NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti Untuk Pria Arogan

Pengantin Pengganti Untuk Pria Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Moms Al

banyak mengandung ***, tolong yang dibawah umur bijaklah dalam membaca setiap novel.

karya ini adalah karya saya di platform sebelah. terpaksa saya pindahkan disini sebab novel ini sudah hilang di platform sebelah. saya sudah menunggu beberapa bulan kembali nya novel ini tapi nyatanya tidak kembali lagi.

mengandung *** bijaklah dalam membaca

Zahra harus rela di nikahi oleh calon suami kakaknya, intan. sebab intan kabur di hari H pernikahannya. tak ada pilihan lain akhirnya Zahra menuruti keinginan orang tua angkatnya. ingin rasanya wanita itu menolaknya tapi hal itu menyangkut nama baik keluarga mereka.

William menyalahkan Zahra atas hilangnya calon istri saat menjelang pernikahan, pria itu mengira jika Zahra dalang dibalik semua ini karena iri dengan intan.
seakan buta mata dan hati, William terus saja menyiksa Zahra setelah menjadi istrinya. hari-hari dijalani Zahra penuh dengan penyiksaan, hinaan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Sepanjang perjalanan pulang entah kenapa Zahra merasa jika ada yang terus memantau mereka. Bu idah yang melihat Zara yang sedari tadi gelisah merasa aneh.

"Kenap neng ? Perutnya sakit ?". Tanya Bu idah memegang tangan wanita yang sudah dianggapnya anak itu.

"Nggak Bu, Zahra cuman merasa kalau ada yang mantau kita sejak keluar dari rumah sakit tadi". Jawabnya melirik kearah belakang.

Tiga orang yang mendengar ucapan Zahra langsung terdiam mematung, pasalnya akhir-akhir ini memang terjadi teror lagi dirumahnya apakah sang peneror yang memantau mereka ? Apalagi hanya satu orang pria saja dalam mobil itu yaitu supir mobil yang memang mereka rental dengan mobilnya.

Seketika keadaan merasa was-was takut orang yang mengikuti mereka memberhentikan ditengah jalan apalagi ada bagian sepi saat dijalankan nanti menuju kampungnya.

"Semoga haya perasaan neng Zahra saja yah, kita berdoa saja semoga tidak terjadi apa-apa dan selamat sampai tujuan". Ujar bidan Rasti menenangkan mereka agar tidak merasa takut.

"Ngebut saja pak tapi perhatikan juga jalanan. Bapak nggak usah tegang". Sambung kembali bidan Rasti.

Sang supir hanya mengangguk, baru kali ini dia mendapatkan penumpang yang seperti ini. Biasanya perjalanan mereka akan biasa-biasa saja tanpa merasa tertekan dan tegang sama sekali.

'Siapa mereka ? Jika ingin mencelakai kami seharus dari tadi sudah menghadang mobil ini'. Batin Zahra sesekali menoleh kearah belakang.

Sedangkan Bu idah sedari tadi mulutnya komat-kamit, entah apa yang di ucapkan oleh wanita paruh baya itu dalam hatinya semenjak Zahra mengatakan jika ada yang mematanya bu idah tak hentinya melafal kan doa.

"Bu jangan tegang yah". Ucap Zahra memegang tangan bu idah karena sedari tadi dia memperhatikan wanita paru baya itu disampingnya.

"Ibu takut neng, apalagi belakangan ini mereka suka teror kita".

"Semoga kali ini dia tidak melukai kita". Kata Zahra.

Bu idah mengangguk dan mengaminkan didalam hati. Sungguh dia sangat ketakutan sejak tadi baru kali ini dia merasa nyalinya teruji sedemikian rupa.

Setelah menempuh perjalanan yang begitu menegangkan, akhirnya mereka sampai di kampung dimana mereka tinggal. Ketegangan didalam mobil itu berangsur memudar.

"Alhamdulillah neng, kita sampai dengan selamat". Kata Bu idah begitu senang.

