Karena mabuk, Viona, wanita yang sudah memiliki suami itu melakukan cinta satu malam dengan pria tampan dengan sejuta pesona.
Viona, wanita berusia 25 tahun itu merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya, awalnya hubungan dia dan suaminya begitu mesra dan harmonis namun tiba-tiba suaminya berubah menjadi sedikit tempramen dan jarang pulang, apalagi sudah dua tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi, tentu saja Viona sangat tersiksa dalam hubungan yang jenuh seperti ini.
Namun, malam itu malah mengubah segalanya, dia seperti tersesat dan tak tau arah jalan untuk kembali, dengan pesona pria yang bernama Daniel Gilbert.
"Lupakan tentang semalam, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aku sudah memiliki suami."_ Viona Maharani.
"Itu pertama bagiku, karena itu kamu tidak bisa menyuruhku seenaknya untuk melupakan apa yang terjadi pada kita."_ Daniel Gilbert.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Skakmat
Tepat jam 3 dini hari Satria sudah tiba di rumahnya, mereka tinggal di sebuah perumahan yang cicilan lumayan lama yaitu 15 tahun, belum lagi cicilan mobil yang suka dipakai Satria kerja, sementara Viona lebih memilih memakai sepeda atau menumpangi kendaraan umum.
Satria tidak langsung masuk ke rumah, dia diam dulu di dalam mobil memastikan tidak ada yang mencurigakan dari semua yang ada di dirinya, jangan sampai ada wangi parfum Miska yang menempel di bajunya.
Satria mengirim pesan pada adiknya yang kuliah di Singapura, padahal mereka berasal dari keluarga tidak mampu tapi adiknya tidak melihat keadaan ekonomi kakaknya, dia ingin kuliah di Singapura mengikuti teman-temannya yang memang memiliki latar belakang dari keluarga mampu semua.
[Sudah kakak transfer 10 juta]
Satria menghela nafas, dia bahkan hanya bisa memberikan sisanya saja pada istrinya, tapi selama ini Viona tidak pernah menuntut itu semua, jadi Satria pikir tidak ada yang perlu di permasalahan.
Satria tiba-tiba merasakan lapar, mungkin karena setelah bertempur dengan Miska, dia lupa tidak mengisi tenaga malah main pulang begitu saja. Dia keluar dari mobil, dia berjalan perlahan menuju rumah. Ingin sekali dia segera makan masakan istrinya itu karena Viona pandai sekali memasak.
Tumben sekali Viona tidak menyambut kepulangannya, biasanya dia suka berdiri di depan pintu dengan tersenyum manis padanya, dan tentu saja memakai pakaian yang s3ksi untuk menyenangkannya.
"Hmm... apa dia masih tidur." Satria segera membuka pintu karena dia memiliki kunci cadangan.
Satria membuka kaos kaki dan sepatunya sambil berteriak, "Viona, aku pulang!"
Padahal biasanya Viona membantu Satria membuka sepatu, tapi tak ada resepon dari Viona.
"Viona!" Satria meninggikan suaranya memanggil nama sang istri.
Satria masuk ke dalam kamar, dia pikir mungkin Viona masih tidur, namun ternyata Viona tidak ada disana, "Kemana dia?"
"Viona!" Satria mencari ke setiap ruangan, ke kamar mandi, dapur, kamar yang satu lagi, namun ternyata Viona tidak ada disana.
Satria kelihatan marah sekali, mengapa Viona tidak ada di rumah di jam segini, sudah dipastikan pasti Viona tidak tidur di rumahnya semalam.
Satria mencoba menghubungi Viona, namun sayangnya ponselnya tidak aktif karena lobet.
"Kamu membuat aku marah Viona."
Satria mencoba menelpon omnya Viona, dari kecil Viona tinggal bareng om Ari dan tante Sinta, malah om Ari lah yang menjodohkan dia dengan Viona karena om Ari berteman baik dengan ayahnya Satria.
"Ada apa Sat?" terdengar suara om Ari, dia sebenarnya ke ganggu karena Satria menelponnya di saat dia sedang tertidur pulas.
"Apa malam ini Viona menginap di rumah om?" tanya Satria, dia akan merasa lega jika Viona tidur disana.
"Enggak, memangnya Viona gak ada? Gak bilang sama kamu dia kemana?" Om Ari merasa kecewa dengan keponakannya itu, bisa-bisanya Viona pergi tanpa sepengetahuan suaminya.
"Dia izinnya sih mau reunian om, tapi masa sampai menginap segala."
"Ya udah kamu coba telepon Sandra, dia teman dekatnya Viona."
"Iya om."
klik!
Setelah menutup telepon, Satria ingin menghubungi Sandra, dia baru sadar kalau dia tidak memiliki nomor sahabat istrinya itu.
"Aish... mentang-mentang suami tidak ada di rumah, dia main seenaknya menginap tanpa ngasih tau aku. Apa selama ini dia begitu!" Satria kelihatan marah sekali.
Dua jam berlalu, Viona baru sampai di depan rumah, dia sangat gugup sekali mengetahui Satria sudah pulang, dia yakin Satria pasti akan marah padanya karena semalam tidak pulang ke rumah.
Benar saja dia melihat Satria berkacak pinggang memandanginya dengan sorot mata yang menusuk, "Viona, darimana saja kamu?"
Tidak mungkin kan Viona bilang jujur aku semalam tidur dengan Daniel, yang ada Viona akan digantung di pohon mangga yang ada di depan rumah, atau pohon jambu milik tetangga.
"Emm... aku..." Viona mencoba untuk mencari alasan agar Satria tidak marah padanya.
"Aku semalam menginap di rumah Sandra, aku pikir kamu pulangnya besok, mas." Dalam hati Viona dia meminta maaf kepada Sandra, mungkin saat ini kuping Sandra pasti panas sekali gara-gara dia membicarakannya.
"Ya udah cepat telepon Sandra, biar aku yang bicara sama dia, aku harus memastikannya sendiri."
Viona terbelalak mendengarnya, dia seperti di skakmat, bagaimana mungkin dia menghubungi Sandra, bagaimana jika Sandra bicara Viona tidak menginap di rumahnya. Hancur sudah hidupnya.
"Mana hape kamu?" Satria meminta Viona untuk memberikan ponselnya pada Satria.