NovelToon NovelToon
Asmara Dunia Lain

Asmara Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer Star

Rukmini gadis desa yang berwajah manis, hilang mendadak tanpa ada yang tau keberadaan nya , 2 tahun kemudian dia kembali ke desa nya, dari mana kah rukmini menghilang
yuk simak cerita selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Penculikan Berantai

Tato yang sudah kembali ke desa tempat rahmat mengajar segera menemui temannya di penginapan dia langsung menyampaikan perintah dari ratna.

" Betul To! Bos Muda Menyuruh Kita Menculik Lalu Memperkosanya Di Depan Rahmat," tanya somad pada tato.

" Iya Ngapain Aku Bohong, Makanya Bos Muda Juga Menyuruh Kita Kita Menangkap Rahmat Agar Dia Melihat Kekasihnya Di Nodai, Hahahahah..." tekannya.

" Baiklah Kalau Begitu Kita Cari Waktu Yang Tepat, Setelah Temannya Kita Culik Baru Gilirannya," lanjut somad kembali.

" Sebelum Menculik Wanita Itu Lebih Baik Kita Mencari Tempat Yang Jauh," saran tompel.

" Menurutmu Dimana Tempat Yang Aman Untuk Menyekap Gadis Itu Nanti," sahut tato.

" Bagaimana Kalau Kita Ke Desa Sebelah Mencari Tempat Atau Rumah Yang Cocok Untuk Melaksanakan Misi Itu," sambung somad.

" Baiklah Kita Berangkat Sekarang Saja Mumpung Masih Siang, Lebih Baik Tompel Tetap Di Sini Memantau Kapan Gadis Itu Biasa Nya Keluar Dari Rumah Nya, Bagaimana Apa Kah Kamu Setuju Tompel?," saran tato pada temannya.

" Aku Sih Yang Mana Baik Nya Saja Yang Penting Urusan Ini Cepat Selesai Dan Kita Segera Dapat Bayaran," sergah tompel.

Setelah ketiganya berdiskusi somad dan tato melajukan motornya menuju desa sebelah, sekitar setengah jam mereka baru sampai di kampung itu.

Karena belum tahu dimana kira-kira ada rumah yang mau di sewakan akhirnya mereka keliling mencari orang untuk sekedar bertanya.

" Mad, Itu Ada Orang Lagi Menyiram Bunga," ucap tato pada somad sambil menunjuk orang yang di maksud tato.

" Wahhhh..Orang Kaya To Rumah Nya Gede Amat Kalau Kita Tinggal Di Desa Ini Bisa Dong Hartanya Dikuras, Hehehehhe," ungkap nya senang sembari menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

" Ide Yang Bagus Tuh! Mad...Mad..Kamu Paling Cepat Kalau Liat Mangsa," puji tato.

Keduanya pun mendekati rumah yang di maksudnya tadi, tampak seorang pria sedang menyirami bunga dan membersihkan rumput di sekitarnya.

" Selamat Siang Pak! Kami Mau Bertanya," sela somad.

Bapak yang di tanya melihat mereka dengan pandangan menyelidik. " Maaf Anda Tanya Apa Tadi Saya Tidak Dengar Maklum Sudah Tua, Heheheh.." katanya sambil tersenyum.

" Apa Di Sini Ada Rumah Yang Di Sewakan, Kami Mau Tinggal Di Desa Ini Sementara Waktu Karena Ada Pekerjaan," timpal somad.

" Ooo..Saya Juga Kurang Tau Pak! Tapi Ada Rumah Kosong Dan Masih Bagus Di Sekitar Sini, Cuma Pemiliknya Satu Keluarga Meninggal Semua Asalkan Bapak-bapak Ini Tidak Takut Bisa Melapor Ke Kepala Desa Dulu Untuk Meminta Izin, Di Ujung Sana Juga Ada Cuma Tidak Sebesar Rumah Yang Di Dekat Sini Dan Tempatnya Agak Berjauhan Dengan Tetangga, Yang Punya Juga Meninggal Mendadak Kena Penyakit Aneh," urai bapak tadi.