"Iya Bu, semoga kita semua selalu dilindungi". Tiga orang itu menjawab ucapan Zahra dengan aamiin.

Mobil kini sampai tepat didepan rumah Zahra, wanita itu segera membuka pintu nya tak lupa mengucapkan terima pada bidan Rasti.

"Makasih yah Bu bidan, sudah menemani kamu kekota buat periksa". Kata Zahra tersenyum kearah bida itu.

"Itu sudah menjadi tugas ku neng Zahra, jadi eneng tidak perlu khawatir yah terus janga sungkan kalau ada apa-apa yang terjadi sama debay nya".

"Debay apa Bu bidan ?". Tanya Bu idah membuat dua orang berbeda usia itu tertawa cekikikan melihat kepolosan Bu idah.

"Dedek bayi Bu idah". Jawab bida Rasti.

"Hahaha itu toh, astaga aku kok kampungan sekali yah, bikin malu saja ini".  Bidan Rasti menanggapi dengan senyuman kemudian segera berpamitan pulang kepada mereka berdua.

Zahra dan Bu idah segera masuk dan membawa barang belanjaan mereka, ketika diperjalanan tadi Zahra sempat singgah diberbagai tempat untuk membeli kebutuhannya yang memang tidak ada di kampung itu.

"Kami sudah tau tempat tinggalnya tuan, tinggal menunggu perintah selanjutnya". Kata orang itu yang masih menatap rumah Zahra dari kejauhan karena takut ada orang yang mencurigai nya.

"Baik". Kata orang itu mendengar ucapan anak buahnya.

Sedangkan dirumah sederhana milik zahra, wanita itu kini tengah berada dikamarnya untuk istirahat, dia masih kepikiran dengan orang yang tadi terus mengikutinya.

"Apa mereka mengikuti ku sampai disini yah ?". Gumamnya menatap langit-langit kamar.

Helaan nafas berhembus keluar dari bibir mungilnya, dia segera berdiri keluar dari kamar menuju dapur. Disana sudah ada Bu idah yang sedang memasak untuk makan malam mereka.

"Bu Ida masak apa ?". Tanya Zahra mengagetkan wanita paru baya itu.

"Astagfirullah neng, kaget ibu loh". Ucapnya terlonjak kaget, Zahra hanya nyengir dan meminta maaf pada Bu idah.

"Ini ibu masak sederhana saja, sayur sop sama ayam goreng kecap. Neng Zahra harus makan yang sehat-sehat yah biar debay nya juga sehat didalam". Zahra mengangguk terkekeh pelan sebab Bu idah sudah mulai juga mengatakan 'debay'.

"Ayo Makan neng, semuanya sudah siap". Mereka makan denga lahap sesekali mengobrol dan tertawa pelan.

Setelah makan Zahra ingin mencuci piring tapi Bu idah tak memperbolehkan hal itu sebab ingat kata dokter jika Zahra harus banyak istirahat, Zahra ingin protes tapi wanita paru baya itu tetap tak menerima penolakan.

Dengan lesu Zahra berjalan keuang tv dan memutar siaran secara acak, didepannya sudah ada beberapa buah dan juga jus apel yang sudah dipersiapkan oleh Bu idah. Sungguh Zahra merasa sungkan akan semua ini. Zahra takut Bu idah kecapean apalagi usianya tidak mudah lagi.

"Bu kok aku hamil nggak kayak orang-orang yah". Tanya Zahra ketika Bu idah sudah duduk disampingnya.

"Maksudnya gimana neng". Bu idah masih bigung dengan ucapan anaknya itu.

"Yah itu Bu, ngga mual, nggak pusing. Zahra merasa biasa saja hanya awalnya tadi pusing tapi sekarang normal-normal saj tu".

"Setiap kehamilan orang beda-beda neng, itu namanya neng Zahra hamil kebo"

"Ha ? Kok bisa gitu sih Bu. Jadi aku kebo Dong". Ucap Zahra pura-pura lesu.

