Genies mulai bermunculan dari dimensi lain, masing-masing mencari partner manusia mereka di seluruh dunia. Dalam pencarian mereka, genies yang beraneka ragam dengan kekuatan luar biasa mulai berpencar, setiap satu memiliki kekuatan unik. Di tengah kekacauan itu, sebuah genie dengan aura hitam pekat muncul tiba-tiba, jatuh di kamar seorang anak berkacamata yang dikenal aktif berolahraga. Pertemuan yang tak terduga ini akan mengubah hidup mereka berdua selamanya, membawa mereka ke dalam petualangan penuh misteri dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah itu penguasa pantai selatan?
Di sekolah, saat Raka dan teman-temannya berkumpul di kantin, mereka mendengar suara gaduh dari sisi lain. Raka menoleh dan melihat seorang gadis baru yang tampak menonjol di kerumunan. Dia memiliki penampilan yang anggun, dengan rambut panjang dan mata yang berkilau. Di sampingnya, ada genie berwujud wanita ular dengan sisik berwarna hijau yang berkilau, menjalar di sekelilingnya.
“Siapa dia?” Raka bertanya pada Aira yang duduk di sampingnya.
“Dia adalah Mira, murid baru. Kabarnya, genie-nya, Serpentina, sangat kuat,” jawab Aira.
“Wow, kita harus berbicara dengan mereka!” Raka berkata sambil bersemangat.
Mereka pun mendekati Mira dan Serpentina. Raka mengangkat tangan untuk menyapa. “Hai, aku Raka! Ini teman-temanku, Aira dan Zarok.”
Mira tersenyum ramah. “Hai! Senang bertemu kalian. Ini genie-ku, Serpentina.”
“Salam, Raka! Salam, Aira! Senang berkenalan!” Serpentina menyapa dengan suara lembut, menjulurkan kepalanya untuk lebih dekat.
“Aku tidak pernah melihat genie seperti kamu sebelumnya. Apa yang membuatmu begitu istimewa?” Aira bertanya dengan rasa ingin tahu.
Serpentina melingkari Mira dengan lembut. “Kekuatan kami terletak pada kemampuan untuk mengendalikan energi alam dan menyatu dengan elemen yang ada di sekitar kami.”
“Wow, itu keren! Jadi, apa kemampuanmu, Mira?” Raka bertanya lagi.
Mira menjelaskan, “Aku bisa memanggil kekuatan alam, seperti membuat tanaman tumbuh dengan cepat atau bahkan memanipulasi air. Serpentina membantuku mengakses kekuatan itu.”
“Hebat! Kami baru saja menghadapi tantangan adu genie, dan itu sangat mendebarkan,” Raka bercerita.
“Seru sekali! Kami juga sering berlatih untuk meningkatkan kemampuan kami,” Mira menjawab dengan antusias. “Serpentina bisa mengubah wujudnya menjadi lebih besar dan lebih kuat saat dibutuhkan.”
“Kalau begitu, apakah kalian ingin berlatih bersama kami?” Aira menawarkan. “Kita bisa saling belajar!”
Mira mengangguk dengan gembira. “Tentu! Aku akan sangat senang untuk berlatih bersama kalian!”
Serpentina berputar di sekitar Mira, tampak bersemangat. “Bersama kita bisa menjadi tim yang kuat! Mari kita lihat apa yang bisa kita lakukan!”
Raka merasa semangat berkobar di dalam dirinya. “Ya! Kita bisa menjadwalkan latihan bersama setelah sekolah. Aku tidak sabar untuk melihat kemampuan kalian!”
“Baiklah! Aku tidak sabar untuk berlatih dengan kalian!” Mira menjawab.
Saat mereka semua berbincang-bincang, Raka merasa bahwa pertemuan ini akan membawa banyak petualangan baru. Dengan Mira dan Serpentina di samping mereka, rasa persahabatan dan kerjasama semakin kuat.
“Ini akan jadi awal yang luar biasa untuk kita semua!” Raka berkata penuh semangat.
Semua setuju, dan mereka melanjutkan obrolan sambil menikmati makan siang, saling bertukar cerita tentang genie dan kekuatan masing-masing. Mereka tidak sabar untuk memulai latihan bersama dan menjelajahi lebih banyak hal tentang dunia genie.
Setelah jam pelajaran berakhir, Raka, Mira, Aira, dan Zarok berkumpul di belakang sekolah, tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. Mereka sepakat untuk mengadakan tantangan adu genie di sana. Semua orang tampak bersemangat dan siap untuk beraksi.
“Mari kita buat tantangan ini menyenangkan!” Raka berkata, menatap Mira. “Kita akan bertarung dalam dua putaran. Setiap orang bergiliran menunjukkan kemampuan genienya.”
