seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sang penyihir putih
Gail, Astra dan Oslar baru saja kembali dari desa tempat penyihir misterius menyerang. "guru... Kita harus mencari orang ini dia itu berbahaya"
Di sisi lain Oslar terlihat lemas. "iya iya... Aku dengar... Tapi cari ke mana ? Mananya tidak bisa di deteksi kan ?"
Astra terlihat bingung melihat gurunya yang lesu itu, tidak dia lebih mirip kecewa dari pada lemas. "guru... Ada apa ? Anda terlihat sedih begitu ?"
"huh ? Oh... Iya... Kemarin saat aku sampai ke kota ini aku bertemu seorang wanita... Dan dia sangat berbakat. Aku menawarkannya untuk menjadi muridku... Tapi dia menolak ! Ahh... Mengingatnya membuatku ingin menangis... Di tambah potensinya luar biasa lagi..."
Astra terlihat terkejut. "seseorang berani menolak tawaran dari anda ? Betapa bodohnya dia... Tidakkah dia tahu anda adalah salah satu dari ke enam sage..."
"yaah... Dia memang tidak tahu... Dia berasal dari negeri yang jauh... Dia tahunya aku seorang penyihir istana itu saja..."
"b-begitu... Ternyata inu lebih buruk dari kebodoh... itu adalah ketidaktahuan... Kalau anda bilang anda seorang sage dia pasti akan memohon untuk menjadi murid anda..."
Oslar menggelengkan kepalanya. "aku ragu..."
Astra terlihat bingung. "memang seberapa banyak potensi dan bakat dari orang ini yang membuat anda sesedih ini ?"
Oslar menatap muridnya lalu menunjuk ke arahnya. "lebih darimu"
Astra langsung terdiam. Bahkan gail juga kaget mendengar pernyataan itu. "l-lebih berbakat dari Astra ?... A-artinya... Gelar Astra sebagai penyihir paling berbakat..."
"yah... Begitulah..."
Di sisi lain Astra terlihat kewalahan menerima pernyataan itu. Gelar yang telah ia pegang seumur hidupnya telah di ambil oleh orang yang bahkan ia tidak ketahui. Rasa penasaran yang luar biasa terasa dalam hatinya.
"Nona Oslar... Apakah bijak membawa mayat ksatria Forlass ? Mereka sudah mengirim surat permintaan formal agar kita mengembalikan mayat mereka"
"masa bodo... Ini usaha untuk mencari penyihir misterius ini... Di sisi lain mereka saja belum mengembalikan mayat-mayat ksatria dari kerajaan kita"'
Gail mengangguk. Melihat respon formal itu Oslar menghela nafasnya. "aduh... Kalian berdua itu pangeran kerajaan ini loh... Tidak perlu formal begitu kepadaku"
"tetap saja... Jasa anda tidak bisa di abaikan. Anggap saja sebagai rasa hormat kami"
"yaah... Terserah lah..."
di perjalanan Oslar tidak sengaja melihat Sasha yang baru saja keluar dari toko roti. Oslar berlari menghampirinya. "oi ! Sasha..."
Sasha berpaling ke arah Oslar. "huh ? Oh... Oslar apa kabar..."
"baik-baik... Ah perkenalkan... Ini Gail... Dan yang ini Astra muridku"
Sasha melihat kedua pria itu. Gail memiliki rambut cokelat pendek, sama seperti Astra. Wajah mereka benar benar mirip walau begitu posture tubuh mereka jauh berbeda.
"ah... H-hi..."
Gail tersenyum sambil mengangguk. "ya... Salam kenal"
Astra hanya mengangguk sambil memperhatikan Sasha.
Oslar lalu dengab nada bersahabat. "oh iya... Mereka ini pangeran negeri ini loh..."
Wajah Sasha terlihat biasa saja. "oh... Iya salam kenal..."
"tidakkah kamu akan menunjukkan hormat ?" Tanya Astra.
Namun Gail menyenggolnya. "aish... Uh... Sasha tidak perlu hormat kamu dekat dengan nona Oslar kan ?"
Sasha mengangguk dengan ragu. "m-mungkin"
Oslar lalu menaruh tangannya di bahunya. "yup ! Kami ini berteman kan ?"
Sasha mengangguk dengan canggung. "a-ah... Iya... Kalau begitu aku duluan yah..." Sasha berpaling dan pergi dengan kantong rotinya.
Tiba tiba saja Astra merapal sebuah peluru sihir ke arah Sasha. Dengan cepat Sasha berbalik dan memukul peluru itu dengan telapak tangannya. Asap hasil hantaman langsung menelannya.
