FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Alunan musik mengalun indah, menggema dalam ruangan ballroom hotel mewah tersebut. Para tamu undangan satu persatu mulai berdiri ketika pengantin wanita memasuki altar pernikahan.
Pengantin wanita terlihat begitu anggun jalannya, juga sangat mempesona penampilannya. Gaun pengantin warna putih gading dengan ekor panjang terseret mengikuti setiap langkah kaki jenjang dan elegan itu. Semua orang tidak menyadari kalau dibalik gaun pengantin itu bukan pengantin wanita yang sesungguhnya. Lara White sejak tadi merasa tidak tenang. Wajah cantiknya di tutup dengan tudung putih pengantin, jadi tidak ada yang menyadari kalau dirinya menjadi pengantin pengganti di pernikahan tersebut.
Lio tersenyum penuh kebahagiaan. Dia berdiri dengan gagahnya sembari menatap pengantinnya yang tengah berjalan ke arahnya.
Dari arah lain, ada Carlos berjalan mendekati putranya. Carlos membisikkan sesuatu yang membuat wajah Lio seketika menegang, dan diselimuti amarah yang begitu besar. Mungkin Carlos memberitahukan perihal kaburnya Sierra dari pernikahan tersebut.
"Daddy harap kau tetap melanjutkan pernikahan ini, demi nama baikmu, dan nama baik keluarga!" Carlos memberikan ketegasan pada putranya, agar tidak emosi yang mengakibatkan nama baik keluarganya tercemar karena masalah ini.
"Tapi, Dad--" Lio seolah tidak diberikan kesempatan untuk melayangkan protes. Ucapannya langsung di sela ayahnya.
"Daddy tahu kau emosi, tapi tahan semua itu!" tegas Carlos seraya menepuk pundak putranya beberapa kali sebelum beranjak dari sana. Kemudian Carlos memberikan selembar kertas kepada pemuka agama. Raut pemuka agama juga tak kalah terkejut ketika membaca tulisan di kertas tersebut. Dia berdehem pelan, kemudian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ballroom hotel tersebut di mana para tamu undangan sangat antusias menyaksikan prosesi pernikahan yang sakral.
Kedua mata Lio memerah. Tidak ada lagi kebahagiaan di wajah tampannya. Rahangnya mengeras, sorot matanya yang tajam memancarkan amarah yang begitu besar. Yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah kenapa Sierra kabur dari pernikahan? Terlebih lagi pernikahan ini sudah direncanakan serta di siapkan jauh-jauh hari.
Sungguh! Hati Lio terasa seperti dicabik-cabik. Sakit ... sangat sakit sekali rasanya. Rasanya dia ingin berteriak, membubarkan pernikahan ini, dan ingin mencari keberadaan Sierra, tapi dia tidak bisa melakukan itu semua. Kedua kakinya terpaku di sana, dan mengharuskannya tetap di sana untuk melanjutkan pernikahan ini dengan terpaksa.
Kedua kaki Lara telah sampai di ujung altar. Dia berhadapan dengan Lio yang tampak dingin menatapnya. Ludahnya tertelan kasar, mengalir di tenggorokan. Rasanya dia hampir tidak bisa bernafas ketika melihat pria yang selama ini di cintai dalam diam akan menjadi suaminya. Ada sedikit perasaan bahagia di dalam dada, karena akan menjadi istri Lio. Tapi, dia masih sadar diri akan posisinya. Tidak mungkin Lio menerimanya begitu saja.
Janji suci pernikahan akan dimulai. Prosesi pernikahan itu berjalan sebagaimana mestinya, akan tetapi ketika pemuka agama menyebutkan nama pengantin wanita menimbulkan pertanyaan dan kebingungan para tamu undangan.
Bagaimana bisa nama pengantin wanita berbeda dengan yang tertera di kartu undangan?
Kedua orang tua Sierra sama terkejutnya. Dan parahnya mereka baru diberitahu kalau putri mereka telah kabur dari pernikahan ini. Mereka menahan rasa malu yang begitu besar karena ulah Sierra, dan buru-buru meminta maaf atas masalah ini kepada keluarga besar Eugino. Mereka juga mengatakan kalau sama sekali tidak mengetahui kaburnya Sierra. Padahal sebelumnya Sierra sangat bahagia dengan adanya pernikahan ini. Entah apa yang membuat Sierra kabur.
Lara dan Lio telah resmi menjadi pasangan suami istri setelah mengikrarkan janji suci.
"Agar pesta pernikahan ini sempurna, pengantin pria di persilahkan untuk ..." pemuka agama menjeda kalimatnya. Menarik nafas panjang sebelum melanjutkan, "pengantin pria di persilahkan untuk mencium pengantin wanita."
Suara tepuk tangan dari para tamu undangan terdengar hambar. Para tamu undangan bertepuk tangan sambil saling pandang. Menerka-nerka apa yang sudah terjadi hingga membuat pengantin wanita digantikan dengan wanita lain.
Jantung Lara berdetak sangat cepat. Wajahnya pias ketika Lio membuka tudung pengantinnya yang menutupi wajah cantiknya.
Kasihan dia hanya jadi pemuas nafsu Logan aja
Dan Logan akan dijodohkan dengan anak Dana Leo