NovelToon NovelToon
REMBULAN DI BALIK AWAN

REMBULAN DI BALIK AWAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Balas Dendam / Sistem / Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dongoran Umridá

Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan

"Ratih, cukup, aku tidak apa-apa, aku hanya terkejut." Gumam Nayla dengan khawatir melihat amarah sahabatnya yang sudah memuncak. Ia tahu betul dengan watak temannya ini yang sering tidak bisa kontrol emosi.

"Nayla, biarkan aku ngasih sedikit pelajaran buat bajingan ini." Kata Ratih menepis tangan Nayla dengan kasar.

"Nayla! Tolong bawa teman kamu dari sini, Titin tidak salah, ku harap jangan menyakitinya." Gumam Fandy. Nayla sedikit terkejut mendengarnya. Fandy yang kini ada di hadapannya seperti bukan Fandy yang dulu di kenalnya. Berubah drastis tanpa ia ketahui penyebab yang sesungguhnya.

"Tenang aja, aku tidak akan mengganggu kalian kok." Gumam Nayla menahan air matanya.

"Apa? Dasar brengsek lo...! Bentak Ratih makin marah, ia mengulurkan kedua tangannya untuk menarik kerudung pendek milik Titin, ingin sekali ia menjambak rambut gadis itu. Panas sekalu rasanya ketika Fandy melindungi gadis itu di hadapan Nayla. Fandy melindungi Titin dengan menarik gadis itu ke pelukannya.

"Nayla! Apa kamu menyuruhnya melakukan ini?" Fandy memandangi Nayla penuh tanda tanya, seperti menuntut jawaban. Nayla merasa sakit di hatinya, sakit bukan hanya karna di khianati. Melihat kenyataan lelaki yang baru saja mencampakkannya ini mencintai orang lain itu juga tidak kalah menyakitkan baginya. Bakan lelaki yang pernah menjadi tunangannya ini mencurigainya mengutus orang untuk mengganggu hubungnnya. Nayla merasakan sesak di hatinya.

"Ratih, ku mohon, ayok pergi." Ajak Nayla menarik tangan Ratih lagi, namun Ratih si cerewet itu tidak bisa mengontrol diri, ia menepis tangan Nayla. Ratih kembali memandangi Fandy dan Titin dengan geram, tangannya kini sudah mengepal siap menerkam dua orang di depannya.

"Ratih, ku mohon, ayolah, aku sangat lelah, hiks... hiks.. hiks.."

Ajak Nayla lagi. Ia tidak bisa menahan tangisnya lagi. Rasanya terlalu sakit dan menyesakkan. Ratih sangat geram, ingin sekali ia membuat Fandy babak belur namun tidak tega pula ia membiarkan Nayla menangis begitu menyedihkan di depan Fandy dan Titin.

"Huh!" Ratih mendengus kesal. Ia membalikkan tubuhnya dan menarik tangan Nayla dengan kasar, geram pula ia pada temannya ini karna tidak mau membiarkannya menghajar bajingan di depannya. Sekali lagi Ratih memandangi Fandy dan Titin pandangan permusuhan yang mengerikan. Titin sempat bergidik melihatnya. Ratih menghampiri motornya lalu menaikinya dan menghidupkannya.

"Ayok naik!"

Ajaknya pada Nayla. Sekali lagi ia mengarahkan pandangannya ke arah Fandy dan Titin seolah berucap tunggu pembalasan ku. Nayla naik di belakang, tidak peduli sahabatnya sedang geram atau emosi. Nayla hanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah menumpahkan segala sesak.

"Ngiiing..."

Motor yang di naiki dua gadis itu meluncur dengan kecepatan tinggi. Nayla merasa seakan di bawa terbang ke angkasa, rasa takut menyinggapi hatinya, takut terjatuh, takut tabrakan dan kecelakaan. Orang yang membawanya ini sepertinya sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Ti, tolong dong, jangan ngebut, bahaya lo." Nayla memperingatkan Ratih.

"Tenang saja aku sudah biasa kok." Jawab Ratih. Kelihatannya gadis itu tidak bisa mengontrol emosi dan marah.

"Ratih! Jangan ngebut! Kamu sadar gak sih!" Teriak Nayla lagi. Matanya masih sembab oleh air mata, namun Ratih tidak peduli, ia malah menambahi kecepatannya karna masih emosi dan kesal pada Fandy. Memang aneh bukan? Kenapa malah Ratih yang marah ya? Bukankah seharusnya Naylalah yang seharusnya marah-marah dan kesal

"Ratih! Kalau kamu ngebut mending aku turun deh!" Teriak Nayla lagi. Ratih tidak menjawab, ia belum mengurangi kecepatannya.

