Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 25.
Julia tidak bisa lagi mundur begitu kedua Ayah dan anak itu menyerukan satu suara.
Lucas meraih tangan Julia, dan begitu juga dengan Harry.
Anak kecil imut itu ikut bergabung dengan Ayahnya mendekati Julia, dan memegang tangan Julia satu lagi.
Julia termangu di tempatnya melihat dua lelaki beda usia tersebut memegang tangannya kiri dan kanan.
"Ma...mau apa kalian?" tanya Julia memandang mereka bergantian.
"Mau mengucapkan terimakasih!" sahut Lucas.
"Bukan, mau mencium Mama!" sahut Harry membetulkan perkataan Ayahnya.
"Eh!" wajah Julia jadi semakin merona mendengar perkataan polos putranya tersebut.
"Iya!" Lucas mengangguk membenarkan perkataannya yang tadi salah.
Harry menarik tangan Lucas.
"Pa, angkat aku, kita harus sama-sama mencium Mama!" sahut Harry menengadahkan kepalanya memandang Ayahnya tersebut.
"Oh, iya!" Lucas langsung mengangkat putranya itu.
Dan sekarang mereka sama tinggi untuk bersamaan akan mencium Julia.
Julia jadi tidak bisa bergerak melihat putra dan Ayah itu memandang ke arahnya.
"Jangan bergerak!" sahut Harry menunjuk Ibunya itu tepat di depan hidung Julia.
Harry memajukan wajahnya mencium pipi Julia, dan Lucas mencium bibir Julia.
Mata Julia terbelalak mendapatkan ciuman dari dua pria berbeda usia itu, yang mendaratkan ciuman mereka di tempat yang berbeda.
"Terimakasih sudah memasak sarapan lezat untuk kami!" sahut mereka sembari tersenyum senang.
Senyuman mereka terlihat benar-benar sangat mirip sekali.
Julia hanya bisa terbengong melihat dua lelaki berbeda usia yang berdiri di depannya itu tanpa berkedip.
Setelah mereka sudah memberikan ciuman terimakasih, Lucas menurunkan Harry.
"Papa, sekarang sudah waktunya pergi ke kantor!" ujar Harry mengingatkan Lucas untuk pergi bekerja, "Cari uang yang banyak Pa, biar Mama bisa beli barang yang diinginkan nya, Mama sudah lama tidak pernah shoping, Papa harus menyenangkan hati Mama, agar dia mau di cium Papa setiap hari!" tambah Harry lagi untuk memberi jalan pada Lucas untuk mendapatkan hati Julia.
Julia melotot memandang putranya tersebut, dia tidak bisa berkata-kata dengan apa yang di dengarnya itu.
"Baik nak, Papa akan cari uang yang banyak untuk Mama habiskan, biar Mama juga memberikan ciuman ucapan terimakasih kasih pada Papa!" sahut Lucas dengan penuh semangat.
"Aku bukan wanita mata duitan, aku tidak akan menerima uangmu!" sahut Julia galak, dia bukan wanita penggila shoping.
"Tapi sebelumnya kamu juga sudah pernah mengambil uangku kan!" sahut Lucas mengingatkan Julia akan uang tiga miliar yang di berikan Lucas lima tahun lalu.
Mata Julia tajam memandang Lucas mendengar perkataan pria itu, itu sesuatu yang benar-benar tidak ingin diingat Julia lagi.
"Aku tidak memiliki uang sepeserpun untuk melarikan diri, itu uang untuk pergi sejauh mungkin dari hadapanmu dan keluarga tanteku, kalau kamu merasa aku mata duitan karena telah mengambil uangmu, aku akan ganti uang itu sesuai dengan nominal yang kamu berikan!" sahut Julia dingin.
Ternyata di mata Lucas kala itu, Julia seorang gadis yang rela menjual keperawanannya hanya demi mendapatkan uang.
Mendengar perkataan Julia itu, sontak membuat Lucas jadi merasa bersalah.
Dia seharusnya tidak menyinggung soal uang lima tahun lalu, yang memang kala itu dia sempat berpikiran kalau Julia gadis mata duitan.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengatakan itu, aku tidak berpikiran seperti itu tentangmu, kamu boleh menghabiskan uangku seberapa banyak yang kamu inginkan!" sahut Lucas jadi kalang kabut.
Pria itu jadi merasa takut menyinggung perasaan Julia.
Tapi perkataan Lucas itu sudah melukai perasaan Julia, karena gadis itu kembali mengingat masalah pemerkosaan yang di lakukan Lucas padanya.
Mengingat betapa tidak berharganya hidupnya di jual oleh tantenya sendiri, adik dari Ibu kandungnya yang telah meninggal.
"Pergilah, aku akan titipkan makan siangmu dengan sopir mu nanti siang!" sahut Julia dengan dingin, lalu berbalik kembali mencuci piring yang belum selesai di cuci Julia.
"Julia!" panggil Lucas merasa bersalah, dia mendekati Julia.
Julia langsung memasang badan kaku, tidak suka Lucas mendekat padanya.
Dan itu terasa sekali di rasakan Lucas.
Bersambung.....