Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9: Keraguan dan Keyakinan
Hari-hari di SMAN 5 Buntok berjalan seperti biasa. Namun, bagi Bu Ribca dan Pak Yayan, ada dinamika baru yang mulai tumbuh. Seiring kedekatan mereka, pertanyaan-pertanyaan tak terucap mulai muncul dalam hati—bukan hanya soal perasaan, tapi juga tentang tanggung jawab dan profesionalitas.
Di pagi yang cerah itu, suasana ruang guru terasa sedikit berbeda. Bu Ribca sibuk mempersiapkan bahan ajar untuk kelas X IPA, sementara Pak Yayan duduk di mejanya, mengetik sesuatu di laptop sambil sesekali melirik ke arah Bu Ribca. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan, tapi lidahnya seolah terikat.
“Kamu ngajar kelas berapa dulu hari ini, Bu Ribca?” tanya Pak Yayan akhirnya, mencoba membuka obrolan.
“X IPA. Kamu?” jawab Bu Ribca tanpa menoleh, namun senyumnya tipis terlihat.
“XI IPA. Sudah siap untuk eksperimen minggu depan?” tanya Pak Yayan lagi, mencoba mencairkan suasana.
Bu Ribca mengangguk, lalu menatap Pak Yayan sejenak. “Yayan, kamu pernah merasa takut nggak? Takut kalau apa yang kita jalani ini malah jadi masalah?”
Pertanyaan itu membuat Pak Yayan sedikit tertegun. Ia tahu apa yang dimaksud Bu Ribca. Hubungan mereka memang berkembang, tapi ada banyak mata yang memperhatikan—bukan hanya siswa, tapi juga sesama guru.
“Kita nggak bisa kendalikan apa yang orang pikirkan,” jawab Pak Yayan setelah hening beberapa saat. “Yang bisa kita pastikan cuma satu: kalau kita tulus, semua pasti akan berjalan baik.”
Mendengar jawaban itu, Bu Ribca menghela napas. Ada kekhawatiran di hatinya, tapi juga harapan. Di tengah semua keraguan itu, ia menemukan ketenangan dalam kehadiran Pak Yayan.
---
Misi Alsa dan Teman-Teman Berlanjut
Di sisi lain, di kelas XI MIPA, Alsa, Sapina, dan Yovaldi tidak berhenti merancang cara untuk mendekatkan dua guru favorit mereka. Kali ini, mereka punya rencana yang lebih serius.
“Gimana kalau kita bikin acara rekreasi guru dan siswa?” usul Alsa sambil menatap kedua temannya.
Sapina mengangguk cepat. “Itu ide bagus! Kita bisa ajak mereka ke luar kota. Dekat aja, misalnya ke danau di pinggiran Buntok.”
Yovaldi, yang biasanya tenang, kali ini ikut bersemangat. “Tapi kita harus pintar-pintar atur biar mereka bisa punya waktu berdua. Nggak boleh kelihatan mencurigakan.”
Alsa tersenyum penuh arti. “Tinggal pintar-pintarnya kita aja, Sap. Kita bikin agenda kegiatan rame-rame, tapi di sela-selanya kasih kesempatan buat mereka.”
Rencana pun mulai terbentuk. Mereka menyusun agenda kegiatan yang melibatkan seluruh kelas XI MIPA dan guru-guru, tapi dengan beberapa jeda yang bisa dimanfaatkan Pak Yayan dan Bu Ribca untuk berinteraksi lebih dekat.
---
Sebuah Percakapan di Gereja
Minggu itu, seperti biasa, Pak Yayan dan Bu Ribca menghadiri misa di Gereja Paroki Santo Paulus Buntok. Setelah misa selesai, keduanya duduk di bangku depan gereja, menikmati ketenangan sore.
“Kamu sering datang misa sendiri?” tanya Bu Ribca sambil menatap altar di depannya.
Pak Yayan tersenyum. “Biasanya sendiri. Tapi sekarang aku senang bisa bareng kamu.”
Bu Ribca merasa pipinya sedikit memanas mendengar jawaban itu. Meski sederhana, kata-kata Pak Yayan selalu berhasil membuatnya merasa nyaman.
