NovelToon NovelToon
Dia Yang Kau Rebut

Dia Yang Kau Rebut

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Balas Dendam
Popularitas:689.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Muliana95

"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membeli rumah

Raya pulang dengan suasana hati tidak karuan. Tiba-tiba moodnya berubah karena Fira tidak memperdulikannya. Bahkan Fira tidak menunjukkan rasa iri terhadap emas yang dipakainya itu.

"Aku harus bisa membuat Fira cemburu. Ya, harus bisa." gumam Raya.

"Raya, kamu beli ikan dimana?" sentak Marni muncul dari arah dapur.

"Di tempat Fira Bu, tolong Ibu masakan gulai ya." perintah Raya.

"Kenapa kamu beli di sana? Sudah berapa kali Ibu bilang, jangan belanja di kedai Fira. Nanti dia mendapatkan keuntungan. Kamu mau, kalau nantinya dia lebih kaya dari kita?" papar Marni.

"Tenang Bu, aku ke sana sekalian mau pamer ini." Raya menunjukan emas yang dipakainya. "Lagipula, aku pengen makan ikan Bu." rengek Raya.

"Nanti Ibu belikan ikan tempat lain, yang itu kamu buang aja. Bila perlu, kamu buang di halaman depan. Biar semua orang lihat, kita gak level makan ikan dari kedai Fira."

"Tapi Bu, aku mau ikan itu, boleh ya?" Raya masih saj merengek, sampai akhirnya Marni menyerah berdebat dengan Raya.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Darwis yang dihubungi oleh Miranti, langsung datang ke rumah Kakaknya itu. Dia selalu berusaha untuk menyempatkan datang, kala Miranti yang menyuruhnya. Berbeda saat acara resepsi nikahan Farhan, dia tidak datang karena kebetulan lagi berada si luar kota.

"Aku sudah datang Mbak, tapi ku mohon, jangan paksa aku untuk menikah." keluh Darwis saat melihat Miranti turun dari lantai atas.

"Kamu memang seharusnya sudah menikah lagi Darwis, ini udah lima belas tahun. Sudah seharusnya kamu mencari penggantinya." sahut Miranti.

"Aku gak bisa Mbak, aku masih mencintai dia." ungkap Darwis.

Dia yang dimaksud adalah almarhum istrinya yang telah tiada. Dulu, istrinya meninggal akibat penyakit ginjal yang dideritanya.

"Aku juga gak mau menyakiti wanita lain, karena di hatiku, masih menyimpan namanya." jelas Darwis.

"Mbak hanya kasihan padamu Darwis, Mbak hanya ingin ada orang yang menemanimu, dan juga menjaga serta merawat mu." papar Miranti mengeluarkan keluh kesahnya.

"Mbak, aku punya uang. Aku punya kuasa. Jadi, aku bisa membayar siapapun untuk merawat ku." sahut Darwis mulai muak dengan pembahasan.

"Tapi, kebutuhan lelakimu?" Miranti tidak gencar memancing Darwis.

"Aku akan menunduk pandangan ku Mbak, sehingga aku tidak melihat wanita yang membangkitkan syahwatku." jawab Darwis.

Miranti hanya bisa bungkam, kala mendengar jawaban dari adik semata wayangnya itu.

"Kamu kenal lelaki ini?" Miranti menyerahkan foto Hendra, yang kemarin di tinggalkan oleh Farhan.

"Pak Hendra, dia salah satu orang kepercayaan ku." sahut Darwis, saat melihat foto yang di sodorkan oleh Miranti. "Kenapa?" lanjutnya karena tidak biasanya sang Kakak menyerahkan foto seorang lelaki padanya.

"Coba kamu cari tahu tentangnya di perusahaan, selidiki lah, tentang pekerjaannya." perintah Miranti.

"Kenapa Mbak? Jangan bertele-tele." ujar Darwis.

Miranti pun menjelaskan dari mana dia mengetahui tentang Hendra, dan juga tentang dimana Hendra membeli emas dengan jumlah yang sangat banyak.

"Tapi, dia orang kepercayaan ku Mbak." ungkap Darwis kala Miranti menjelaskan kecurigaan, jika Darwis melakukan tindakan korupsi. "Jadi, gak mungkin dia berani melakukan itu. Karena dia tahu betul, apa konsekuensinya." seru Darwis.

"Makanya Mbak menyuruhmu menyelidikinya Darwis, bukan langsung menuduhnya." ucap Miranti.

"Baiklah, terimakasih infonya. Dan sampaikan pada Farhan, jika benar Pak Hendra korupsi, anaknya pun, akan menanggung konsekuensinya." seru Darwis.

Kemudian, Darwis di ajak Miranti untuk menikmati hidangan makan siang yang telah di siapkannya sejak tadi. Karena, Darwis sangat menyukai masakannya.

Ditempat lain, Marni mendapatkan kabar dari Sumini sahabatnya. Jika tetangga depan rumah Fira berniat menjual rumahnya. Di karenakan suami dari pemilik rumah tersebut terjerat hutang pinjol, karena kecanduan bermain game judi online.

Raya yang kebetulan mengetahui tentang hal itu langsung tersenyum senang, kala mendapatkan sebuah ide, agar Fira merasa iri padanya. Ya, Raya tidak sengaja menguping pembicaraan Sumini dan Ibunya.

Raya berencana membeli rumah tersebut dan memamerkannya pada Fira.

"Kamu beli aja rumah itu Marni, secara kan, kamu termasuk salah satu orang terkaya di kampung kita ini." rayu Sumini.