Tak lama kemudian tampak seorang wanita cantik dengan rambut hitamnya yang tergerai indah mendekati bapak yang tadi menyiram bunga.

" Ada Apa Pak Kahar? Siapa Mereka ," ternyata laki-laki yang tadi menyiram bunga dan tempat somad bertanya adalah pak kahar.

" Saya Juga Tidak Tahu Neng, Mereka Mencari Rumah Yang Di Sewakan," balas pak kahar.

Somad juga tato yang bermaksud meninggalkan tempat itu berbalik ketika mendengar suara perempuan, di saat mereka berdua melihat rukmini tiba-tiba pikiran nya yang mesum muncul begitu saja.

" Mad Lihat Ternyata Rumah Yang Bagus Itu Pemiliknya Seorang Wanita Yang Sangat Cantik, Sudah Sepuluh Perempuan Yang Aku Pacari Tapi Belum Ada Yang Menyaingi Kecantikan Dan Kemolekan Tubuh Wanita Itu," pungkas tato jakun nya naik turun menahan nafsunya.

" Betul Yang Kamu Bilang To! Rugi Kalau Kita Tidak Mencicipinya Sebelum Kembali Ke Desa ," desis somad dengan senyum seringai.

" Tapi Mad! Coba Perhatikan Perut Nya Jangan-jangan Dia Hamil," tunjuk tato.

" Achhhh...Aku Tak Perduli Kalau Dia Hamil," sosor somad sambil berlalu meninggalkan depan rumah rukmini.

Rukmini memandangi terus somad dan tato sampai keduanya menghilang di tikungan jalan.

Somad dan juga tato yang sudah kembali ke penginapan langsung bertanya pada tompel tentang pengamatan nya setelah mereka pergi.

" Bagaimana Mpel! Apakah Kamu Sudah Menemukan Celah Untuk Menculik Wanita Itu?," lontar somad pada tompel.

" Beres, Tinggal Kita Laksanakan Besok," tukas tompel.

" Maksud Kamu Apa Pel?," tanya tato.

" Begini, Aku Dengar-dengar Hari Minggu Besok Anak-anak Sekolah Tempat Rahmat Mengajar Akan Pergi Rekreasi Semua Guru-guru Nya Juga Ikut Kecuali Wanita Yang Selalu Bersama Rahmat."

Keesokan paginya tampak rahmat bersama bakri bersiap pergi bersama guru pengajar lainnya. Sebuah ransel menempel di punggung nya masing-masing.

" Mat! Apa Intan Masih Sakit?," tanya bakri.

" Iya," balas rahmat.

" Kasian Ya Dia Sendirian Di Rumah," sambung bakri lagi.

" Kenapa Kamu Ndak Menemaninya Saja? Siapa Tahu Dia Cepat Sembuh Kalau Kamu Bersamanya, Hahahah..." seloroh rahmat pada bakri.

" Seandainya Dia Minta, Aku Tidak Akan Pergi Tapi Sayang Sepertinya Intan Suka Kamu Loh Mat," beber bakri.

" Ayo Buruan Nanti Kita Ketinggalan, Intan Tidak Usah Di Bahas Karena Aku Tak Ada Perasaan Apapun Padanya," potong rahmat kemudian.

Rahmat dan juga bakri mempercepat langkahnya karena mobil yang akan membawanya sudah tiba. Sebelum naik keduanya merapihkan dan mengabsen murid nya satu-satu untuk memastikan semuanya sudah datang.

" Anak-anak! Yang Sudah Di Sebut Namanya Silahkan Naik Ke Mobil Ya!" pesannya pada murid-murid nya.

Setelah yakin tidak ada siswa yang tertinggal mereka pun berangkat. Di dalam mobil anak-anak menyanyikan lagu-lagu sholawat yang terdengar begitu merdu.