Oslar langsung menurunkan lengan Astra dengan cepat. Ia terkejut bukan main. "Astra ! apa yang kau lakukan ?!"
Wajah Gail langsung berganti menjadi emosi. Melihat apa yang baru saja di lakukan Saudaranya. "Astra ?! Apa apaan ?"
Astra terlihat biasa biasa saja setelah menyerang seorang gadis dengan sihirnya. "apa ? Oh tenanglah, ini bukan seperti aku menyerangnya dengan seluruh kekuatanku..."
asap menghilang, Sasha berdiri di sana tanpa terpengaruh. Namun wajahnya menunjukkan ketidaksenangan yang jelas. "hey... Bajingan... Apa masalahmu ?"
"aku hanya mengujimu..."
Mendengar respon Astra, Gail mengenggam kerah Astra dan mengangkatnya. "apa maksudmu kau mengujinya ?! Dari mana kau tahu dia seorang penyihir ?"
Astra kaget dengan respon saudaranya. "a-aku melihat kapasitas mananya dan d-dia pasti orang yang menolak tawaran nona Oslar"
"apa hanya itu ? Hanya itu alsanmu menyerangnya ? Kau lihat betul tidak ada kalung petualang padanya ! Dari mana kau tahu dia dapat menangkis itu ? Bagaimana kau tahu serangan itu tidak akan fatal ?"
Mendengar penjelasan saudaranya, Astra sampai pada realisasinya. Dia tidak memikirkan itu sama sekali. Yang ia lihat adalah Sasha memiliki kapasitas mana yang tinggi dan tidak yang lainnya.
"a-aku..."
Kejadian ini menarik perhatian warga dan petualang yang ada di pasar saat itu. Mereka semua terlihat bingung dengan apa yang terjadi. Walau begitu mereka menjaga jarak tidak ingin terlibat.
Di sisi lain Oslar menghampiri Sasha dengan khawatir. Ia melihat Sasha menggunakan tanganya untuk menangkis peluru sihir dari Astra.
"Sasha ! Kamu baik baik saja... Bagaimana dengan tanganmu... !"
Secara mengejutkan lengan Sasha baik baik saja. Tidak ada luka bakar sama sekali. Itu masih mulus dan lebut seperti biasanya.
"aku tidak apa..."
"bagaimana kamu... Tadi aku lihat..."
Sasha menghela nafasnya lalu menunjukan lapisan pelindung tipis yang ia rampal di telapak tanganya. Melihat ini Oslar mendekatkan wajahnya ke telapak tangan Sasha.
"i-ini... Mantra perisai... Tipis sekali- tapi ! Masih begitu kuat... Aku bahkan tidak menyadari kamu merapalnya secara mental..."
Sasha lalu menarik tangannya. "maaf Oslar... Tapi aku harus pergi..."
Oslar mengangguk. "t-tentu..." Sasha pun berjalan pergi.
Gail menurunkan Astra setelah mendengar Sasha mau pergi. "nona Sasha ! Tunggu !... Saudaraku telah menyerangmu tanpa alasan yang jelas... S-sebagai gantinya... Aku akan memenuhi permintaan apapun sari mu"
Sasha diam berpaling sebentar membelakangi mereka. Lalu menunjuk ke arah Astra dan Gail. "jaga dia baik-baik... jangan biarkan dia menyerang asal asalan lagi..."
Sasha berjalan pergi tanpa berbalik. Oslar langusng berjalan dengan hentakkan keras ke arah Astra. "jelaskan dirimu sekarang !"
Melihat mentornya marah Astra terlihat ketakutan. "g-guru... Dengarkan aku dulu. Aku telah menduga dia adalah orang yang menolak tawaranmu sebelumnya. A-Anda bilang dia berbakat... J-jadi aku hanya mengujinya..."
"kau benar benar bodoh yah ! Aku bilang dia berbakat, Bukan berarti dia seorang penyihir ! Dia bahkan bukan seorang petualang. Kau beruntung dia tidak terluka !"
Mendengar ini Astra baru menyadari kesalahannya sepenuhnya. "a-aku... Tolong hukum aku, guru"
Oslar melihat ke sekitarnya. Melihat para warga yang menonton, dia lalu menghela nafasnya. "hadapi opini publik sendiri... Aku tidak akan membantu... Dan Gail ! Jangan bantu saudaramu itu !"
Gail mengangguk. "tentu... Tunggu sampai ayah mendengar ini"
Astra hanya dapat menghela nafas kecewa mendengar ini. Ia menarik topi penyihirnya menutupi wajahnya menghindari tatapan orang orang.