Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Menghabiskan Waktu Sore
Brittany berjalan disisi samping Adam Bennet dengan raut wajah malu-malu.
Seusai sesi pemotretan berakhir, mereka sepakat akan pergi bersama untuk melihat hasil foto yang akan dipakai sebagai gambar reklame iklan.
Adam mengajak Brittany berkeliling sekitar area gedung perusahaan perhiasan sambil menjelaskan kepada Brittany masing-masing fungsi dari bangunan yang ada.
Brittany mendengarkannya dengan sabar setiap penjelasan Adam Bennet.
"Kita mampir dulu ke kantin untuk makan siang, setelah seharian menjalani pemotretan, kurasa kau pasti lelah", kata Adam.
"Tidak, aku masih kuat melanjutkan sesi pemotretan", sahut Brittany.
"Aku yang ingin beristirahat sejenak seusai mengawasi sesi pemotretan", kata Adam.
"Kau belum makan sedari tadi", ucap Brittany sambil melirik ke arah bagian perut Adam.
"Ya, begitulah", sahut Adam nyengir.
"Kalau begitu, kita pergi sekarang saja, dimana kantinnya ?" kata Brittany sambil mengedarkan pandangannya.
"Disana !" sahut Adam seraya menunjuk ke arah sebuah ruangan berukuran besar yang ada dipojok kanan jalan.
"Hmmm, baiklah...", kata Brittany sambil mengangguk pelan.
"Ayo, kita kesana !" ajak Adam.
"Ya, baiklah", sahut Brittany.
Adam menggandeng tangan Brittany lalu mengajaknya berjalan ke arah tempat yang dimaksudkan oleh nya.
Keduanya berjalan menuju kantin yang tersedia.
"Apa makanan yang ingin kau pesan ?" tanya Adam.
"Sama saja denganmu, aku tidak tahu menu makanan disini, kurasa aku akan memesan menu yang sama denganmu", sahut Brittany.
"Ya, baiklah, aku akan memesan makanan untukmu", kata Adam.
"Kenapa tidak ada yang mengenalimu kalau kau pemilik tempat ini, Adam ?'' tanya Brittany.
"Masalahnya aku sengaja menyembunyikan hal ini dari publik, agar aku bisa memantau perkembangan perusahaan ini tanpa ada yang tahu siapa aku sebenarnya", sahut Adam.
"Ummm, begitu, ya...", ucap Brittany sambil mengangguk mengerti.
"Baiklah, aku akan kesana dulu, mau memesan makanan untuk kita", kata Adam.
"Kenapa kita tidak pergi bersama-sama saja kesana ?" tanya Brittany.
"Kita bagi tugas, kamu cari tempat duduk buat kita dan aku yang memesan makanan untuk kita", sahut Adam.
"Setuju !" ucap Brittany cepat.
"Ya, baiklah, aku akan kesana sekarang, dan carilah tempat duduk untuk kita", kata Adam.
"Yup ! Aku mengerti !" sahut Brittany.
Brittany segera mengerjakan permintaan dari Adam Bennet untuk mencari tempat duduk buat mereka berdua sedangkan Adam Bennet memesan makanan.
Sebuah meja kantin berada dipojok ruangan, sengaja dipilih oleh Brittany untuk mereka berdua duduk bersama-sama disana.
Alasannya, sebab meja tersebut sangat strategis, bisa melihat ke segala arah ruangan kantin.
Tak lama kemudian Adam datang kembali dari meja pemesanan makanan sembari tersenyum, ditangannya terdapat senampan baki berisi makanan lengkap beserta minuman.
"Maaf, sudah lama menungguku, tidak biasanya kantin menyediakan menu makanan selama ini", kata Adam sambil duduk didepan meja makan.
"Padahal bukan waktu istirahat sekarang, mungkin mereka belum menyiapkan semua hidangan menu makanan untuk siang ini", ucap Brittany.
"Tidak, kantin selalu buka 12 jam selama perusahaan terus eksis hingga malam hari", sahut Adam.
"12 jam ? Perusahaan ini tidak tutup pada malam hari ?" tanya Brittany tersentak kaget sembari membelalakkan kedua matanya lebar-lebar.
"Ya, begitulah, sesuai permintaan produsen untuk menyalurkan barang ke seluruh konsumen serta pelanggan setia kami", sahut Adam.
Adam mengangguk pelan sambil menata makanan untuk Brittany dan dirinya.
"Perusahaanku bergerak dalam usaha distributor jam merek terkenal berskala internasional sehingga kami dituntut bekerja fulltime setiap harinya", kata Adam.
"Ya, aku tahu itu", ucap Brittany sambil mengerlingkan kedua matanya.
"Kau tahu darimana tentangku ?" tanya Adam seraya mengerutkan keningnya.
"Dari majalah ekonomi internasional bahkan siaran televisi dan seluruh media sosial memberitakan dirimu", sahut Brittany.
"Oh, iya ?" kata Adam.
Adam menaikkan kedua alisnya ke atas lalu memperhatikan piring makan dihadapannya.
"Artinya kau sudah mengenalku sejak lama", kata Adam.
