Belva Arlettra Frison seorang wanita muda yang sukses,karir cemerlang bergelimang harta, itu lah yang semua orang tau tanpa tau dia adalah orang yang kejam, tidak suka basa basi,tingkat kepercayaan yang tinggi,keras kepala, kesabaran setipis tisu. Namun harus meninggal dengan cara sangat mengerikan. Mati karena di pegal karena tidak memberikan informasi yang Belva sendiri yang tau.
Tapi...
Tiba-tiba saat membuka mata dia di tempat asing dengan segala keanehan dirinya, apalagi dirinya kaget mengetahui bahwa dia menempati tubuh seorang wanita yang sudah menikah,yang lebih kaget lagi siapa suaminya coba?..dia,dia seorang mafia,bukan takut bellva yang menempati wanita yang hampir sama dengan namanya itu merasa tertantang untuk membuka fakta-fakta yang ternyata di sembunyikan oleh pemilik tubuh yang ia tempati.
" kenapa makin ke sini, semakin banyak hal hal yang mengejutkan?." Belva.
" setelah apa yang terjadi kau ingin berlari?.." dingin Kenzo. " kau milikku " posesifnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membujuk
Belva menatap Kenzo dengan berpura pura tidak tau, " entah lah saat ini aku sangat ketakutan dan bersembunyi di balik kemari, tapi aku mendengar kalau mereka ingin perusahaan papa."
Belva dengan hati hati berbicara, dia tidak ingin sembarangan berbicara dan membahayakan dirinya, sebaiknya dia mencari informasi lebih hati hati lagi.
Kenzo terdiam. Dia masih ingat perusahaan papa Belva atau Darwin miller yang tiba tiba berganti president tentu itu menjadi tanda tanya banyak orang namun tidak ada yang bertanya secara spesifik, yang mereka ketahui saham perusahaan sudah jatuh ke tangan orang asing saat ini.
Tiba-tiba Kenzo berdiri. " pulang!." berjalan lebih dulu di ikuti oleh belva dengan pasrah, lagi pula dia hanya meminta waktu lima menit tapi ini hampir setengah jam mereka di taman yang sudah mulai sunyi.
Belva teringat sesuatu dan menatap punggung kokoh Kenzo, Belva berlari kecil untuk berjalan di sampingnya,
" boleh kah aku ikut ke markas mu?" Suara Belva terkesan manis namun bukan itu yang membuat Kenzo tertegun tapi pertanyaannya itu.
" Tau apa kau soal markas?.."
" ais!..pria ini dingin sekali, kaku dan datar kek triplek. "
" Setiap mafia pasti punya markas kan?.." Mencoba dengan tatapan polosnya pada Kenzo.
Kenzo,"...."
" Aku hanya ingin bertemu pada mafia yang berhubungan dengan orang tua ku, mungkin saat aku bertemu aku mendapatkan ingatan dan tau apa yang terjadi dan apa kah mereka juga yang membunuh keluarga ku secara tidak langsung. " Jelas Belva mencoba meyakinkan Kenzo. Belva tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
" Tidak!!.."
Raut Belva langsung kusut. " ayolah Kenzo!..izin kan aku ke sana ya?.." Belva menggoyang-goyangkan lengan kekar Kenzo, Belva seakan berperan sebagai anak kecil yang meminta mainan.
" Kenzo, boleh ya?..pliss, sekali aja kok, aku tau kau sampai sekarang belum bisa kan membuka mulut mereka, mereka sangat setia loh, Berarti ketua mereka sangat luar biasa bukan?..sama saja mereka bukan orang sembarangan. Jelas kalau gitu orang tuaku telah menyinggung mereka hingga membuat orang tuaku di susahkan hingga bertahun-tahun. "
Penjelaskan panjang Belva membuat Kenzo membenarkan dalam hati walaupun di permukaan dia bahkan tak menunjukkan reaksi apapun, yang membuat Belva kesel.
" sialan ini orang ya susah banget di bujuk, masih enak bujuk bang vino dari pada pria ini. " baru sebentar saja Belva sudah hampir kehabisan stok kesabaran.
" Oke!"
Suara Kenzo yang singkat itu membuat Belva tercengang, dia gak salah dengar kan?. " kau bilang apa tadi?.."
Kenzo tidak menjawab dia malah berjalan lebih dulu masuk rumah sakit, rumah sakit keluarganya membuat Kenzo berani membawa keluarga nya kesini, karena penjagaan ketat di sini juga fasilitas terjamin.
Belva yang di tinggal mencak mencak kesenangan. " wow ternyata dia setuju, ehem!.." Belva menetralkan ekspresi berlebihan dirinya tadi, karena malu di lihat banyak orang dia pura pura berjalan dengan gaya anggun seolah tidak terjadi apa pun.
Di sisi Kenzo dia langsung masuk ke toilet. wajahnya sengaja di basah kan, menatap wajah tampannya yang masih tidak memiliki ekspresi namun lebih di teliti, telinga nya berubah merah muda saat membayangkan wajah Belva yang mencoba merayunya dengan tingkah kekanakan nya.
" Ada apa dengan mu Kenzo, ingat dia hanya ingin kau terpikat dengan ekspresi sok imut nya itu..."
sekali lagi Kenzo membasuh mukanya untuk menghilangkan wajah Belva yang terekam jelas di fikiran nya.