Dua jam perjalanan akhirnya rombongan murid-murid rahmat sampai di tempat yang mereka tuju, terlihat banyak murid-murid dari sekolah lain yang juga mendatangi tempat itu.

****************

Tampak somad, tompel dan tato sudah berada di tempat pengintainya. Mereka mulai menyusun rencana dan membagi tugas.

somad yang penampilan nya lebih rapih di banding kedua temannya di tugas kan menyamar sebagai tukang bagunan yang di minta kepala sekolah untuk memperbaiki tembok rumah yang sudah retak.

                   Tok...Tok...Tok...

dengan lesu intan bangun dari pembaringan nya dan segera membuka pintu karena mendengar ada orang yang mengetuk.

ketika intan membukanya terlihat seorang lelaki membawa peralatan bangunan dengan tatapan heran intan bertanya, " Bapak Siapa Ya? " pandangan intan seperti menyelidik.

" Maaf Bu, Saya Di Tugaskan Kepala Sekolah Untuk Memperbaiki Dinding Rumah Yang Retak, " jawabnya.

" Tapi Seingatku Pak Arfan Tidak Pernah Memberi Tahuku." balas intan binggung.

" Mungkin Dia Lupa Bu! Jadi Bagaimana Apa Saya Boleh Masuk" pinta somad.

tampak intan berpikir beberapa saat lalu dia mempersilahkan somad kedalam. setelah keduanya masuk somad kemudian bertanya. " Apakah Rumah Dinas Di Sini Ada Orang Nya Karena Ingin Memeriksa Semuanya Bila Ada Juga Keretakannya. "

" Semua Penghuni Nya Pergi Berlibur." somad yang mendengar penuturan intan tersenyum sarkas.

ketika intan berbalik hendak masuk ke kamar nya saat itulah somad langsung memukul tengkuk intan dengan keras hingga jatuh tersungkur tak sadar kan diri.

somad leluasa melakukan aksi nya karena saat itu tak seorang pun terlihat di sekitar rumah dinas intan.

tato dan tompel segera membantu menggotong tubuh intan lalu menaikan nya di motor dengan posisi duduk sehingga orang yang melihat nya nanti tidak curiga.

" Mad Kamu Saja Yang Membonceng Nya Biar Aku Yang Memegangi Nya Dari Belakang, " saran tompel.

" Alaaa... Bilang Saja Mau Enak! Kamu Pasti Ingin Memeluk Nya Kan," decak somad.

" Siapa Bilang, Justru Aku Hanya Menjaganya Supaya Tidak Jatuh Ketika Di Bonceng Nanti," potong nya.

" Sudah... Sudah.. Ayo Pergi Dari Sini Sebelum Ada Yang Memergoki Kita," tato berdiri melerai perdebatan somad dan tompel.

" Ayo Buruan," ajak somad.

mereka kemudian meninggalkan rumah dinas intan tanpa seorang pun yang melihat nya, kirakira setengah jam perjalanan ketiga orang bayaran ratna sampai di sebuah rumah yang berada di ujung desa dan agak jauh dari tetangga.

" Ayo Cepat Masukan Kedalam Ikat Tangan Dan Kaki Nya Jangan Lupa Mulutnya Sumpal Saja Pakai Kain Jangan Sampai Dia Teriak Saat Bangun Nanti." perintah somad pada tompel.

setelah semuanya beres ketiganya istirahat di sofa yang terlihat mulai robek bekas gigitan tikus, tompel memandangi setiap sudut ruangan yang di penuhi sarang laba-laba.

" Mad! Di Sini Kok Serem Amat Sih! Apa Tidak Ada Rumah Yang Lebih Bagusan Dan Bersih Sedikit Daripada Disini? " ketus tompel.

ternyata rumah yang sekarang mereka tempati adalah milik almarhum darman kakak nya pak damis.