"Tidak, aku tidak pernah mengenalmu sebelumnya, kebetulan saja saat aku melihatmu di gedung pernikahan beberapa hari yang lalu, aku teringat tentang berita populer yang sedang viral itu", sahut Brittany.
"Oh, iya ? Apa aku sangat populer ? Bahkan aku sendiri tidak tahu kalau aku sangat populer !?" kata Adam.
"Ya, beritamu sangat terkenal, acapkali berseliweran diberanda sosial bahkan semua majalah ekonomi memberitakanmu", sahut Brittany.
"Wow ???" ucap Adam terkejut tak percaya.
"Tapi semua berita membicarakan tentang pernikahanmu dengan nona Amanda yang akan menikah", kata Brittany sembari meringis.
"Lebih luar biasa sekali beritanya kalau begitu daripada tentang diriku sendiri", ucap Adam.
Adam tertawa ringan saat mendengar penjelasan tentang dirinya yang marak diberitakan diberbagai surat kabar serta media sosial.
"Ya, begitulah kira-kira..., kau lebih terkenal daripada artis, tuan Bennet", sahut Brittany sambil tertawa kecil.
"Aha..., kukira kau yang paling terkenal karena informasi mengenai dirimu lebih mudah ditemukan ketimbang orang terkenal didunia bahkan melebihi tentangku", kata Adam lalu tertawa renyah.
"Tidak juga..., itu tidak benar...", sahut Brittany sembari tersipu malu-malu.
"Dan aku akan membuatmu lebih terkenal dari siapapun juga setelah ini, Brittany", kata Adam.
"Oh, iya, sungguh suatu kehormatan besar buatku sebagai seorang perempuan menjadi terkenal", sahut Brittany.
"Apa menu makanan disini cocok untukmu ?" tanya Adam sambil melirik cepat kearah piring makan milik Brittany.
"Ya, tentu saja sangat cocok sekali dan aku sungguh menyukainya, ini lezat sekali", sahut Brittany memuji.
"Oh, iya ?" tanya Adam Bennet.
Brittany mengangguk cepat, meyakinkan Adam.
"Ya, aku cocok dengan menu makanannya, enak !" sahut Brittany tanggap.
"Kau bisa komplain jika makanannya kurang cocok atau tidak terasa enak sebab kau akan bekerja disini selama delapan jam lebih atau kurang, aku akan menggantinya", kata Adam.
"Tidak, tidak, tidak, kurasa itu tidak perlu !" ucap Brittany sambil menggeleng cepat.
"Benar begitu ?" tegas Adam sekali lagi sambil menatap tajam.
Brittany menjawab dengan anggukkan kepala cepat seraya berucap.
"Ya, sangat enak dan lezat sekali", sahut Brittany.
"Kalau begitu, tidak perlu diubah menu makanan dikantin ini, tapi kau boleh komplain jika ada yang kurang cocok", ucap Adam.
"Ayolah, Adam..., kau membangun perusahaan ini bukan hanya untukku saja, banyak orang yang berkaitan dengan perusahaan ini dan punya andil membesarkannya", kata Brittany.
"Bukan suatu persoalan rumit buatku karena kau akan menjadi pengantin untukku, jadi wajar saja kalau aku memperhatikan soal kebutuhanmu selama disini", sahut Adam.
"Tapi terdengar sangat istimewa buatku, dan aku agak kurang nyaman saja karena hal itu", kata Brittany.
Adam Bennet tertawa renyah lalu menggeleng cepat.
"Tidak, bukan masalah, sebaiknya kau mulai memahami posisimu sebagai pasanganku", ucap Adam.
"Ya, tapi aku segan untuk itu...", jawab Brittany bimbang.
"Kenapa masih bimbang, Brittany ?" tanya Adam. "Bukankah kamu yang menyarankan juga, kalau kita seharusnya mempublikasikan kedekatan kita ini kepada khalayak ramai !?" sambungnya.
"Ya, memang itu yang kuharapkan agar Ralph terpukul oleh kedekatan kita berdua, tapi rasanya terlalu canggung sekarang", kata Brittany mencoba berkelit.
"Canggung ???" tanya Adam tertegun.
"Ya, seperti itu kira-kira...", sahut Brittany sambil melirik hati-hati ke arah Adam.
"Kalau begitu aku akan membuatnya menjadi tidak canggung mulai sekarang", kata Adam tegas.
"Bagaimana caranya ?" tanya Brittany terperangah kaget.
"Aku akan memikirkannya nanti setelah pertemuan ini", sahut Adam Bennet.
"Mmm... !?" gumam Brittany sambil mengalihkan pandangannya pelan-pelan ke arah Adam.
Adam terlihat sangat serius saat berbicara dengannya bahkan sangat jelas kesungguhan hatinya dari ekspresi wajah laki-laki tampan itu, dan hal itu semakin membuat sikap Brittany bertambah canggung terhadap Adam Bennet.
uda ada si Adam...
gaya bahasa yg dipakainya natural spt dlm kehidupan nyata...
biasanya aspri yg paling tahu apa² hal mengenai bosnya....
atau aku yg gagal paham ni situasinya 😅😅😅