"Ratih! Turunkan aku di sini! Aku ti..."

"BRUKKK..."

Motor itu tiba-tiba menabrak sebuah mobil mewah berwarna silver. Mobil itu sebenarnya sudah menghindar namun Ratih yang membawa motor dengan ngebut dan emosian membuat mobil itu akhirnya tidak bisa menghindar.

"Allah.... Rabbyyyy....."

Nayla menjerit dan tubuhnya jatuh ke tanah. Gadis itu langsung pingsan tidak sadarkan diri. Ratih panik, namun untungnya dirinya tidak apa-apa, kakinya hanya terbentur ke aspal dan tertimpa motornya sendiri.

Ratih memperhatikan Nayla dengan panik, gadis itu juga tidak terluka sama dengan dirinya. Nayla hanya terjatuh dan kakinya terbentur ke aspal. Namun gadis itu langsung pingsan.

Dua orang lelaki keluar dari mobil yang ngebut tadi. Salah satu dari keduanya mendekati Nayla dan Ratih. Wajah lelaki itu tampan, tubuhnya tinggi tegap dan atletis, kulitnya putih. Ratih memperhatikan lelaki itu, sepertinya lelaki ini berasal dari keluarga konglomerat dan kaya.

"Maaf! Apa teman mu terluka parah? Ini biaya rumah sakit dan kerusakan motor mu."

Kata lelaki itu pada Ratih. Sementara lelaki yang satunya lagi hanya berdiri dekat pintu mobil. Sepertinya lelaki yang berdiri dekat pintu mobil itu adalah berprofesi sebagai sopir si lelaki tampan yang menyodorkan uang tadi. Ratih terpesona dengan lelaki yang menyodorkan uang sehingga ia hampir tidak menyadari apa yang di ucapkan lelaki di hadapannya dan membiarkan tangan lelaki itu masih terulur dengan uang jutaan rupiah.

"Apakah ini tidak cukup?" Tanya lelaki itu ketika tidaka ada jawaban dan reaksi dari Ratih. Ratih tersadar dan malu seperti baru saja ketahuan menyontek ujian. Untuk kali ini wajahnya memerah bak kepiting rebus.

"Eh... ya... itu cukup."

Jawabnya kemudian dengan gugup. Lelaki itu memperhatikan Nayla yang masjh belum sadar. Wajahnya lembut di balut kerudung, kulitnya putih bersih, alisnya tebal dan hitam, bulu mata panjang dan lentik melekuk ke atas, bibirnya merah alami tanpa lipstik. Gadis itu terlihat seperti sedang tidur dengan damai.

"Tuan! Kita harus cepat, waktu kita hampir habis."

Kata lelaki yang berdiri dengan gelisah dekat mobil tadi. Lelaki tampan yang di panggil tuan itu terlihat bingung dan panik.

"Maaf! Kami harus pergi, tolong terima uang ini." Katanya lalu berdiri dan berjalan cepat ke mobil. Lelaki yang berdiri dekat mobil itu membukakan pintu, si lelaki yang di panggil tuan itu pun segera masuk. Dalam sekejap mobil itu meluncur dengan kecepatan tinggi.

"Mungkinkah dia pangeran dari kayangan? Terlalu sempurna untuk ukuran manusia biasa." Gumam Ratih memandangi mobil itu meluncur meninggalkannya. Seolah tersadar Ratih bahwa Nayla sedang pingsan Ratih langsung menghubungi ambulance dan memberikan lokasinya kini. Hanya beberapa menit kemudian ambulance itu sudah tiba. Nayla yang tergeletak di tanah segera di angkat dan di masukkan ke dalam ambulance dan Ratih masuk menemani.

"Pasti orang itu sangat kaya, sehingga dengan mudah ia memberikan uang sebanyak ini." Gumam Ratih dalam hati. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengintip lembaran uang yang baru saja di terimanya dari lelaki tampan yang di sebutnya pangeran dari kayangan. Andai keadaannya bukan seperti ini mungkin pertemuan itu sungguh menyenangkan.

1
Enink Tjadas
kynya mulai ada rasa
Fahyana Dea
keren, kak. dukung karyaku juga, ya~~
Umrida Dongoran
Bagus
Marii Buratei
Kereeeen!
Umrida Dongoran: Trima kasih ya kaka udah mampir. Semoga suka ya
total 1 replies
Frederick
Duh, hati rasanya meleleh.
Umrida Dongoran: He he semoga suka ya kq
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!