" Apa Mpel, Tapi Cuma Tetangganya Berdekatan Semua, Bagaimana Kalau Mereka Tau Kalau Kita Sudah Menculik Anak Orang! Apa Kamu Mau Mati Di Gebukin Warga?.." dengus somad.

" Jadi Bagaimana Mad? Apa Aku Kembali Ke Desa Untuk Melaporkan Pada Bos Muda Kalau Pacar Rahmat Sudah Kita Sekap? " ucap tato.

" Tidak Usah Bukan Nya Dia Ingin Kita Juga Menangkap Rahmat. Aku Juga Mau Menikmati Tubuh Wanita Pemilik Rumah Besar Itu, Dia Akan Ku Culik, Setelah Itu Kita Bersenang-senang Dengan Kedua Perempuan Cantik Itu, Bagaimana Ideku Bagus Kan?." timpal somad tampak seringai di bibirnya.

" Ok Juga Tuh Mad!." sambung tompel.

" Tompel Kamu Bersihkan Ruangan Di Sini Juga Di Luar Agar Penduduk Yang Kebetulan Lewat Tidak Curiga Bila Melihat Ada Yang Menempatinya Tapi Terlihat Kotor. Jangan Lupa Itu Cewek Kamu Jaga Awas Kalau Di Apa-apain, Aku Sama Tato Mau Cari Makan Duku," titah somad pada tompel.

" Oke Deh, Belikan Aku Kopi Ya," pinta tompel.

somad dan tato segera meninggalkan tompel sendirian untuk menjaga intan yang masih belum sadar akibat pukulan somad di tengkuk nya.

...****************...

sekitar jam lima sore rahmat dan bakri baru kembali dari puncak. sesampainya di rumah rahmat segera mandi lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa sekedar istirahat karena merasa sangat lelah. entah kenapa bayangan rukmini melintas dalam pikiran nya.

" Ada Apa Ini!? Kenapa Rukmini Selalu Ada Dalam Pikiranku! Apakah Aku Sudah Jatuh Cinta Padanya? Tapi Sepertinya Dia Sedang Hamil Berarti Saat Ini Rukmini Sudah Bersuami. Astagfirullah Sungguh Berdosa Diriku Membayangkan Istri Orang," gumam nya lirih.

" Bagaimana Keadaan Intan Ya? Apa Dia Sudah Sembuh? Besok Saja Aku Lihat Soalnya Capek Banget! Lagi Pula Sekolah Libur Selama Satu Minggu Jadi Bisa Istirahat Sepuasnya," gumamnya kembali.

keesokan paginya bakri terlihat ke warung yang tidak begitu jauh dari rumah dinas nya setelah kembali tampak dia membawa tiga kantong plastik hitam kemudian memasuki pekarangan rumah rahmat lalu mengetuk pintu.

*Tok....Tok...Tok*...

" Assalamualaikum! Rahmat Kamu Sudah Bangun? " teriak bakri dari luar.

" Wa'alaikumussalam "

rahmat yang baru saja selesai mandi bergegas keluar ketika mendengar ada orang yang mengucapkan salam, dia segera membuka pintu tampak bakri sudah berdiri di depan nya sambil tersenyum lebar.

" Eee... Bakri! Ayo Masuk, Ada Apa Nih Pagi-pagi Sudah Ke Sini," tanya rahmat sambil melangkah masuk diikuti bakri.

" Ini Aku Dari Warung Beli Makanan Buat Sarapan Tapi Ndak Enak Makan Disana Jadi Aku Bungkus Sekalian Buat Kamu Sama Intan, Kita Makan Bersama Ya," ajaknya pada rahmat.

" Oooo... Gitu, Duduk Kri Aku Pakai Baju Dulu," titahnya pada bakri.

" Rahmat! Aku Ke Rumah Intan Ya," seru nya pada rahmat yang sudah masuk ke dalam kamar nya.

bakri lalu meninggalkan rumah rahmat menuju ke tempat intan untuk mengajaknya makan bersama, setelah sampai di depan pintu dia pun segera mengucapkan salam.