"Gak ah, karena aku udah ada rumah ini." sahut Marni. "Lagian rumah itu berhadapan sama rumah Asma, otomatis aku harus melihat wajahnya setiap hari." ujar Marni.

"Iya juga ya." sahut Sumini.

"Bi, emang di jual berapa?" tanya Raya tiba-tiba.

"Kamu nguping?" ujar Marni kala Raya tiba-tiba muncul.

"Maaf Bu, gak sengaja." kata Raya.

"Murah kok." sahut Sumini.

Benar saja, Raya langsung memberitahu Alvin tentang rumah tersebut, kala Alvin pulang dari kerja. Dia memaksa Alvin untuk membelinya. Dan berdalih, ingin merasakan hidup berdua dengan Alvin, tanpa campur tangan orang tuanya.

Alvin langsung setuju, apalagi saat mendengar jika rumah tersebut berhadapan dengan rumah Fira. Otomatis dia bisa melihat Fira setiap waktu, untuk mengobati rasa rindunya.

Besoknya, dengan ditemani Ayah dan Ibunya. Raya datang ke rumah tersebut, dan mengatakan kalau dia berminat untuk membeli rumah itu, dengan harga yang di tawarkan , tanpa meminta kurang sedikit pun.

"Jadi, kapan kalian mengosongkan rumah ini?" tanya Raya angkuh.

"Berikan kami waktu satu minggu, karena banyak barang yang harus kami angkut." jawab pemilik rumah.

"Baiklah, dan untuk surat-suratnya biar kami yang urus." ucap Danu.

Kemudian mereka bertiga mohon pamit. Sebelumnya, tentu saja Raya telah meninggalkan uang sebagai uang muka, ataupun tanda jadi.

"Ayah dan Ibu, pulang lah, terlebih dahulu. Aku ada perlu." ujar Raya.

Marni yang hendak protes langsung diam, kala tangannya di tarik oleh Danu.

"Bi, Fira nya mana?" tanya Raya.

"Eh Raya, mau belanja apa nak? Fira nya masih di dalam, karena nak Farhan lagi kurang sehat." ucap Asma dengan lembut.

"Sakit apa?" tanya Raya basa-basi, sedangkan tangannya sibuk memilah sayur yang hendak dipilihnya.

"Cuma demam biasa." sahut Asma.

Kebetulan, hanya ada Raya di kedai tersebut.

"Cuma demam? Tapi gak masuk kerja? Emangnya Farhan bisa dikatakan pemalas ya Bi, masak gara-gara demam gak masuk kerja." sinis Raya.

"Namanya juga sakit, lebih baik ya istirahat. Jangan dipaksakan untuk kerja, karena tubuh juga harus di istirahatkan." bela Asma.

"Bukan gitu Bi, aku hanya kasihan pada Fira. Masak setelah nikah dia juga harus bantu menaiki ekonomi keluarga. Coba Bibi lihat aku, aku gak kerja, tapi emas ada di seluruh tubuhku. Dan asal Bibi tahu, aku sudah membeli rumah itu." tunjuk Raya.

"Alhamdulilah, berati rezeki mu lancar, dan Bibi harap semoga ada keberkahan disana." ucap Asma.

"Makanya, Bibi harus paksa menantu Bibi untuk lebih giat lagi dalam bekerja. Jangan hanya jual buah dan kerja di pom bensin, bila perlu ngojek sampai malam. Siapa tahu, dalam setahun dia bisa membeli sedikit emas untuk Fira." kekeh Raya menghina Farhan.

Asma hanya tersenyum kala mendengar hinaan dari keponakan suaminya itu.

1
Supriyany Acup
Luar biasa
Yuliawati Sajo
terlalu kekanak-kanakan fira
Soetiarsih Moestofa
Luar biasa
Ruby
novel klo lempeng2 aja bosen, tp klo ada konflik jg bkn darah tinggi, apalgi klo konflik dr kluarga sdri.. ga akan pernah ada abisnya klo ga koit or gila.
tp klo crta romantis2 ga ada konflik jg mls bacanya.
berti othor berhasil klo bs menciptakan emosi pembaca kaya aku ini.. gemeshh kali sama org yg ga tau diri dan ga ngaca kaya jalan raya ini.
Muliana: Terimakasih /Heart/
total 1 replies
Ruby
idihhh haluu..
Ruby
niat pergi kluar kota, klo msh 1 kota mah sama aja boong.
Ruby
iya bagus buat usaha aja.. siapa tau nti jafi pengusaha grosir
Osie
fira jgn lemah donk..lawan alvin dia lawan rasa takutnya.. jgn mau ditindas terus terusan
Osie
siapa suruh loe bego alvin..gampang bgt masuk jebakan si paman danu asu
Taty Hartaty
astaga
Rubiyanti
Luar biasa
Firgi Septia
memang perempuan jalang seperti ini
Muliana: Makasih sudah mampir /Heart/
total 1 replies
Nia Nara
Ahhhh ratihhhh pretttt
Nia Nara
Alvin asuuu
Nia Nara
Ini si alvin laki apa banci sih ? Caranya gak ada jantan2nya
Emai
JD awal toxic istri ya. istri BS JD pemecut semangat tumbuh dan jaya suami tp bs jg JD awal racun penggerogot awal kehancuran
Santi Rizal
itu bukan cinta Wulan tapi obsesi
Santi Rizal
si Fira mulai lebay deh
Santi Rizal
rasakan tuh Marni
Santi Rizal
si Marni SM Sumini ga tau malu banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!