Zanaya sangat tergila-gila pada Revan sejak dari mereka duduk di bangku sekolah, bahkan dia menyuruh orang tuanya menjodohkan keduanya, siapa sangka itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri.
Dengan kedua bola matanya sendiri, dia melihat sang suami menodongkan pistol ke arahnya yang dalam keadaan hamil besar, disampingnya seorang gadis bergelayut manja tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Ada pesan terakhir zanaya?" Tanyanya dingin.
Zanaya mendongak menatap suaminya dengan penuh dendam dan benci.
"Jika ada kehidupan kedua, aku tak akan mencintai bajingan sepertimu. Dendamku ini yang akan bertindak!" Ucapan zanaya penuh penekanan.
Dor! Dor! Dor!
Tiga tembakan melesat ke arah wanita cantik itu tepat di kepalanya, membuatnya terjatuh ke dasar Danau.
Saat membuka mata, dirinya kembali ke masa lalu, masa dimana dia begitu bodoh karena tergila-gila pada Revan
Tapi setelah mengalami reinkarnasinya, ada takdir lain yang akan menantinya. Apakah itu, silahkan baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari Berpesta
Zanaya segera melangkah maju, tanpa memperdulikan tatapan kagum dari orang-orang dari petugas penegak hukum itu.
Mereka tidak menyangka, jika wanita yang sempat mereka remehkan ternyata sangat jenius. Mereka sangat penasaran wajah dibalik penutup wajah tersebut.
Akhirnya mereka tiba di sebuah tangga lorong menuju ke bawah. Dengan hati-hati mereka melangkah. Untungnya Zanaya sudah menyabotase cctv yang berada di gudang tersebut. Baik luar maupun dalam.
Meski pihak penegak hukum sudah membereskan masalah cctv, tapi Zanaya tetap memberi lapisan perlindungan agar tidak mudah ditembus.
Alangkah terkejutnya mereka, saat melihat beberapa gadis di tahan disebuah sel dalam keadaan mengenaskan.
Mereka segera, membuka pintu sel itu dengan menembak gembok tersebut.
"Ayo kalian keluar! Jangan takut. Kami akan menyelamatkan kalian!" kata Zanaya, saat melihat para gadis itu beringsut mundur ketakutan.
Mendengar suara seorang wanita, mereka bergegas keluar. Sekitar puluhan gadis yang telah di culik.
"Kalian masih bisa berjalan bukan?" tanya Zanaya, membuat mereka kompak menganggukkan kepalanya.
"Ayo, jalan hati-hati! Kami berada dibelakang kalian," ujar Zanaya. Beberapa dari mereka trauma, makanya hanya Zanaya yang bersuara agar mereka menurut.
Lima petugas penegak hukum berada didepan termasuk Zanaya, dan sisanya berada di belakang menjaga para gadis itu.
Akhirnya mereka keluar. Di luar sana, sudah ada 3 mobil bus menunggu. Karena banyaknya jumlah gadis yang harus diselamatkan.
Rata-rata dari mereka masih dibawah umur, membuat Zanaya semakin geram dengan perbuatan-perbuatan orang-orang tercela itu.
"Terimakasih sudah membantu kami!" ucap komandan pasukan tersebut, mengulurkan tangannya pada Zanaya.
"Sama-sama," balas Zanaya menjabat tangan polisi muda itu.
"Semoga kita bisa bertemu lagi, dan bisa bekerjasama. Perkenalkan nama saya Erlangga," ujar pemuda tampan berumur 28 tahun itu.
"Naya!" hanya nama singkat yang diberikan. Gadis cantik itu tidak ingin diketahui identitasnya.
Setelah para gadis di naikin ke mobil. Dan para pelaku di amankan oleh petugas, tak lupa menyuruh anak buah Terminator nya menjaga agar tidak kecolongan. Meski dia tahu, jika semua polisi yang bertugas adalah jujur.
Zanaya segera pergi dari sana, menuju tempat markas terbesar sekaligus para bos. selang beberapa menit, dia sampai disebuah tempat prostitusi yang berkedok club malam biasa.
Tak lama, Zanaya merubah penampilannya dengan memakai pakaian seksi kemudian dia menyamarkan wajahnya dengan make up agar tidak dikenali, dia keluar dari ruang dimensinya di tempat sepi.
Disana juga sudah ada petugas, dengan penyamaran seperti dirinya. Mereka saling memberi kode. Kemudian mengangguk.
Gadis cantik itu, kemudian masuk ke pintu club tersebut dengan menyerahkan identitas palsunya.
"Silahkan masuk nona cantik!" goda penjaga disana, menjilat bibirnya saat melihat Zanaya. Menatap Zanaya penuh minat.
"Terimakasih!" untungnya Zanaya pandai berakting, padahal dia ingin sekali memukul pria didepannya ini. Zanaya masuk dengan mudah.
'Cih, menjijikkan' kata Zanaya dalam hati.
Di dalam club itu, bunyi dentuman musik yang sangat keras itu menyapa gendang telinga gadis cantik nan muda itu.
Gadis cantik itu masuk, dengan pandangan orang-orang langsung mengarah padanya. Dengan tatapan memuja dan penuh nafsu, terutama berjenis kelamin laki-laki.