" Assalamu'alaikum! Intan Kamu Sudah Bangun? Ini Aku Bakri! " dia terus memanggil-manggil intan tapi tak ada jawaban.

karena intan tak keluar juga akhirnya bakri memutuskan memberitahu rahmat karena dia tak enak masuk ke dalam seorang diri. tak lama kemudian tampak rahmat dan bakri mendatangi kembali rumah intan untuk memastikan apakah intan ada di dalam atau tidak.

setelah beberapa kali mengucapkan salam dan memanggilnya namun tak ada jawaban akhirnya rahmat juga bakri memutuskan masuk aja, tapi saat mereka mendorong pintu ada rasa khawatir di hati keduanya karena ternyata tak di kunci. ketika masuk ke dalam intan tak di temukannya juga.

mereka memutuskan bertanya pada penjual nasi yang ada di depan sebab mereka sudah kenal dengan intan namun tidak ada yang melihatnya dari kemarin pagi sampai hari ini.

rahmat juga bakri mulai khawatir, ingin mencari nya tapi tak tau kemana. mereka kemudian memutuskan kembali ke rumah rahmat untuk memakan nasi yang tadi di beli.

" Mat! Apa Jangan-jangan Intan Pulang Ke Kampungnya Soalnya Besok Kan Sekolah Libur Satu Minggu," ungkap bakri.

" Bisa Jadi Kri! Makanya Kita Hanya Bisa Menunggu Sampai Dia Pulang," balas rahmat.

" Oh Ya Kri, Kamu Tidak Balik Ke Desamu?" tanya rahmat.

" Iya Mat! Rencana Besok Pagi Aku Mau Kembali, Ibuku Kirim Surat Katanya Bapak Sakit Jadi Di Suruh Pulang Dulu," terang bakri wajah nya terlihat sedih.

" Salam Ya Sama Orang Tuamu, Semoga Bapak Cepat Sembuh," ucap rahmat sambil menepuk bahu bakri.

" Amiiinn... Kamu Sendiri Tidak Pulang Mat?" lontar bakri.

" Tidak Kri, Aku Kalau Mau Pulang Kampung Gampang Karena Desaku Tidak Terlalu Jauh Dari Sini."

paginya tampak bakri mendatangi rahmat terlihat ransel besar di tangannya. rahmat yang kebetulan lagi duduk di teras segera berdiri ketika melihat bakri.

" Kri! Sudah Mau Berangkat Ya? " ujar rahmat.

" Iya Mat! Sampai Jumpa Lagi Minggu Depan" bakri menyalami rahmat dan memeluknya.

" Hati-hati Ya Kri, Salam Sama Bapak Dan Ibu" kata rahmat.

bakri kemudian meninggalkan rahmat yang masih duduk di teras rumahnya. tanpa dia sadari dua orang sedang mengawasinya .

" Waa... Kesempatan Nih To! Tinggal Dia Sendirian Disini, Temannya Baru Saja Pergi" ungkap somad pada tato.

" Betul Mad! Sebaiknya Kita Lakukan Nanti Malam." dengus tato.

Sore pun beranjak malam terlihat dua orang sedang mengendap-endap di samping rumah rahmat dia tampak mencongkel kunci pintu, tak butuh lama akhirnya terbuka juga.

Kedua orang itu segera masuk ke kamar dan melihat rahmat sedang tertidur pulas, saat itulah keduanya langsung membekap wajah rahmat dengan bantal hingga membuatnya sesak nafas dan tak sadarkan diri.

