Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Resiko Punya Suami Hasil Curian.
Setelah kejadian semalam, Deva benar-benar tak bicara sepatah kata pun pada suaminya.
“Mihhhh, maafin Papih...“ Rengek Daniel karena terhitung sudah hampir 6 jam sejak terbangun di pagi hari Deva terus bungkam.
“Sedikit saja ngomong, atau bentak-bentak Papi boleh... lagian Papi udah bilang, Ibumu dan Gavriel udah kasih ijin. Tiga orang vs satu orang loh! Kamu kalah jumlah dan harusnya terima aja. Kamu juga keenakan semalam, kan!“
Ups! Mulutku cari mati rupanya! Daniel menatap Deva dengan penuh penyesalan dengan ucapannya barusan.
Deva mendelik tajam, dia bahkan merasa geli dipanggil Mami dan Papi hanya berdua saja. Baginya, itu hanya lah untuk panggilan di depan orang lain.
Kenapa sekarang aku merasa geli ya, padahal kemaren dipanggil Mami agak melting! Ck! Geli geli gimana gitu, lagian dia lebay banget sih ngomong nya! Rutuk nya masih mendelik kesal pada Daniel.
Pintu depan rumah terbuka, Maura dan Gavriel masuk dengan membawa buah-buahan karena tiba-tiba Maura ingin makan berbagai macam buah. Bahkan Maura Moodyan, setelah kemarin pernikahan Deva selesai ada saja keinginan Maura. Kadang marah-marah nggak jelas, atau ingin Gavriel menjauh darinya karena tubuh Gavriel bau.
Degh
Langkah Gavriel terhenti, wajahnya semalaman kurang tidur karena Maura terus menolak tidak ingin tidur dengan nya. Kini wajah pria itu berubah pucat melihat putri sambungnya melotot padanya.
Tap
Tap
Dengan langkah lebar, Deva menghampiri Gavriel.
“PENGKHIANAT...!! Wahai Tuan Gavriel yang tidak bisa dipercaya! Katanya kita satu kubu, nyatanya kamu malah mendukung dia mengerjai ku semalam!“
“Daddy emang berada di kubu kamu, Deva. Tapi, Mama mu malah berpihak sama Daniel. Daddy bisa apa, kalau kanjeng Ratu sudah mengambil keputusan... Daddy hanya bisa menurut.“ Gavriel menghela nafas pelan.
“Makanya Papa mertua, jangan bilang aku suami takut istri! Lah situ?!“ Daniel mendengus meledek.
Maura memijit pelipisnya yang sejak kemarin terasa pusing, ditambah bau tubuh Gavriel jika terus berdekatan.
“Kalian lanjutkan bertengkar nya, aku mual.... Hummmff!“ Maura setengah berlari ke arah kamarnya untuk memuntahkan isi perutnya.
“Mama!!"
“Babe!!"
“Maura!!"
“Nggak sopan manggil nama! Panggil Mama mertua!" sempat-sempatnya Deva meralat panggilan suaminya pada ibunya.
“Mama mertua!“ Daniel mengulang panggilan nya.
“Telat! Cih!“ cibir Deva lalu dia menyusul Gavriel yang sudah berlari ke dalam kamar.
Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Punya istri beda umur, apalagi dia masih marah... kok jadi serba salah ya. Huff, tapi aku inget kata-kata Tante Yossie kalau aku harus obati hati Deva meski aku akan terluka karena penolakan nya. Aku harus bertahan seperti istriku yang bertahan saat hamil tanpaku! Bahkan jika aku merasakan sakit, rasa sakitku tidak akan sebanding dengan kekecewaan dan kesakitan yang telah dialami Deva selama ini karena kesalahanku!"
.
.
Maura akhirnya di bawa ke rumah sakit untuk diperiksa, ternyata wanita berusia 42 tahun itu positif mengandung.
“Aaahhhhhhh!!! Deva bakal punya adek, Mah!“ Deva begitu excited mendengar ibunya hamil, apalagi dia sudah kehilangan. Baginya itu adalah anugerah terbesar baginya saat ini.
“Mama nggak nyangka juga, sayang.“ Maura menggenggam tangan putrinya, “Kamu baik-baik aja dengan berita ini?"
“Loh, oke dong Mah. Deva udah mengikhlaskan semuanya, jangan nggak enakan sama Deva ya.“
Semua orang merasa senang saat mendengar kabar Maura hamil, meskipun Gavriel merasa kesal karena Maura tak mau berdekatan namun ia juga sangat bahagia akan mendapatkan keturunan dari wanita yang ia cintai.
Dokter menjelaskan jika hamil di usia tua, yaitu lebih dari 40 tahun dapat membuat ibu hamil lebih rentan mengalami masalah dan komplikasi kehamilan. Komplikasi kehamilan,seperti hipertensi kehamilan, diabetes gestasional, bahkan gangguan dan masalah pada plasenta nantinya.
Gavriel mendengarkan dengan serius perkataan Dokter dan apa saja yang harus dilakukan dan tidak dilakukan Maura saat hamil.
Keluar dari rumah sakit, bahkan Maura harus di dorong di kursi roda saking berhati-hatinya Gavriel.
“Wah! Apa kau lumpuh atau penyakitan lagi, mantan kakak madu?“ sindir seseorang yang tak lain adalah Zara.