"Bukan itu maksud nya neng, maksud ibu itu neng Zahra tida merasakan gejala apa-apa seperti pada umumnya ibu hamil. Mungkin bapak nya debay kali yang ngalamin semua itu". Zahra tercengang mendengar kalimat akhir Bu idah.

"Masa sih bi, emang ada begitu ?". Tanya ya tak percaya.

"Yah ada lah neng, coba aja di gugel pasti ada penjelasan nya". Zahra hanya manggut-manggut sesekali memasukkan buah dalam mulutnya.

"Oh Iyah neng, kok pak Nalendra tidak pernah kesini lagi yah". Tanya Bu idah yang mulai kepo.

"Ada kerjaan Bu diluar negeri makanya sampai sekarang beliau tidak pernah berkunjung ke kampung ini". Bu idah mengangguk mengerti.

"Pantas saja, mungkin pak Nalendra tidak tahu jika peneror itu kembali lagi. Dulu dia kan yang selalu menyuruh orang yang berpakaian hitam itu menjaga rumah ini".  Zahra membenarkan ucapan bu idah.

"Apa kita telepon saja yang neng jika peneror itu kembali ?".

"Jangan ah Bu, takut ganggu. Diakan lagi kerja".

Waktu peneror itu selalu meroronya Nalendra yang selalu melindunginya sampai sang peneror tak menampakkan diri lagi tapi setelah berlalu kini dia kembali lagi mungkin dia mempunyai mata-mata makanya tau jika anak buah Nalendra sudah tidak ditempatkan dirumah Zahra lagi.

Pagi harinya keadaan Zahra hanya tinggal sendiri sebab Bu idah pergi ke rumah bidan Rasti untuk mengambil beberapa vitamin.

Tok

Tok

Zahra beranjak Tampa melihat terlebih dahulu siapa yang mengetuk pintunya pikirnya itu adalah ibu idah yang sudah kembali sudah. Dengan langkah tergesa dia membuka pintu, wanita itu terkejut melihat siapa yang tengah berdiri dihadapannya kini.

Bersambung...

1
Trisna Savitri
di sini intan nya yg trllu pintar apa laki² yg trllu tolol sih ,,🤦🤦🤦
Mala Ibu'a Raline Nabila
Luar biasa
Rusti Susanti
ceritanya lumayan seru
Bola nasi
berarti si William niru kelakuan paman nya dong /Facepalm/
Ari_nurin
di novel ini jujur aku bingung dg umur masing-masing tokoh .. kayak ga nyambung gt .. tp yah dinikmati aja cerita nya 😂😂
Ari_nurin
kok ayahnya William tdk ada peran ya, justru opa nya William yg banyak peran
Ari_nurin
nah nathasa tau tdk kelakuan kakaknya spt ini.
Bola nasi
hihhh enak banget ya ngomong gitu kamu, inget zahra gak bakal maafin kamu kalo tau intan yg murahan/Smug/
Ari_nurin
kok ga ada bodyguard yg jaga ruangan Zahra ???
Ari_nurin
bosan dengan penyesalan kamu.. spt kaset rusak berulang ulang tp ga ada maknanya 😡😡 emosi aja yg didepankan a
Ari_nurin
betul banget aunty Clara.. harus lebih lama diberi pelajaran buat William..
Ari_nurin
that right .. emang ga punya malu William.. 🤨😏
Ati Husniati
Bagus thor..hapy ending..👍
Rika Baril
saya gak setuju kk kalau zahra sama willian mending sama yg lain aja yg sayang sama zahra
Rika Baril
saya gak setuju kk kalau zahra sama willian mending sama yg lain aja yg sayang sama zahra
Yuliana Homsin
Kecewa
Yuliana Homsin
Buruk
Sandisalbiah
dasar laki² munafik si Wiliam
Sandisalbiah
dan semoga saat Wiliam tau kebenaran itu, kamu tdk luluh padanya Zahra...
Sandisalbiah
manusia arogan dan tolol seperti Wiliam itu emang cocok berpasangan dgn Intan kenapa Zahra harus di selipin di antara mereka suh..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!