" Bagaimana Ini To? Apa Dia Meninggal Soalnya Sudah Tidak Bergerak." paparnya khawatir.

tato segera memeriksa denyut nadi nya. " Belum! Rahmat Cuma Pingsan, Ayo Kita Angkat Cepat," seru tato panik dan khawatir.

tato dan somad segera mengangkat tubuh rahmat membawanya ke motor kemudian meninggalkan tempat itu menuju desa di mana intan di sekap.

mata rahmat tampak bergerak-gerak dan saat melihat sekelilingnya dia terkejut karena tak mengenal ruangan tempat sekarang dia berada, tapi yang membuatnya kaget lagi ketika netra nya menangkap sosok wanita yang sangat di kenal nya.

" Intaaaannn... " pekik rahmat.

intan yang tertidur langsung terbangun mendengar suara yang sangat di kenalinya.

" Rahmat! Kenapa Kamu Disini? " tanya intan binggung.

" Aku Tidak Tahu, Kamu Kenapa Bisa Ada Di Sini Juga?." tanya rahmat balik.

" Aku Di Culik Oleh Orang Yang Mengaku Tukang Yang Di Kirim Pak Arfan Untuk Memperbaiki Keretakan Dinding Rumah Dinas Kita, Tapi Ternyata Mereka Itu Penjahat! Huhuhu...Aku Takut Mat!," beber intan menangis.

" Sudahkah Tan, Kita Berdoa Saja Semoga Ada Orang Yang Datang Menolong," sarannya pada intan.

tak lama kemudian somad masuk ke dalam ruangan rahmat dan intan disekap.

" Ooo... Sudah Bangun Rupanya." sergah somad.

" Siapa Kamu! Apa Salah Kami Hingga Di Sekap Disini?." tanya rahmat geram.

" Hahahaah.. Salahmu! Kamu Sudah Berani Mengkhianati Bos Kami!." seru somad.

" Bos! Siapa Bos Yang Kamu Maksud?." cecar rahmat.

" Kamu Tak Perlu Tahu Yang Jelas Dia Menyuruhku Menculik Wanita Yang Dekat Denganmu Setelah Itu Aku Akan Bersenang-senang Dengan Nya. Hahahaha." tukas somad.

" Katakan Siapa Yang Menyuruhmu Bangsat! Kalau Berani Buka Ikatanku Kita Berkelahi Sebagai Laki! " teriak rahmat.

" Besar Juga Nyalimu Rahmat! Aku Di Suruh Ratna Bagaimana Puas?," bentak nya.

" Ooo.. Pantas Saja Kamu Tahu Namaku! Ternyata Ratna, Dengar Ya! Kamu Boleh Berbuat Apa Saja Padaku Tapi Lepaskan Teman Ku Dia Tidak Ada Hubungannya Dengan Masalah Ini," pinta rahmat.

" Tidak Ada Katamu, Jelas Dia Ada Kaitannya Karena Gadis Itu Pacarmu," hardik somad.

" Dia Bukan Pacarku Tapi Hanya Teman Kerja." balasnya.

" Sudahlah Kamu Duduk Saja Yang Manis Di Situ Karena Nanti Malam Aku Akan Membawa Seorang Wanita Lagi Agar Dia Punya Teman Untuk Memuaskan Kami. Hahhaha..." pekik somad sambil tertawa lalu meninggalkan tempat itu.

malam harinya somad dan tato berangkat kerumah rukmini sedangkan tompel tinggal menjaga rahmat juga intan agar tidak kabur.

" Jadi Kamu Sudah Tahu To! Di Kamar Mana Saja Mereka Tidur?." cicit somad.