Penampilan Zara berbeda dari terakhir kali Maura melihat madunya itu berpenampilan lusuh, kali ini Zara tampak glamor kembali seperti saat pertama kali Maura melabrak perempuan itu saat Raka masih menjabat sebagai Direktur dan Zara masih menikmati kemewahan yang diberikan oleh Raka.
Maura malah tersenyum menyeringai, “Kenapa kau kepo, Zara. Urus saja kehidupan mu, akhirnya kau diceraikan Mas Raka juga bukan! Terbukti, kau hanya perempuan yang hanya ingin berada di samping Mas Raka dikala dia berada di atas. Saat dia berada di bawah tanpa kekayaan, kau mulai bertingkah dan akhirnya Mas Raka muak padamu. Hubungan dari hasil rampasan, emang nggak akan langgeng!“
“TUTUP MULUTMU! Ini semua gara-gara kamu, Mas Raka nggak pernah melupakan mu dan selalu membandingkan aku dengan mu! Dia kira aku mau jadi pengganti mu! Aku juga ingin dicintai! Tapi hanya ada Maura... Maura dan Maura dalam hatinya! Aku muak!“ Teriaknya pada Maura.
Deva maju mendekat. “Kau lupa terakhir kali apa yang aku ucapkan padamu, hei wanita perebut suami orang! Jangan menyalahkan Ibuku yang sudah kau rampas suaminya! Itu resiko mu mempunyai suami hasil curian! Kau nggak akan pernah bahagia!"
Zara teringat terakhir kali bertemu dengan Deva dan ditampar, tangan wanita itu terangkat ingin membalas tamparan waktu itu.
Namun...
Grep!
“Berani kamu menyakiti istriku! Mati kamu!“ ancam Daniel m3ncekal tangan Zara.
Mata wanita pelakor itu terbelalak, dia tak percaya Deva sudah menikah dan itu dengan pria yang lebih tua.
“Hahahaha! Kau menikah dengan Om-om, Deva? Lihat putrimu, Maura! Dia mirip sepertiku, mengincar pria lebih tua! Jadi apa bedanya dia dan aku?!“ Ejek Zara.
“Tentu saja beda! Aku seorang Pria single, sementara Raka adalah suami orang saat kau mencurinya dari Maura! Istriku adalah wanita terhormat, tidak seperti kamu wanita rend4han yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan suami wanita lain!“ bentak Daniel membela Deva.
Wajah Zara memerah, dia kalah telak dan juga malah terus dipermalukan.
“Sayang, kamu sedang apa disini? Kamu udah diperiksa Dokter, apa katanya? Kamu beneran hamil?"
Seseorang datang menghampiri Zara dan mer4ngkul pinggang wanita itu. Wajah pria itu tiba-tiba terlihat terkejut saat mengenali Zara bersama orang yang ia kenali.
“Pak Daniel.“ Sapa lelaki itu yang ternyata pegawai di perusahaan Daniel.
“Bu Maura." Dia juga mengenali Maura karena Maura bekerja lama di perusahaan Daniel.
“Kamu mengenal mereka, sayang?" cicit Zara.
“Sapa Beliau dengan sopan, ini Pak Daniel. Pemilik perusahaan tempatku bekerja, ini Bu Maura mantan Assisten Pak Daniel."
Wajah Zara seperti akan pingsan, dia takut suami yang baru menikahinya itu dipecat gara-gara dia.
Tanpa banyak bicara wanita itu memutar tubuhnya dan pergi meninggalkan mereka semua, bahkan pegawai Daniel sampai melongo dengan sikap tak sopan istrinya itu yang pergi begitu saja.
“Maafkan istri saya, Pak Daniel. Kalau begitu, saya permisi.“
“Tunggu!" cegat Daniel ketika orang itu akan pergi.
“Ya, Pak?"
“Ajari istrimu sopan santun atau aku akan memecat mu dari perusahaan ku... meskipun tanpa alasan yang jelas!“ ancam Daniel, dia tak akan membiarkan seseorang menyakiti istrinya.
"B-baik, Pak." Orang itu gegas pergi untuk memberi pelajaran pada istrinya, Zara.
“Huff, Om ngapain ngaku aku istrimu sih! Kita kan merahasiakan nya dari orang lain. Gimana kalau Sandra atau Denisa mengetahui nya!“ desis Deva.
“Huss, kamu itu sayang. Daniel udah belain kamu, eh kamu malah marah-marah. Jangan begitu!“ Tegur Maura.
“Udah, kita bicara lagi di rumah. Lagian anak buah Daniel pasti akan melaporkan jika gerak-gerik Denisa mencurigakan. Jangan terlalu khawatir, hidup lah seperti biasanya. Masalah Kak Sandra dan Denisa, biar kami para lelaki yang mengurus nya.“ Ujar Gavriel.
Keempat orang itu pun pergi dari rumah sakit, tak jauh dari mereka Sandra melihat keakraban keempat orang itu dari dalam mobil di parkiran. Kedua tangannya mengepal erat di kemudi, dia kehabisan akal untuk mendekati Daniel apalagi mendapatkan hati mantan suaminya itu kembali.
d tunggu karya selanjutnya💜