“Setuju! Serpentina dan aku siap!” Mira menjawab, tampak antusias. Serpentina melingkar di sekeliling Mira, siap untuk bertarung.
“Baiklah, mari kita mulai! Aira, kamu bisa bertanding dulu,” Raka mengusulkan.
“Yuk!” Aira bersemangat, mengangguk setuju. Dia melangkah maju dan memanggil genie-nya, Aether, yang muncul dengan wujud seperti makhluk berbulu halus, berwarna biru dan berkilau.
“Bersiaplah, Mira! Kita akan menunjukkan yang terbaik!” Aira berseru.
“Serpentina, mari kita tunjukkan kekuatan kita!” Mira menambahkan, mempersiapkan diri.
“Pertarungan pertama dimulai! Ayo, Aira!” Raka berteriak, memberi semangat.
Aira memulai dengan serangan angin yang diciptakan oleh Aether. Angin berputar dan menuju Serpentina, berusaha menahan gerakannya. “Angin berputar!” Aira berteriak.
Serpentina dengan cepat menghindar, menggeliat dan meluncur ke samping. “Kau harus lebih cepat dari itu!” kata Mira, lalu memanggil Serpentina untuk melakukan serangan balik.
Dengan gesit, Serpentina meluncurkan serangan energi hijau yang meluncur ke arah Aether. “Serangan tanaman!” Mira berteriak.
Aira segera mengangkat tangan. “Aether, lindungi dirimu dengan perisai angin!”
Aether mengeluarkan perisai dari angin, melindungi dirinya dari serangan tanaman Serpentina. “Bagus, kita harus bertahan!”
Kedua genie terlibat dalam serangan balasan, menciptakan efek yang mengesankan di lapangan. Semua orang terkesima melihat pertarungan yang terjadi.
Setelah beberapa putaran, Aira berhasil memanfaatkan celah dalam pertahanan Mira. “Sekarang! Serangan gabungan!” Aira berteriak.
Aether menciptakan angin kencang, yang membantu Aira mengalihkan perhatian Serpentina, sementara Aira menyerang dengan kekuatan penuh.
Serpentina berusaha menghindar tetapi tidak dapat melakukannya tepat waktu. “Tidak!” Mira terkejut melihat Serpentina terhantam serangan.
Setelah pertarungan yang menegangkan, Raka dan yang lainnya bersorak. “Luar biasa! Aira menang di putaran pertama!”
Aira melompat kegirangan. “Terima kasih! Itu sangat menyenangkan!”
“Sekarang giliran Raka!” Mira mengatakan dengan percaya diri. “Siap, Raka?”
“Siap!” Raka menjawab. Dia melangkah maju dengan Zarok, genie kesatria hitamnya. “Kami akan menunjukkan kemampuan kami sekarang!”
“Serpentina, bersiaplah!” Mira menegaskan.
Raka dan Mira saling menatap, keduanya siap untuk beraksi. “Ayo kita mulai!” Raka berteriak, dan pertarungan dimulai.
Zarok segera mengeluarkan serangan energi hitam, yang meluncur ke arah Serpentina. “Serangan energi!” Raka memanggil.
Serpentina bergerak cepat, menghindar dan membalas dengan semburan energi tanaman yang sangat kuat. “Rasakan ini!” Mira berteriak.
Raka memanggil Zarok untuk menciptakan perisai energi. “Lindungi diri kita, Zarok!”
Perisai hitam muncul di depan mereka, menyerap serangan dari Serpentina. Raka merasakan adrenalin mengalir saat ia berusaha memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyerang kembali.
“Sekarang! Serang balik!” Raka memberi instruksi pada Zarok.
Zarok mengeluarkan serangan yang lebih kuat, mencoba mengejutkan Mira dan Serpentina. Momen ini menjadi semakin menegangkan, dengan setiap serangan membuat tanah bergetar.
Setelah beberapa putaran pertarungan yang intens, Raka akhirnya berhasil menembus pertahanan Serpentina dengan serangan yang sangat terkoordinasi.
“Zarok, serangan terakhir!” Raka berteriak, dan Zarok meluncurkan energi hitam yang kuat ke arah Serpentina.
Dalam momen dramatis, Serpentina terkena serangan, dan Mira mengangkat tangan. “Kita mencoba lagi! Kita bisa melakukannya!”
Meskipun Mira kalah dalam pertarungan ini, ia tidak patah semangat. “Kalian luar biasa! Pertarungan yang hebat, Raka dan Zarok!”
Raka tersenyum. “Terima kasih! Ini sangat menyenangkan. Kita semua belajar banyak dari pertarungan ini.”
Setelah beberapa saat beristirahat dan berbagi pengalaman, Mira dan Raka sepakat untuk menjadwalkan sesi latihan berikutnya. Mereka merasakan persahabatan dan semangat baru untuk terus meningkatkan kemampuan mereka bersama.