" Beres.. Tinggal Kita Lumpuhkan Satu-satu." timpal tato.

keduanya mulai masuk tapi terlebih dahulu mendatangi kamar pak kahar.

pak kahar yang tiba-tiba terbangun melihat pintu kamarnya terbuka mencoba untuk memeriksa nya tapi belum sempat berdiri sebuah balok menghantam punggung nya dengan keras membuat pak kahar tersungkur namun masih bisa bergerak, kembali somad menendangnya hingga pak kahar jatuh tak sadarkan diri terlihat darah keluar dari bibir nya.

mereka lalu meninggalkan pak kahar menuju kamar bi ijah. melihat bi ijah sudah tidur keduanya lalu mengikat kaki dan tangan kemudian menyumpal mulut bi ijah yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

somad dan tato segera naik ke lantai dua tujuan mereka kali ini adalah rukmini karena bi ijah melarangnya mengunci pintu kamar membuat mereka leluasa masuk, rukmini yang sedang tertidur langsung di bekap mulutnya oleh somad. rukmini terbangun dan panik melihat dua orang bertopeng masuk ke kamarnya.

" Jangan Berani Melawan Apalagi Berteriak Atau Kedua Pembantumu Aku Bunuh," ancam somad.

tato yang melihat begitu banyak perhiasan di dalam lemari tertawa terbahak-bahak.

" Lihat Somad, Baru Sekarang Aku Mendapatkan Perhiasan Seindah Dan Sebagus Ini, Ternyata Wanita Incaranmu Betul-betul Kaya," ucap nya senang.

" Ayo To! Kita Segera Pergi Dari Sini Sebelum Warga Terbangun." titahnya.

keduanya gegas meninggalkan rumah rukmini sambil menggendongnya karena mereka tidak membawa motor agar tidak ada warga yang mendengar nya nanti yang bisa menimbulkan kecurigaan.

hanya beberapa menit keduanya sampai di rumah itu, rukmini kemudian di masukan ke tempat rahmat dan intan di sekap. rahmat yang melihat rukmini begitu kaget tapi juga bahagia karena bisa berjumpa kembali dengannya walaupun dalam keadaan seperti ini.

" Rukmini! "

rukmini menoleh ketika mendengar ada orang yang memanggil namanya. " Mas Rahmat! Kenapa Kita Semua Di Sekap Seperti Ini? Wanita Itu Siapa??." tanya rukmini sembari mengangkat dagunya ke arah intan.

" Aku Juga Tidak Tahu De, Dia Temanku Yang Bersamaku Ketika Di Pasar Dulu." balas rahmat.

" Ooo..Iya." rukmini tiba-tiba termenung mengkhawatirkan pak kahar dan bi ijah.

rahmat yang melihat nya bertanya. " Kamu Kenapa De? Apa Yang Kamu Pikirkan?." lontar rahmat.

" Aku Memikirkan Pak Kahar Dan Bi Ijah, Rukmi Takut Kalau Terjadi Sesuatu Pada Mereka." selanya tampak jelas kekhawatiran terpancar di wajahnya.

" Mereka Itu Siapa?." sambung rahmat.

" Pak Kahar Dan Bi Ijah Tinggal Bersamaku Di Rumah, Mereka Bukan Siapa-siapa Tapi Aku Sudah Menganggap Nya Keluarga," ucapnya sedih.

rahmat tampak berpikir, " Sekarang Waktunya Aku Tahu Apa Rukmini Sudah Punya Suami Atau Belum ," gumam rahmat dalam hati.

" Memang Nya Suamimu Kemana? Apa Dia Tidak Di Rumah Waktu Dek Rukmini Di Culik? ." lanjut rahmat.

" Suamiku Bekerja Di Kota, Kadang-kadang Saja Dia Pulang," timpal rukmini.

tampak kekecewaan di raut wajah rahmat. tapi berbeda dengan intan dia terlihat senang mendengar kalau wanita yang ada di hadapan nya ternyata sudah punya suami.

" Hai Manis! Akhirnya Aku Juga Bisa Membawamu Kesini, Sekarang Kalian Berdua Harus Memuaskan Kami, Hahahaha... " tato dan somad tertawa sembari mencolek pipi rukmini dan juga intan.

rahmat begitu geram melihat perlakuan mereka pada rukmini dan intan.

" Hentikan! Atau Kalian Akan Menerima Akibat Nya Bila Aku Bebas!." bentak rahmat.

