who Stole My Virginity )