Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~29
Siang itu Gerard yang sedang meeting di hotel Hilton tiba-tiba merasakan mual hingga membuat pria itu meninggalkan meeting sebelum selesai dan meminta sang asisten untuk melanjutkannya. Kini pria itu pun nampak membawa bungkusan di tangannya ke tempat sepi, sepertinya menghirup udara segar lebih baik dari pada menunggu meeting di cafe atau kamar hotel.
Akhirnya pria itu pun memutuskan jalan-jalan di sekitar hotel dan tanpa sengaja melihat sosok Andrea sedang duduk seorang diri di salah satu kursi yang ada di samping hotel yang biasa di gunakan oleh para karyawan untuk merokok. Nampak beberapa pohon di sana yang membuat tempat itu semakin teduh dan pria itu pun tanpa sadar melangkah mendekat, lalu sedikit berdehem agar kedatangannya di sadari.
Rupanya sejuk juga tempat itu dan angin sepoi-sepoi pun langsung menyambutnya hingga rasa mualnya seketika berkurang.
"Kau?" Andrea yang melihat kehadiran pria itu yang tiba-tiba pun nampak terkejut.
"Boleh aku duduk di sini?" Ucap Gerard kemudian.
Andrea yang melihat 3 kursi kosong pun langsung mengangguk. "Silakan, ini tempat umum !!" Ucapnya datar.
Gerard segera menarik kursi di hadapan gadis itu lantas duduk di sana. "Sedang makan siang?" Ucapnya berbasa-basi.
Andrea mengangguk pelan lalu ia kembali fokus dengan makannya tak peduli pria di hadapannya itu sedang memperhatikannya, lama sekali mereka nampak saling diam dan hanya suara sendok milik Andrea yang terdengar.
"Paman mau makan siang juga?" Ucap Andrea pada akhirnya ketika pandangannya tak sengaja ke arah bungkusan pria itu.
"Hm," Gerard pun langsung mengangguk. Sial, gara-gara tak sengaja memperhatikan gadis itu makan ia jadi lupa jika ingin menikmati buah buatan istri asistennya tersebut.
Kini pria itu pun segera membuka bungkusan yang ia bawa tadi dan nampak beberapa potongan buah bercampur bumbu pedas, seketika ia langsung menelan ludahnya yang hampir menetes. Lantas segera di cicipinya dan rasanya benar-benar yang ia mau, sepertinya nanti ia akan memberikan asistennya itu bonus pikirnya.
Andrea yang melihat pria itu makan buah nampak meringis sendiri, apa seenak itu hingga membuat pria di hadapannya itu begitu lahap memakannya?
"Enak ya?" Ucapnya tanpa sadar, sial mulutnya benar-benar tak bisa di kondisikan.
"Tentu saja, ngomong-ngomong jangan pernah panggil saya paman lagi karena saya bukan pamanmu !!" Sahut Gerard memperingatkan, memang ia setua itu hingga harus di panggil paman?
"I-iya maaf," Andrea pun meminta maaf atas ketidaksopanannya menurut sudut pandang pria itu padahal baginya itu biasa saja. Toh lelaki itu memang pantas di panggil paman mengingat usianya pasti sudah kepala tiga.
Selanjutnya tak ada lagi pembicaraan di antara keduanya karena masing-masing sedang fokus dengan makanannya sendiri, Andrea yang sudah terlebih dahulu selesai kini nampak memperhatikan pria di hadapannya tersebut. Ludahnya tiba-tiba mengucur deras ketika melihat betapa segarnya buah yang di makan oleh pria itu.
"Mau?" Ucap Gerard tiba-tiba.
Andrea yang ketahuan sedang memperhatikan pria itu pun langsung salah tingkah dengan membuang mukanya, sial. "Ti-tidak, aku sudah kenyang." Tolaknya, meskipun ia juga sangat ingin bahkan kini liurnya hampir menetes jika tak kunjung ia telan kembali tapi rasanya malu jika meminta.
"Makan sama-sama saja," Gerard pun tiba-tiba mendorong box makanannya ke tengah meja.
"Lagipula saya juga tidak mungkin bisa menghabiskannya sendiri," imbuh pria itu lagi.
Andrea pun terpaksa menyetujuinya dan ia segera mengambil garpu bekas makannya tadi untuk memakan buah tersebut.
"Segar sekali rasanya," ucapnya tanpa sadar setelah mencicipinya. Gadis itu benar-benar ingin membungkam bibirnya sendiri karena tak bisa di kondisikan dan membuatnya malu saja.