“Yayan,” ucap Bu Ribca pelan, “menurutmu, apa hubungan ini bisa bertahan? Maksudku, kita kan bukan cuma guru di sekolah. Banyak yang memperhatikan.”
Pak Yayan menatap Bu Ribca, matanya memancarkan keyakinan. “Aku percaya, kalau kita serius, apapun yang terjadi, kita bisa hadapi bareng. Aku nggak mau mundur.”
Kata-kata itu membuat Bu Ribca merasa lebih tenang. Ada sesuatu dalam diri Pak Yayan yang selalu membuatnya yakin, meskipun banyak tantangan di depan.
---
Rekreasi ke Danau
Rencana Alsa dan teman-temannya akhirnya terlaksana. Seluruh siswa XI MIPA bersama beberapa guru, termasuk Pak Yayan dan Bu Ribca, berangkat menuju danau di pinggiran kota Buntok. Perjalanan itu diisi dengan canda dan tawa.
Setibanya di danau, para siswa langsung sibuk dengan kegiatan. Ada yang bermain bola, ada yang bersantai di tepi air, dan ada juga yang duduk-duduk menikmati pemandangan.
Di tengah keramaian itu, Alsa memberikan isyarat kepada Yovaldi dan Sapina. “Ini saatnya,” bisik Alsa.
Mereka sengaja mengatur agar Pak Yayan dan Bu Ribca duduk bersama di bawah pohon besar yang sedikit jauh dari keramaian. Kedua guru itu awalnya terlihat sedikit canggung, tapi perlahan suasana mencair.
“Kamu suka tempat ini?” tanya Pak Yayan sambil menatap danau yang tenang.
“Suka. Aku suka tempat yang tenang seperti ini,” jawab Bu Ribca.
“Kita butuh waktu seperti ini lebih sering,” ujar Pak Yayan pelan.
Bu Ribca tersenyum. “Iya, tapi nggak gampang cari waktu seperti ini.”
Pak Yayan mengangguk, lalu menatap Bu Ribca dengan serius. “Ribca, aku tahu kita punya banyak pertimbangan. Tapi aku ingin kita tetap berjalan bersama. Apapun yang terjadi.”
Bu Ribca merasa hatinya bergetar mendengar kata-kata itu. Ada kehangatan dan ketulusan dalam setiap kalimat yang diucapkan Pak Yayan.
“Aku juga mau, Yayan,” jawab Bu Ribca pelan.
---
Sebuah Awal Baru
Malam itu, di perjalanan pulang dari danau, suasana terasa lebih hangat. Pak Yayan dan Bu Ribca merasa lebih dekat, seolah perjalanan itu membuka lembaran baru bagi hubungan mereka.
Di bus, para siswa seperti Alsa, Sapina, dan Yovaldi mencuri pandang ke arah dua guru itu, tersenyum penuh arti. Mereka merasa rencana mereka berhasil, dan itu membuat mereka semakin bersemangat.
“Kita berhasil, Sap!” bisik Alsa penuh kegembiraan.
Sapina mengangguk. “Tinggal tunggu waktu aja sampai mereka benar-benar jadian.”
Yovaldi hanya tersenyum kecil. Ia tahu bahwa perjalanan Pak Yayan dan Bu Ribca masih panjang, tapi malam itu mereka sudah membuat langkah besar.
Pak Yayan menoleh ke arah Bu Ribca yang tertidur di kursi sebelahnya. Ia merasa bersyukur memiliki seseorang seperti Bu Ribca di sampingnya.
Dan meskipun perjalanan mereka tidak akan selalu mudah, Pak Yayan tahu bahwa dengan ketulusan dan kebersamaan, mereka bisa menghadapi apa pun.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Wah ..Wah ....Wah.... Semakin Bersemi aja nih Cintanya, BTW kok aku yang layuu ya Lihat kemesraan Mereka berdua Apalagi pas misa Bareng nyaaa Melelehkan Hati ku🥲🥲
Guys guys tolongin dong Author "Cinta dibalik seragam" ini dong, Semakin lama Semakin Gilaa...!!!
Tapi Gilaaa... Karena pengen Bucin juga yaaaaa.....
Sudah lah jangan Hiraukan Iklan Guys Kita Next ke Episode berikutnya aja yaa😉😉🫰
Sarangheo 😂🫰
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/