Setelah terbangun dari mimpi buruk di mana ia dibunuh oleh pria yang diam-diam ia kagumi, Ellison, Queen merasa dunianya berubah selamanya.
Sejak hari itu, Queen memutuskan untuk tidak lagi terlibat dalam kehidupan Ellison. Dia berhenti mengejar cintanya, bahkan saat Ellison dikelilingi oleh gadis-gadis lain. Setiap kali bertemu Queen akan menghindar- rasa takutnya pada Ellison yang dingin dan kejam masih segar dalam ingatan.
Namun, segalanya berubah saat ketika keluarganya memaksa mereka. Kini, Queen harus menghadapi ketakutannya, hidup dalam bayang-bayang pria yang pernah menghancurkannya dalam mimpinya.
Bisakah Queen menemukan keberanian untuk melawan takdirnya? Mampukah dia membatalkan pertunangan ini atau takdir memiliki rencana lain untuknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Seorang gadis kecil berumur tujuh tahun mematut dirinya di cermin sembari menyisir rambut panjang nya dia adalah ALFIROSA QUEENSHA ADELIO biasa dipanggil UIN, dari arah belakangnya dapat dia lihat lewat pantulan cermin Terbukanya pintu kamarnya, diambang pintu terdapat seorang gadis yang sangat mirip dengan nya lagi tersenyum kearahnya. Gadis itu adalah XAVIERA VALERIE ADELIO,biasa dipanggil Vale dia kakak kembar Queen.
Valerie menghampiri Queen yang juga lagi tersenyum kearah nya.
" Boleh kakak bantu? "
Queen mengganguk angguk sumringah sehingga menampakkan gigi putih nya.
" Boleh.. "
Valerie mengambil alih sisir yang dipegang oleh Queen lalu mulai mengisir dengan sangat lembut.
" Dek... "
"Emmm" Sahut Queen sembari melihat pantulan kakak nya lewat cermin.
" Kak Ell bisa pulang nggak ke pesta ulang tahun kita? "
Raut muka Queen langsung menjadi lesu mendengar pertanyaan dari kakak nya. Sebelum dia menjawab terlebih dahulu dia menghela nafas panjang.
" Kak Ell enggak bisa di hubungi, kak. Enggak biasanya kak Ell tidak menjawab telepon Uin."
Valerie merasakan raut muka Queen yang berubah, dia berjongkok didepan Queen lalu menggengam tangan nya.
" Mungkin kak Ell lagi sibuk, dek. Kamu tau kan, maksud kak Ell pergi jauh dari Uin? "
Queen mengganguk mantap lalu dia berkata " Untuk UIN kan, supaya dewasa nanti kak Ell bisa lindungin Uin. "
" Pintar... " Ujar Valerie sembari mengelus rambut Queen yang selesai dirapikan.
" Tapi Uin takut.... Kalo nanti kak Ell dewasa,dia akan lupakan Uin"
" Enggak akan... Kak Ell sangat menyayangi Uin melebihi sayang nya pada dirinya sendiri. Uin seperti permata bagi kak Ell. Dengan kakak saja kak Ell seperti kucing dan tikus"
Queen terkekeh saat mengingat kakaknya selalu berantem setiap ketemu Ellison. Tapi Queen bersyukur mereka berdua akur setiap menyangkut dengannya.
"Gitu dong senyum, kan adik kakak lebih cantik senyum daripada cemberut. "
Tanpa menunggu lama,Queen langsung memeluk kakak kembarnya dengan sangat erat. " Terima kasih, UIN sayang kakak... "
" Kakak juga lebih menyanyangi Uin. "Timbal Valerie sambil mengelus rambut nya.
" Malam ini enggak boleh sedih-sedih dihari ulang tahun kita, ok."ucap Valerie setelah melepaskan pelukan adiknya.
" Ok." Ujar Queen sembari menghapus air matanya, Valerie tidak tahu sejak kapan adik nya ini meneteskan airmata.
" Kakak punya ide, bagaimana pesta ulang tahun kali ini kita tukaran gaun. "
" Bolehkah? Kakak kan ngak suka kalo milik kakak di pakai orang lain"tanya Queen agak terkejut dengan penuturan kakak nya ini.
" Ok, kakak tanya sama Uin, Memang nya Uin ini siapa nya kakak?"
" Ya adik kakak lah"
" Terus kenapa tanya lagi, semua milik kakak adalah milik adek juga."