Gerard nampak tersenyum miring menanggapinya, terlalu jual mahal padahal doyan juga cibirnya.
"Ngomong-ngomong sepertinya kamu terlalu bekerja keras, siang bekerja di sini dan malam balapan ilegal di jalanan seperti berandalan." Ucap Gerard tiba-tiba dan sontak membuat Andrea langsung tersedak, lalu gadis itu pun segera mengambil minumnya. Sial, bagaimana pria itu bisa tahu?
"Paman menguntitku?" Tudingnya kemudian, namun Gerard langsung menatapnya tajam hingga membuat gadis itu langsung meralat ucapannya.
"Maaf, maksudku tuan menguntitku? Kenapa bisa tahu jika aku balapan?" Ulangnya kemudian.
Mendengar itu pun Gerard kembali berdecak. "Ck, memang siapa kamu harus menguntitmu? Artis atau model terkenal seperti istriku?" Ucapnya menanggapi.
Meskipun terdengar nyelekit di telinga Andrea tapi gadis itu cukup tahu diri, karena dirinya memang hanya seorang office girl. "Maaf, maksudku darimana anda tahu jika saya balapan?" Ucapnya kemudian.
"Hanya tak sengaja melihat," sahut Gerard singkat.
Andrea mengangguk mengerti. "Tolong jangan ikut campur karena apa yang saya lakukan sedikit pun tak merugikan anda," ucapnya memperingatkan. Jangan sampai pria itu melaporkannya dan teman-temannya ke polisi hanya karena melakukan balapan liar.
"Tidak merugikan ku tapi merugikan pengguna jalan lain, bagaimana jika apa yang kamu lakukan itu akan menimbulkan kecelakaan? Bukankah itu termasuk kriminal?" Ucap Gerard dengan sedikit menaikkan oktaf suaranya.
Andrea tahu apa risiko dari apa yang ia lakukan, tapi bagaimana pun juga ia sedang membutuhkan uang. "Saya tahu tapi hanya itu yang membuat saya mendapatkan uang dengan cepat, daripada harus melakukan dosa dengan menjual tubuh saya." Tegasnya kemudian.
Gerard kembali mencibir. "Tidak ingin dosa karena menjual tubuhmu tapi justru kamu kasih gratis pada kekasihmu itu," ucapnya namun tiba-tiba....
Plakk
Sebuah tamparan keras langsung mendarat di pipi pria itu hingga meninggalkan bekas kemerahan di sana. "Jaga bicaramu, tuan. Tidak semua hal seperti yang kamu pikirkan !!" Ucapnya lantas segera beranjak pergi dari hadapan pria itu.
Rasanya kesal sekali ketika pria itu menghinanya, selama ini ia berusaha keras menjaga kehormatannya. Karena ia menyadari hanya itu satu-satunya miliknya yang berharga, sebab harta pun ia tak punya.
Sementara itu Gerard yang masih berada di tempat duduknya nampak terpaku dengan apa yang ia alami secara tiba-tiba itu, seumur hidup baru kali ini ia di tampar oleh seseorang dan sialnya gadis ingusan itu yang melakukannya.
Apa ia keterlaluan? Rasanya tidak, lagipula beberapa kali ia memergoki gadis itu berciuman dengan kekasihnya jadi rasanya tidak mungkin jika mereka tidak pernah melakukan lebih dari itu. Toh jaman sekarang ia tak yakin jika masih ada gadis yang masih perawan mengingat pergaulan yang begitu bebas.
"Dasar munafik," gumamnya seraya menyentuh pipinya yang masih terasa panas. Namun entah kenapa tiba-tiba rasa mual dan pusingnya seketika tak terasa lagi, mungkin karena efek ia makan buahnya tersebut. Sepertinya besok ia akan meminta asistennya itu untuk membuatkannya lagi.
Rugi kau Luc sia²in lakikmu yg baik tampan kaya raya sabar dan setia😌 kau bgtu serakah Luc
Masih tetap mampu berpikir dengan akal sehatmu Ndre, meskipun dalam keadaan yang sedang tidak baik2 saja...
Bisa berdamai dengan keadaan dan terlintas dalam benakmu untuk menyisihkan uang dari pemberian Lucy...
Tak mengapa Ndre, uang itu tidak seberapa buat dia jika dibandingkan dengan kerugian dan deritamu 👌...
Kagak nyaman ya Pak rasanya, selalu hadir dalam ingatan 😂...