" Hoho.. Rupanya Ada Yang Cemburu Nih." ungkap tato.

" Lepaskan Mereka Aku Akan Melakukan Apa Pun Asalkan Kalian Membebaskannya." pinta rahmat.

" Hahahaha... Tak Semudah Itu Anak Muda Mereka Berdua Harus Aku Cicipi Dulu Baru Di Lepas Ke Neraka." hardik nya.

tato kemudian menarik intan sedangkan somad menggendong rukmini. hati rahmat sangat panas, matanya melotot tajam seakan hendak menelan mereka saking marahnya. rukmini dan intan meronta-ronta sambil mencakar bagian mana pun tubuh yang bisa mereka raih.

somad lalu membaringkan tubuh rukmini di atas tikar begitupun intan, somad lalu membuka celana nya di susul tato setelah mereka merobek-robek pakaian rukmini dan intan.

rahmat berusaha menutup matanya tapi di tahan oleh si tompel hingga dia bisa menyaksikan semua yang di lakukan somad dan tato.

" Hentikan! Lepaskan Rukmini Aku Mohon." ucap rahmat sambil berlutut di kaki somad.

somad heran kenapa rahmat sangat melindungi perempuan hamil itu sedangkan pacar nya sendiri intan tidak terlalu di gubris .

" Kenapa Kamu Mengharap Aku Melepaskan Dia, Memang Dia Siapa?." pungkas somad.

tapi rahmat hanya diam saja , kembali somad membentak nya. " Katakan! Atau Dia Aku Perkosa Sekarang Juga!." pekik nya.

" Aku Mencintainya." ucapan rahmat membuat mata rukmini dan intan terbelalak begitupun dengan ketiga orang suruhan Ratna.

" Ternyata Kita Selama Ini Salah Orang Tapi Tak Apalah Aku Akan Tetap Menikmati Tubuhnya Apalagi Ternyata Dia Orang Yang Di Cintai Calon Suami Bos Muda," hembus somad.

ketika somad hendak membuka celana rukmini tiba-tiba sebuah cahaya kuning keemasan menghatam tubuh somad hingga terpental menghantam dinding rumah, semua yang ada di situh kaget. tato yang melihat somad terlempar sangat murka dia segera mengambil senjata andalannya sebuah parang panjang.

tato lalu mendekati rukmini yang masih dalam posisi terikat, rahmat dan intan yang melihat tato hendak menebas rukmini berteriak histeris.

" Jangaaan... " terlambat parang itu sudah di tebaskan ke perut rukmini. namun lagi-lagi cahaya emas itu keluar dari perut rukmini menghantam tubuh tato dan menimbulkan ledakan di sertai api yang sangat panas membakar tubuhnya hingga tak bersisa.

bau daging terpanggang tercium dalam ruangan itu mata tompel terbelalak ketakutan dan segera berlari kencang meninggalkan rumah itu tanpa membawa motornya.

sedangkan tubuh somad yang tadi terkena cahaya kuning sedikit demi sedikit daging nya meleleh hingga menyisakan tulang saja. rahmat dan juga intan bergidik menyaksikan semua itu.

warga desa yang mendengar suara ledakan segera berlari mendatangi rumah almarhum darman karena mereka merasa kalau suara dentuman itu berasal dari sana.

ketika mereka sampai alangkah terkejutnya melihat tiga orang terikat dan lebih kaget lagi saat menemukan tengkorak di situ. warga kemudian membebaskan ketiganya dan mengantarkan mereka pulang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
CiCi Sila Syawal
next
Yuli
baik kakak terimakasih sudah membaca novelnya akan segera di update bab terbaru nya 😊
T3rr0r1st
Dijamin ngakak mulu!
Yuli: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Robert
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Max Goof
Aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya, cepet update ya thor!
Yuli: sudah ada kelanjutannya ya /Smile/ selamat menikmati cerita author.. dan ditunggu kelanjutan nya akan segera diterbitkan/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!