" Ya udah ayo kita ganti, kakak pakai gaun putih Uin terus Uin pakai gaun hitam kakak. "
Setelah itu mereka langsung menukarkan gaun mereka lalu turun kebawah sembari bergandengan tangan.
Dibawah mereka sudah ditunggu oleh sepasang suami istri yaitu orang tua mereka WILLIAM ADELIO dan SYILA ADELIO. Mereka adalah sepasang suami-istri yang berstatus sebagai mafia.
" Anak anak mama malam ini cantik sekali bikin panling aja, mama pikir bidadari dari mana, padahal buah hati mama dan papa. "
"Mama biasa aja mujinya" Kata Valerie ketus, itulah perbedaan Valerie dengan Queen yang satu lembut dan satu lagi tomboy.
" Kata mama benar, itu hasil dari jerih payah papa dan mama" Jawab WILLIAM.
PUK
Syila memukul bahu WILLIAM dengan agak keras" Sayang.. Kalo bicara bisa disaring dulu ngak, itu anak kita masih kecil-kecil"
" Maaf sayang... "
Haha ha ha ha
Terdengar lah suara tawa dari keluarga kecil ini. " Papa.. " Panggil Queen setelah menghentikan tawanya.
Terpaksa WILLIAM menghentikan tawanya juga. "Ada apa sayang?"
" Apa uncle Mario enggak datang juga? UIN kangen uncle."
" Tau ah... Papa ngak tau jalan pikiran adik papa yang satu itu, papa udah bilang untuk datang tapi dia tidak menjawab"
" Papa telepon aja" Bukan Queen yang berkata tapi Valerie yang juga sangat merindukan paman nya yang satu itu.
"Baik lah papa akan telepon adik papa yg nakal itu."
William langsung meraih telepon nya yang terletak diatas meja lalu dia menekan nomor sang adik, beberapa detik kemudian panggilan tersebut dijawab oleh seorang yang berada disana.
" Halo... "
" Hay adek durhaka, kenapa baru sekarang diangkat hah!?"Teriak William.
"Maaf bang... Aku lagi sibuk nih. "
William hanya bisa memutar bola matanya malas. " Keponakan mu sudah sangat merindukan mu, ngak ingat lagi jalan pulang kerumah?"
" Mana keponakanku" Bukan menjawab pertanyaan sang abang dia malah mengalihkan pertanyaan membuat William naik pitam memikirkan adik nya yang satu ini.
" Kami disini uncle " Jawab Queen.
"Uncle tidak lupa kan ulang tahun kami?" Tambah Queen.
" Tidak mungkin uncle lupa"
" Kenapa uncle ngak pulang, kami sangat merindukan uncle. "Ujar Queen sedih.
Terdengar dari seberang sana Mario Mmenghela nafas panjang.
"I'm sorry, Uncle janji besok pagi udah ada disana dan bawa hadiah yang banyak untuk kalian"
" Ya udah, Awas kalo uncle tidak pulang, kami akan merajuk" Kata Valerie mengerucut kan bibirnya.
" Iya tuan- tuan putri ku yang cantik, uncle janji. "Setelah berkata seperti itu dia langsung menutup telepon nya, takut sang abang akan mengamuk.
" Sudah sedihnya anak-anak, ayo kita tiup lilin nya 2 menit lagi akan tengah malam loh. Ayo sayang- sayang mama, udah jangan memasang wajah seperti itu jelek,Uncle pasti ada urusan"
Syila mengerti perasaan anak- anaknya ini, sudah dua minggu pamannya tidak pulang pulang kerumah pasti mereka sangat merindukan uncle nya ini.
"Ayo sayang... " Ujar William meraih tangan anak² nya. " Nanti kalo uncle pulang, papa akan marahin dia. "
William sengaja membuat pesta ulang tahun mereka hanya keluarga nya saja , dia tahu diluar sana banyak musuh yang mengincarkan anak anaknya.
Mereka berempat sudah berdiri didepan kue ulang tahun dengan tulisan diatasnya angka 7.
" Kita hitung mundur ya.... "
9
8
7
6
5
4
3
2
DOR
Terdengar suara tembakan dari arah luar membuat mereka berempat menunduk kebawah meja. William dan Syila langsung meraih pistol di saku mereka. Sedangkan para pengawal sudah siap siaga melindungi majikan mereka.