Terlihat beberapa wanita berjoget di lantai dansa bersama pasangannya, ada pula yang terang-terangan berciuman didepan umum.
"Ada yang bisa kami bantu Nona?" sapa seorang pria bartender ramah, setelah Zanaya tiba di meja bartender itu. Tanpa basa-basi Zanaya memperlihatkan sebuah kartu pada bartender itu.
Pria itu kemudian menatap Zanaya, "Kata sandinya, Nona?"
"Bunga mawar hitam berduri, sangat indah dirasakan."
Pria itu mengangguk kemudian mengantar Zanaya ke sebuah lorong, disana hanya ada tembok. Tak lama tembok itu terbuka, setelah di ketuk sebanyak 3 kali.
Dibalik tembok terdapat lift menuju ke lantai bawah, tempat persembunyian sekaligus tempat gadis-gadis di jual.
Bartender itu kembali ke tempatnya setelah melihat Zanaya turun ke lantai bawah. Bartender itu mengira jika Zanaya merupakan anggota disana.
Sebab hanya orang-orang tertentu bisa masuk ke ruangan itu. Zanaya segera menyiapkan pistol, yang sudah dimodifikasi.
"Mari kita berpesta!" Gadis itu menyeringai, kemudian memegang erat dua buah pistol di tangannya. Setelah lift terbuka gadis itu segera melangkah keluar.
Dor!
Dor!
Dor!
Dengan santai Zanaya berjalan, menembakkan peluru dengan kedua tangannya tanpa melihat target.
Suara tembakan, membuat orang-orang yang berada didalamnya terkejut dan kelabakan. Teriakan ketakutan para gadis juga menggema, diiringi suara tembakan.
Bahkan ada beberapa yang berpesta menikmati gadis-gadis akhirnya menghentikan aktivitasnya dan mencari bajunya, tapi belum sempat memakai pakaiannya, sebuah peluru menancap di betisnya.
Orang-orang juga ikut membalas menembak gadis cantik itu, tapi dengan cepat Zanaya menghindar dan bersembunyi, kemudian kembali menembakkan peluru dengan kedua tangannya.
Dor!
Dor!
Dor!
Kini beberapa orang tergeletak karena pingsan, Zanaya sengaja mengisi amunisi dengan peluru yang berisi obat bius sekaligus sebuah racun tanpa terdeteksi.
Beberapa bos besar yang melihat orang-orang tergeletak sekali tembak, membuat mereka terbelalak kaget.
Ada yang keluar dari kamar, tapi belum sempat membalas mereka sudah tergeletak satu kali tembakan.
"Siapa gadis itu?" tanya seorang pria parubaya yang bertugas menjadi kaki tangan Permadi, dia saat ini sedang bersembunyi dibalik meja.
"Entahlah! Sepertinya seorang petugas yang sedang menyamar. Tapi bagaimana mereka tahu tempat ini, padahal ini sangat rahasia?" ujar teman sebayanya.
"Sial, sepertinya ada pengkhianat disini. Segera hubungi bos!" titah pria parubaya itu. Yang dibalas anggukan, kemudian orang yang disuruh mengambil ponselnya, menghubungi bos mereka.
"Sialan! Kenapa jaringan disini tidak ada? Padahal koneksi disini sangat bagus, apalagi cctv juga berfungsi," Mereka merutuki nasib sial mereka.
"Sebaiknya, kita melawan saja. Dia hanya seorang wanita," kata pria parubaya itu, meremehkan Zanaya.
Saat mereka memunculkan kepalanya, mata mereka terbelalak kaget. Ternyata semua pelanggan mereka telah tumbang. Bahkan anak buah mereka juga sama.
Para gadis hanya beringsut ketakutan dan berkumpul dengan yang lain untuk bersembunyi.
"Ternyata masih ada tikus disini rupanya," kata Zanaya, di tubuhnya sama sekali tidak terdapat luka. Bagaimana tidak, belum sempat musuh balas menembak mereka sudah ambruk duluan.
Pria parubaya itu mencoba menarik pelatuk pistol yang dipegangnya, tapi dia kalah cepat dengan Zanaya yang sudah memukul tengkuknya hingga pingsan.
Bugh!
Kedua pria beda usia itu, pingsan ditempat. Zanaya kemudian menyuntikkan sesuatu pada mereka.
Di lantai atas sana, kini tempat club itu dikepung oleh petugas. Tapi para penjaga serta orang yang bertanggung jawab club itu masih tenang.
Sebab mereka percaya, jika polisi pasti tidak akan menemukan sesuatu. Tapi mata mereka tiba-tiba terbelalak kaget, saat melihat seorang wanita memakai masker datang diikuti beberapa gadis dibelakangnya dengan pakaian yang mengenaskan. Untungnya Zanaya memberikan mereka jas dari orang-orang yang pingsan itu.
Tak lupa Zanaya juga menunjukkan, dimana lokasi tempat persembunyian mereka melakukan aksi bejatnya.
dasar OKB mau menguras harta Zion ya,jgn mimpi 😏...siap2 jadi gelandangan dan tidur di bawah kolong jembatan kalian... zanaya di lawan kalian salah cari musuh tau,dasar tua Bangka 😠