" Kalian berdua cepat sembunyi, sebelum papa suruh kalian keluar jangan keluar, ok. "
Terlihat dari keduanya agak gemetar mungkin karena terkejut.
" Vale, Bawa adik mu pergi dari sini, kalian tidak boleh ada disini. "Tambah Syila juara agak panik.
"Tapi Vale ingin membantu kalian"
" Vale masih kecil. Kalo kalian bisa sembunyi, kalian sudah membantu kami. "
Valerie hanya mengangguk mengerti, dia ingin sekali membantu orang tuanya tapi mereka melarangnya.
Tidak mau menunggu lama lagi Valerie langsung menuntun adik nya untuk mencari tempat persembunyian, terdengar suara pistol makin menjadi pasti orang tua mereka dan para pengawal lagi bertarung.
Valerie dan Queen menuju ke sebuah lemari besar.
" Ayo dek masuk.. "Suruh Valerie sembari mendorong tubuh Queen untuk masuk kedalam.
Queen merasa heran dengan sang kakak, kenapa hanya dia yang masuk?
" Kakak tidak masuk.. ? "Ujar Queen sembari mengernyit alis.
Valerie mengeleng kepalanya lalu berkata,"Kakak akan bantu mama dan papa dulu, Uin jangan keluar dari sini ok. Kakak akan menjemput Uin nanti. "
"Tapi kata papa, kakak disuruh sembunyi bersama Uin. "
"Kakak harus pergi, Uin harus tau kakak sangat sayang sama Uin. "
Setelah berkata seperti itu, Valerie langsung berlari menjauh dari tempat Queen berada, setelah itu dia membuka sebuah laci lalu mengambil sebuah pistol.
Yah, Valerie baru berumur 7 tahun sudah bisa menembak secara lihai seperti orang tuanya, Valerie memaksa orang tuanya untuk mengajarinya menembak, awalnya mereka menolak tapi melihat ketekatan Valerie mereka yakin dia akan cepat menguasainya.
Disisi lain Queen mengintip dicelah - celah lemari bagaimana orang tuanya dan kakaknya melumpuhkan para musuh tapi itu tidak berangsur lama kini keadaan menjadi terbalik.
Queen menutup mulutnya melihat orang orang yang sangat dia sayang terbunuh di depan matanya, dia tidak menyadari airmata sudah membasahi pipinya.
" Papa..... Mama.... Kakak" Lirih Queen.
Setelah para musuh pergi, Queen langsung keluar dari lemari tersebut dengan kaki yang tergulai lemah.
"UIN... UIN... UIN... " Panggil William yang masih bernafas. Uin langsung berlari memangku kepala sang papa.
"Papa... "
"Sayang.. Jangan menangis. Sekarang Uin pergi dari sini jangan pernah berpaling kebelakang karena sangat menyakitkan. Ingat pesan papa jangan pernah sekali pun percaya kepada keluarga papa termasuk kakekmu. Lari dari sini cari uncle Mario,mulai sekarang nama Uin adalah Valerie jadilah seperti kakak mu, Ok. Anak kesayangan papa kuat tidak lemah"
Tiba-tiba suara langkah terdengar ditelinga mereka. " Cepat sayang pergi. Uncle ada di club pretty party, kalo Uin tidak tau Uin bisa tanya sama orang orang ok. Pokoknya Uin harus menemukan uncle. "
" Cepat pergi.... "
" Tapi Uin ingin ikut bersama kalian"
"tidak, Ada orang yang menunggu Uin diluar sini. Apa kamu tidak ingin bertemu dengan kak Ell? "
Queen mengganguk tanda mau.
" Kalo begitu, pergi cari uncle.. "
Queen melepaskan pangkuan kepala papanya dan berlari kearah belakang mansion dengan air mata bercucuran.
Sesudah Queen sudah berada diluar mansion dapat dia dengar tembakan satu kali lagi pasti mereka sudah membunuh papa nya .
DOR
Queen yang tertidur pulas sontak membuka matanya dengan perasaan terkejut keringat didahinya bercucuran membasahi sela-sela rambut juga lehernya.
"Mimpi itu lagi. Mama, Papa, Kakak Vale, Aku merindukan kalian. Kak Ell enggak sayang lagi sama Uin," lirih Queen.
seru cerita nya🙏
GK jd mewek UIN🤭